Chapter 2

1.1K 123 5
                                        

Nie Huaisang saat ini sedang berada di depan pintu aula, di dalam itu ada sang dage dan kekasihnya, MengYao. Pemuda itu menatap pintu itu cemas. 

Nie Huaisang mencoba untuk menguping pembicaraan dua orang pria didalam sana.

Tapi entah mengapa kualitas pintu aula ini sangat bagus, membuat Nie Huaisang tidak bisa mendengar apapun dari dalam.
Ruangan itu kedap suara.

Pemuda manis itu menghela napas, dia hanya bisa berharap jika MengYao mampu meluluhkan hati kakaknya. 

Nie Huaisang memilih untuk beranjak pergi dari depan pintu itu, tapi baru beberapa langkah dia berjalan. Pintu aula itu terbuka karena seseorang terlempar dari dalam.

Jantung Nie Huaisang berdetak kencang karena ketakutan saat melihat MengYao lah yang terlempar dari dalam aula itu.
Ketika dia bermaksud menghampiri MengYao, Nie Huaisang melihat sang kakak berjalan keluar sambil memegang Baxia. 

Melihat itu Nie Huaisang hanya bisa diam di posisinya, dia tidak boleh memperumit keadaan MengYao. 

Nie MingJue menatap tajam pria muda yang sedang mencoba bangkit dari posisinya.

“Berani sekali kau mengatakan itu padaku.” 

MengYao yang berhasil bangkit berdiri tampak memberikan pembelaan.
“Nie Zhongzhu, dengan kepingan Segel Yin di tangan Xue Yang. Kita bisa mengalahkan Wen RuoHan.”

Nie MingJue menjadi berang mendengar perkataan MengYao. “Sampai mati pun aku tidak akan menyentuh benda terkutuk itu. Memusnahkan benda itu adalah satu-satunya cara mengalahkan Wen RuoHan bukan dengan memanfaatkan nya.” 

MengYao sudah akan membalas lagi tapi terhenti saat melihat salah satu murid sekte Nie berlari dengan tergesa-gesa kearah mereka.

“Nie Zhongzhu.” Ujar pria itu terengah-engah.

“Ada apa? Kenapa berlari seperti itu?” tanya Nie MingJue.

“Nie Zhongzhu, gerbang depan Bu Jing Shi diserang orang dari Sekte Wen.” Mendengar sekte terkutuk yang dibencinya, wajah Nie MingJue mengeras.

“Siapa yang memimpin mereka?” tanyanya lagi.

“Putra kedua Wen RuoHan, Wen Chao. Dia yang memimpin kelompok itu.” 

Nie MingJue mengeratkan pegangannya pada gagang Baxia, tanpa sadar membuat aura kebencian dari diri Nie MingJue masuk kedalam Saber itu.

Dengan cepat Nie MingJue melesat ke bagian depan gerbang Bu Jing Shi untuk menghabisi Wen Chao. Sepertinya putra kedua Wen RuoHan itu ingin menyusul kematian kakaknya.

MengYao di tinggalkan begitu saja, pria muda itu menyentuh tubuh bagian dada dan punggungnya. Tendangan Nie MingJue memang tidak main-main, di tambah lagi benturan punggungnya dengan pintu aula itu.

MengYao merasa tubuhnya remuk. ‘Sepertinya ada tulang ku yang remuk.’ Pikir pria itu. 

Dia bahkan tidak menyadari Nie Huaisang yang mendekat kearahnya. Hingga sentuhan pemuda itu membuat MengYao sadar, dia terkejut melihat Huaisang ada di dekat aula ini.

“A-Sang, apa yang kau lakukan disini?”

“Aku khawatir Yao-gege.” 

MengYao mencoba tersenyum kendati tubuhnya sakit bukan main. “A-Sang, aku tidak apa-apa.”

“Bohong, jelas-jelas dage melemparmu keluar dari aula itu.” 

MengYao terdiam, ternyata Nie Huaisang melihat dirinya terlempar keluar tadi.

Love you Hate youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang