Found It

56 10 6
                                    

Chapter Two — "Found It"
Written by Neonlovescake

•・•・•・•・•・•・•・•・•・•・•・•・•・•

Hembusan angin pergantian musim di sore hari itu menggerakkan helai rambutnya, menerpa wajahnya yang rupawan. Sambil masih memerhatikan hamparan taman bunga kecil yang ada dihadapannya, secangkir teh hangat kembali diteguk olehnya. Menghangatkan tenggorokan yang sempat mendingin karena telah mengeluarkan uap es berkali kali. Matanya menutup, menyesapi kehangatan teh yang ada di dalam mulutnya lalu meneguknya perlahan. Membiarkan kehangatan mengalir hingga kerongkongannya.

"Haah.." Uap dingin kembali terlihat sesaat setelah ia menghembuskan napas.
"Sudah musim dingin ya..." Ia bermonolog pada dirinya sendiri. Ya, musim dingin akan datang. Halloween di musim gugur baru saja berakhir sekitar dua bulan yang lalu. Tentu saja udaranya menjadi semakin dingin.

"Tuan muda Jack."Atensinya teralihkan oleh sebuah suara lembut yang sangat dikenalnya. Suara seorang wanita muda yang baik hati. Emily Dyer, sang dokter pribadinya. Ia mengalihkan perhatiannya kearah suara yang memanggilnya, dan mendapatkan Emily yang tengah berdiri menghadapnya dengan jarak 3 meter.

"Ada apa Emily?" Jack bersuara dengan lembut.
"Ah.. tidak ada apa apa. Aku hanya ingin kembali memastikan kesehatanmu. Ini sudah minggu kedua kau melarikan diri dariku tuan."
"Begitukah?" Jack pun membuat pergerakan untuk menyuruh sang dokter mendekat. Ia menggerakkan tangannya, menyuruh Emily mendekatinya. Emily yang mengerti pergerakan itu hanya menghembuskan napas pendek sebelum akhirnya mulai melangkah lebih dekat ke arah Jack
"Tuan, tolong pergi ke kamar. Kita akan segera melakukan pemeriksaan."
"Hoo.. tumben sekali kau sopan denganku Emily. Biasanya juga aku dimarah-marahi."
"Tuan, kumohon. Jangan memulai perdebatan yang tidak perlu, cukup pergi ke kamar sekarang juga." Mulai kesal, Emily pun sedikit meninggikan nada bicaranya. Nampaknya sang dokter juga lelah dengan sikap Jack.

Yah dia harus memeriksa Jack. Karena Jack sering meminum alkohol tanpa tau batasan, terkadang kesehatannya bisa memburuk drastis jika ia tidak mengatur kadar alkohol yang diminumnya. Ayolah, dia masih berumur 21 tahun. Sangat tidak lucu jika seorang Jack yang terkenal itu mati muda hanya karna alkohol.
"Kau menyuruhku ke kamar? Apa kau menggodaku Emily?" Jack menaik-turunkan alisnya sambil tersenyum ganteng.
"Cukup Jack. Aku tidak akan mamaksamu lagi untuk pemeriksaan selanjutnya." Emily berbicara dengan nada yang terdengar kesal. Jack memang terkadang hobinya membuat orang naik darah. Sudah baik dihormatin dan diperlakukan baik, tetapi malah di goda dan di jahili. Tentu saja itu membuat sang dokter menjadi marah.

"Eee.. jangan gitu dong Emily. Aku kan tadi cuma bercanda (*'∇`*) "
"Sekarang, bisakah kau ke kamar?"
"Iya iya, dasar nenek nenek" Jack mengecilkan suaranya diakhir kalimat, lalu kembali menyeruput teh miliknya yang mulai mendingin. Menghabiskan sisanya hingga mencapai dasar cangkir.
"Kamu bilang apa barusan Jack?"
Jack menaruh kembali cangkirnya "nenek Emily"

Dan Jack berakhir diseret ke kamarnya oleh Emily setelah mendapat tamparan dipipi kanannya.

°°°°

Esoknya, Jack pergi ke studio Joseph pada siang hari. Saat ditanya Emily ingin pergi kemana, Jack menjawab bahwa ia ingin menunjukkan desain model yang telah ia gambar untuk Joseph. Alasan seperti itu sudah cukup untuk membuat Emily percaya dan tidak perlu khawatir. Emily dan Joseph sudah saling mengenal satu sama lain. Jadi mudah baginya untuk menghubungi Jack jika Jack sedang tidak bisa dihubungi. Yah terkadang dokter muda itu lebih terlihat seperti ibu daripada dokter bagi Jack. Ia rasa Emily terlalu berlebihan padanya. Jack pernah sekali berteriak pada Emily, tapi itu sama sekali tak meruntuhkan tekad sang dokter untuk tetap melindungi Jack.

"Aku sudah memasuki kepala dua Emily! Aku bukan anak-anak lagi! Berhentilah mengkhawatirkanku seperti bayi yang baru saja lahir!"

Pada akhirnya Emily hanya menghela napas dan membiarkan Jack melakukan apa yang ingin dilakukannya.
Tadinya Emily adalah salah satu dokter yang pernah merawat ibunya saat sakit dirumah. Karena ibunya tidak ingin rawat inap di rumah sakit, kepala rumah sakit merekomendasikan Emily untuk pergi merawat dan bertanggung atas kesehatan ibu Jack. Tetapi setelah itu, Emily malah dipindahtugaskan dan akhirnya di pekerjakan oleh ibu Jack menjadi apoteker mereka sekaligus dokter untuk keluarganya. Tetapi setelah ibu Jack meninggal, Emily langsung ditugaskan untuk menjadi dokter pribadi putranya.

Kätzchen [CatNaib x Jack]Where stories live. Discover now