Chapter 1

1.5K 134 12
                                    

Pria bersurai platina itu dengan tenang dan percaya diri masuk ke dalam lobby hotel tersebut. Dentuman stabil langkah kakinya tenggelam dalam ramainya celotehan orang-orang dan pekik gembira anak-anak kecil yang berlari melewatinya. Mengamati dengan manik sewarna kecubung, ia mendapati suasana di sekelilingnya ramai dengan orang-orang yang hendak menikmati liburan musim panas dengan bermalam di jantung ibukota. Bibir tipis semerah ceri itu diam-diam menyeringai kecil meremehkan.

'Lucu juga untuk berpikir ia dapat berposisi aman dengan bersembunyi di keramaian semacam ini.'

Baekhyun masuk ke dalam lift yang penuh dengan concierge dan keluarga kecil beranggotakan dua pasang wanita dan anak mereka dengan rambut pirang dikuncir dua serta menggenggam boneka unicorn erat dalam dekapannya. Memencet tombol lantai teratas, ekor mata Baekhyun memastikan tak ada alat pemantau dalam bentuk apapun di dalam lift itu.

Keluarga tadi turun di lantai 24, lima lantai sebelum destinasi Baekhyun berada. Setelah membalas lambaian tangan si gadis kecil, Baekhyun memeriksa waktu pada jam perak murni yang melingkar di pergelangan tangannya. Tepat 40 menit sebelum tengah malam, persis waktu dimana ia menyanggupi kontrak kerjanya untuk menuntaskan pekerjaan.

'Mari menyelesaikannya kali ini dengan cepat, aku belum menamatkan serial favoritku.'

Lagi-lagi Baekhyun membatin dan mempersiapkan dirinya untuk menuntaskan pekerjaan malam ini. Ia telah melakukannya ratusan kali, Baekhyun sendiripun bersikap seakan ia hanya mampir sebentar untuk menyesap segelas kecil martini, bukan untuk mengorek habis informasi dari targetnya, atau malah menghabisi nyawanya.

Dentuman music house yang sangat keras menyapa gendang telinganya setelah pintu lift terbuka. Ia telah sampai di lantai 29, lantai tertinggi hotel ini dengan fasilitas VVIP berupa rooftop bar, 24 jam live music club serta puluhan ruangan kelas suite. Baekhyun membiarkan feromonnya menguar, wangi manis khas tubuhnya berupa notes neroli dan sekelebat stroberi. Ia memastikan agar tak mengeluarkannya terlalu banyak demi mencegah perhatian yang tak ia perlukan. Yah, meskipun tanpa feromon pun tubuh seksinya dapat dengan mudah melucuti perhatian para dominan kurang belaian.

Beberapa pasang mata memandanginya lapar, bahkan seorang alpha menghentikan grinding-nya hanya untuk memberi suilan mesum saat Baekhyun melewatinya di atas lantai dansa, menggeram rendah dan mengeluarkan feromonnya. Jalang yang tengah ia mainkan segera melempar padangan penuh cemburu pada sang Honeytrap.

Baekhyun lewat dengan acuh tanpa sedikitpun meliriknya, dalam hati mengernyit jijik mencium feromon yang tak menggugah hidung bangirnya. Dengan angkuh ia berjalan menembus club dan menuju area kamar.

Melenggang melewati resepsionis, Baekhyun mendapati area kamar dijaga oleh sekurang-kurangnya 3 security guard, sudut-sudut lorongnya dilengkapi CCTV yang Baekhyun yakini hanya mampu menangkap gambar monokrom.

Beberapa tamu datang dan meminta asistensi security guard tersebut, menyisakan satu yang Baekhyun pilih sebagai batu loncatannya. Menjilat bibirnya sensual dan menguarkan feromonnya, omega tersebut berjalan dengan binal mendekati beta kekar tersebut.

Menyingkap sedikit cropped jacket kulit dari bahunya, Baekhyun menubrukkan tubuhnya ke sang security guard, salah satu tangan mulusnya membelai pipi beta tersebut.

"Aku ingin ke kamar 2906," bisik Baekhyun mendayu.

Sang security guard menelan ludahnya kasar, menelantarkan etos kerjanya saat tangan kekarnya dengan berani turun mengelus pinggang Baekhyun.

"Tentu saya bisa mengantarkan, apabila Anda memiliki kartu–"

Baekhyun memotong ucapannya dengan kikik kecil yang terdengar binal, semakin mencondongkan tubuhnya dan membawa tangan kekar tersebut ke pinggulnya, tepat di atas belahan ranumnya berada.

The Honeytrap [CHANBAEK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang