Chapter 4

852 117 20
                                    

Seketika, para jutawan di lelang tersebut menunjukkan tanda-tanda keracunan, mengeluarkan busa dari mulutnya bahkan beberapa langsung tumbang. Para jalang yang telah mereka beli-pun mengalami hal yang sama, beberapa yang masih sadar menjerit melihat pemadangan horror di depan mereka.

Lebedinsky segera berpaling saat mendengar pecahan gelas di lain tempat, disana terkapar rekannya Shvernik dengan busa keluar dari mulutnya, salah satu jalangnya dengan panik berusaha melepas rantai yang mengikat kalung di lehernya.

"Apa-apaan yang telah terja–" omongan host lelang tersebut terputus saat lehernya tercekik erat oleh seutas pita, kedua ujungnya dipegang oleh omega yang baru saja ia beli.

"A-agh.. apa–" Lebedinsky berusaha berteriak dan meronta, tapi simpul khusus yang mengikat lehernya tak membiarkannya. Baekhyun tersenyum nyalang, dengan mirisnya omega tersebut masih duduk di atas pangkuannya.

"Bukankah aku sudah bilang, malam ini akan menyenangkan?" Baekhyun tertawa senang mengamati wajah Lebedinsky yang mulai membiru kehabisan napas.

Seketika, Baekhyun meraih sebuah pistol yang tergeletak di atas meja di dekatnya dan spontan menembaknya ke balik punggungnya, tanpa melihat dapat sukses mengenai sang juru lelang yang hendak menyergapnya dari belakang.

Tangan kirinya masih mencekik erat Lebedinsky dengan pita, dan sudut matanya menangkap seorang peserta lelang yang setengah sadar berusaha menggapai pintu keluar. Dalam sekali tarik, peluru segera menembus kepalanya.

"Hebat juga ia bisa bertahan dari racun yang kusisipkan di wine mereka."

Mengecek kekacauan di sekelilingnya, Baekhyun mendapati semua peserta lelang telah mati keracunan, meninggalkan ruangan dalam keadaan sepi dan kosong.

"A-akh," Lebedinsky, dengan sisa kekuatannya masih mencoba untuk bernapas. Baekhyun menelengkan kepalanya dengan imut, tampak polos dan tidak berdosa.

"Kenapa, Sladkiya? Ahh, aku yakin kau pasti tak sabar mencicipi analku, hmm?" ejek Baekhyun dengan Bahasa Russia. Lebedinsky memelototkan matanya sebisa mungkin untuk menunjukkan kemurkaannya.

"Tapi sayang sekali, aku tidak dibayar untuk mengorek informasi darimu. Jadi, sudah saatnya kau berpisah dengan jalang manismu ini. Baka-baka!" setelah mengedipkan matanya genit, Baekhyun menarik pelatuk pistolnya dan meledakkan kepala Lebedinsky, membuat darah terciprat mengenai mukanya sendiri.

Membuang pistolnya ke sembarang tempat, Baekhyun turun dari pangkuan Lebedinsky dan meregangkan tubuhnya yang terasa kaku.

Sambil bersenandung pelan, ia naik ke atas podium dan pergi ke balik panggung.

Tidak ada siapa-siapa.

Tiba-tiba telinganya menangkap suara deru napas seseorang, dan mendapati sekitar 10 jalang yang belum terjual; mereka adalah jalang kualitas tinggi yang disatukan dalam sangkar raksasa berbentuk seperti kendang burung. Baekhyun menghampiri mereka dan sontak menangkap sorot ketakutan di wajah cantik para omega tersebut.

"Pergi kemana staf-staf lelang lainnya?"

Dengan takut-takut, salah seorang di antara mereka menjawab.

"Semuanya melarikan diri lewat pintu belakang, hanya kami yang tersisa."

Baekhyun mengedikkan bahu cuek, toh yang berusaha melarikan diri lewat pintu keluar ujung-ujungnya akan menemui maut di tangan kedua tukang pukul yang ia pinjam dari Phoenix.

Baekhyun kembali ke tempat lelang, ia mulai merasa kedinginan karena berjalan kesana-kemari tanpa sehelai pakaian. Ia pun berusaha mencari handphone, atau alat komunikasi apapun untuk menghubungi Jongin.

Setelah mengorek-ngorek kantong beberapa peserta, ia pun menarik keluar sebuah handphone keluaran terbaru, dan menghubungi Jongin dengan nomor yang telah ia hapalkan.

