Zen memaki seseorang yang tengah berlari di hadapannya karena terkesan lemot. "Lari buruan, yaelah lemot banget sih," katanya.
Leon mengeluh, "Ini udah yang paling kenceng, gue capek."
Langkah kaki yang berlari dengan cepat guna menghindari para penggemar ERLANGGA ARTERIO RAFANDRA, sebut saja dia Elang, pemeran utama dalam cerita ini, sudah menjadi rutinitas sehari-hari bagi para sahabatnya. Mereka berlari secepat mungkin melewati gang sempit, dan langkah kaki mereka yang menyeruak hingga ke penjuru komplek sudah tidak asing lagi bagi warga yang tinggal di sana.
Kebanyakan dari para penggemar yang mengejar Elang adalah kaum hawa, mulai dari remaja, ibu-ibu, hingga nenek-nenek tua. Tidak dapat disangkal bahwa Elang menjadi kejaran kaum hawa karena kegantengan yang dimilikinya. Bahkan nenek-nenek tua pun tak mau ketinggalan mengejar Elang, walaupun sulit untuk bernafas. Dengan sisa tenaganya, mereka berlari berharap agar bisa memeluk Elang, si pria tampan. Bukan hanya di kompleknya, Elang kerap menjadi bahan kejaran saat di sekolahnya juga.
"Elang, berhenti. Mau minta foto aja kok."
"Elaaannggg."
"Eelaaannggg."
Semua berteriak memanggil sang pemilik nama tersebut. Elang beserta kelima temannya berlari sekencang-kencangnya. Saat ini mereka mencari tempat yang aman untuk bersembunyi. Gang yang sempit membuat semuanya sedikit kesulitan untuk berlari. Usaha mereka untuk menghindari para penggemarnya lumayan berhasil karena penggemar Elang tertinggal jauh di belakang.
"Ngumpet, buruan ngumpet disana aja. Dijamin aman." Teriak Tata.
"Yakin?" Balas Elang.
"Gak usah banyak mikir, buruan!" Dengus Leon.
Suara itu terdengar lagi, menandakan bahwa penggemarnya sudah mulai mendekat. Tak banyak berfikir, akhirnya ia memutuskan untuk bersembunyi sesuai yang diarahkan Tata.
Semua orang melompat ke sebuah lubang yang tidak terlalu dalam namun cukup untuk dibuat tempat persembunyian mendadak. Dengan terpaksa, mereka bersembunyi di sana. Semua menutup hidung karena tempatnya sangat bau dan kotor. Meskipun begitu, mereka harus menahannya untuk beberapa menit.
"Tadi bukannya lewat sini ya, kok ilang sih. Ayo cari lagi, Bu. Saya pengin banget minta foto."
"Gantengnya meresahkan banget sih!"
"Yasudah, ayo kejar keburu jauh. Kayaknya lari ke arah sana." balas gadis yang memakai baju merah tersebut.
Dengan sangat yakin, akhirnya mereka berlari kembali. Elang beserta temannya masih diam di lubang tersebut karena belum berani keluar. Takut jika masih ada beberapa orang yang masih berdiri di sekitar sana. Selang beberapa detik, ada suara langkah kaki yang mendekati lubang itu, sepertinya itu salah satu penggemar elang. Mampus, mereka bisa ketahuan.
"Husstt." Zen berdesis mengisyaratkan supaya mereka semua diam.
Langkah kaki itu semakin mendekat...
Brush! Seseorang membuang sampah tepat di dalam lubang yang sedang dijadikan tempat persembunyian mereka. Beberapa kantung sampah mendarat mulus di kepala mereka, badannya kotor dan bau. Ingin berteriak tapi takut jika ketahuan. Sampah itu telah mengotori tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOST WANTED (SUDAH TERBIT)
Fiksi RemajaBased on true story!!! Seorang pria tampan bernama Elang yang selalu menjadi bahan kejaran para penggemar wanita, meskipun dia bukan seorang artis. Elang memiliki penampilan yang menawan dan karisma yang kuat, yang membuat banyak wanita terpesona ol...