Cahaya matahari masuk dari celah ventilasi udara di ruangan Wen RuoHan dan mengusik istirahatnya. Perlahan dia membuka matanya dan cahaya langsung menyapa mata indah itu.
Wen RuoHan ingat, semalam Nie MingJue datang ke ruangannya ini dan kembali menyiksanya. Pria itu menunduk untuk melihat luka nya, sedikit mengernyit saat mendapati obat di lukanya terlihat lebih tebal dari yang biasanya.
‘Mungkin tabib itu sedang berbaik hati.’ Pikirnya.
Pintu terbuka dan seperti biasa, seorang pelayan mengantarkan makanan untuk Wen RuoHan. Pria itu hanya diam dan menatap pelayan itu menaruh makanan di meja.Setelah kepergian pelayan itu, Wen RuoHan masih diam sambil menatap makanan tersebut. Tiba-tiba dia tidak berselera untuk makan. Wen RuoHan menatap kearah cahaya di ruangannya.
Wen RuoHan berpikir sampai kapan dia akan menjalani hidup seperti ini. Tidak akan ada yang menyangka kalau hidup seorang Wen RuoHan akan se-menyedihkan ini.
Luka yang di dapatnya dari MengYao tidak bisa sembuh dengan mudah karna aliran qi nya ditutup.Wen RuoHan tidak ada ubahnya dengan penduduk biasa, ditambah dengan penyiksaan yang diterimanya dari Nie MingJue. Membuat luka itu semakin sulit untuk sembuh.
Nie MingJue, nama itu selalu tergiang di pikirannya. Karena perasaan yang dimilikinya pada pria itu, Wen RuoHan rela jadi menyedihkan seperti ini.
‘Apa tidak ada lagi kesempatan untukku membuktikan diri padamu, Nie MingJue?’ tanyanya dalam hati.
Setelah selesai dengan pemikiran nya, Wen RuoHan mengambil nampan tempat makanan nya di sajikan. Setidaknya dia harus mengisi tenaga untuk menghadapi siksaan Nie MingJue.
Wen RuoHan duduk di pembaringan sambil mengernyit bingung karna sudah dua hari ini Nie MingJue tidak datang melihatnya. Pria itu terus berpikir tentang alasan Nie MingJue tidak lagi datang menemuinya.
“Apa dia sudah tidak peduli aku mati atau masih hidup di dalam ruangan ini?” tanya nya pada diri sendiri. “Tentu saja, siapa yang mau melihat kondisi ku yang menyedihkan ini. Sekarang aku tidak bedanya dengan pengemis di jalan sana.” Jawabnya sendiri, Wen RuoHan menunduk untuk melihat penampilannya.
Jubah sekte Wen masih di pakai olehnya dengan noda darah yang melekat membuat penampilannya yang selalu sempurna menjadi sangat berantakan. Benar-benar tidak menarik.
Tanpa diketahui oleh Wen RuoHan, ternyata Nie MingJue tiap malam hari selalu datang menemuinya. Disaat dia terlelap, Nie MingJue akan mengobati luka tusukan yang ada ditubuhnya.
Kenapa Nie MingJue sembunyi-sembunyi menemui Wen RuoHan?
Ini karna Nie MingJue tidak tau bagaimana berhadapan dengan Wen RuoHan setelah mendengar penjelasan sang adik. Satu hal yang selalu terngiang di pikiran Nie MingJue.Benarkah Wen RuoHan tidak bermaksud mencelakai ayahnya?
Seperti malam-malam sebelumnya, Nie MingJue kembali menyelinap ke ruangan Wen RuoHan. Hanya di temani oleh cahaya rembulan, Nie MingJue mengoleskan obat itu pada luka Wen RuoHan. Luka itu sudah mulai mengering, terlihat jauh lebih baik.
Setelah mengobati luka itu, Nie MingJue menatap Wen RuoHan yang sedang tidur. Matanya meneliti jubah yang sudah terkena darah mengering dan juga bekas sobekan-sobekan. Mungkin Nie MingJue akan menyediakan jubah yang layak untuk dipakai Wen RuoHan.
Tanpa di sadari Nie MingJue, Wen RuoHan mengerjap-kerjap kan kelopak matanya. Mencoba mengenali sosok besar yang menghalangi cahaya bulan ke wajahnya. Wen RuoHan sadar jika itu Nie MingJue.
“Nie MingJue?”
Nie MingJue kaget saat mengetahui Wen RuoHan terbangun. Pria tersebut langsung berdiri, hendak keluar dari ruangan itu tapi tangan Wen RuoHan menahan jubah nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love you Hate you
FanfikceSummary: Wen RuoHan tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Kenapa semua hal yang berhubungan dengan Nie MingJue sanggup membuat otak cerdasnya menjadi tumpul? Hanya untuk mendapatkan kembali tatapan itu, Wen RuoHan bahkan rela menjadi seorang K...