"Kim Jongin? Ini Byun. Kerjaan yang kau berikan sudah kuselesaikan. Dua orangmu bisa masuk area lelang sekarang. Kau juga, cepatlah datang dan bawa bayaranku. Dan jangan lupa bawakan mantel Balenciaga adibusana yang kemarin diluncurkan, aku kedinginan disini."

Tanpa menunggu balasan Kai, Baekhyun mematikan teleponnya. Ia pun berusaha mengenakan jas yang dimiliki seorang penawar yang mati keracunan, setidaknya ia tak perlu bertelanjang bulat lama-lama.

Satu pintu keluar di ujung Lorong terbuka, dan masuklah dua tukang pukul Phoenix yang ia tugaskan berjaga di sekitar area lelang. Keduanya mendobrak pintu dengan kasar seraya mengokang senjata di tangannya, posisi waspada.

"Semuanya sudah mati, tak perlu waspada begitu." Seru Baekhyun acuh.

Keduanya menganga menatap korban-korban yang memenuhi ruang lelang, dan bergidik ngeri membayangkan semua ini dilakukan oleh hanya satu orang omega.

"Anu, Letnan Kai mengatakan bahwa ia sedang dalam perjalanan kesini,"

"Wah, pangkatnya Letnan?" tanya Baekhyun sambil menyeringai, menatap tukang pukul Phoenix yang agak takut-takut itu.

"Eh, iya, Letnan adalah satu dari tangan kanan Tuan Muda Phoenix,"

"Ahaha! Sudah kuduga ia bukanlah anggota biasa." Gumam Baekhyun.

Satu tukang pukul lain kembali setelah ia mengecek keadaan di luar.

"Letnan Jongin sudah datang," diikuti Jongin yang datang membawa beberapa anak buahnya. Tanpa berkata apa-apa, pemuda tan tersebut menyodorkan mantel yang telah dijanjikan pada Baekhyun.

"Semuanya mati?"

"Tentu saja, toksin dalam wine mereka cukup kuat dan tidak akan ada jantung manusia yang sanggup menahannya. Oh iya, 10 jalang omega kualitas terbaik masih aman tak tergores sedikitpun di belakang panggung. Harga mereka cukup mahal, jadi apabila boss-mu ingin menambah koleksinya atau menjualnya lagi, kalian bisa ambil dengan harga bayaranku 3 kali lipat. Bagaimana?" tanya Baekhyun.

"Kalau kami tidak mau?"

"Akan kubunuh mereka semua untuk menghilangkan jejak," Baekhyun angkat bahu. Bagaimanapun juga, para jalang tadi sudah melihat mukanya bukan? Itu bisa menjadi sumber informasi yang berbahaya bagi karirnya. Honeytrap itupun segera mengambil rifle dari salah satu anak buah Kai dan menuju ke podium.

"Baiklah, akan kami ambil. Seungsik, siapkan mobilitas untuk jalang-jalang itu, atur agar mereka sampai ke bisnis milik Phoenix. Dan Baekhyun-ssi, aku tidak membawa bayaranmu sekarang." Kata Kai hati-hati, disambut dengan sorot mata Baekhyun yang bertanya-tanya.

"Father sendiri yang akan membayarmu setelah engkau bertemu empat mata dengannya."

"Oh? Apakah pemimpin agung Phoenix membutuhkan service extra? Tapi tentu, bawa aku ke markasmu dan aku akan mengambil gaji 3 kali lipatku." Seringai Baekhyun seduktif.

"Humph, mulutmu masih sama dengan terakhir kita bertemu rupanya. Kuperingatkan saja ya, ia sudah bersumpah mati dengan Eomma, jadi apabila kau menyentuhnya seujung rambut saja, kau akan dihabisi." Kata Kai dengan nada kaku, yang malah disambut kekehan omega di hadapannya.

"Baiklah, baiklah. Senang mendengar bahwa family bonding keluarga mafia Phoenix bukan sekedar omong kosong. Ah, dan aku tak sabar bertemu dengan Omega pujaan hatimu, jadi mari kita bergegas."

"Oi!! Dasar omega binal, awas saja nanti!"

"Siapa itu omega pujaan hatimu Letnan? Ah, jangan-jangan–"

"K-kau! Akan kuhabisi bila membuka mulutmu lebih jauh lagi!!"

[][] 

Terima kasih bagi yang telah membaca, vote, serta comment dari work ini! :"

Setelah minggu penuh ujian, akhirnya update lagi _:('' ):

Kritik dan Saran selalu dinantikan~ ('ω')

The Honeytrap [CHANBAEK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang