• BINDER •

102 7 4
                                    

' Bicara soal hati itu memang sulit, karna apa? Hati itu satu hal yang paling jujur.

Kalo ia sudah berani berbohong, maka setiap keadaan adalah dusta. '

Masih dengan warna langit yang sama, hanya beda tempat saat menatap langit, halwah kira hanya di Stasiun Duri saja, langit memberi sensasi warna mendung. Ternyata disini juga.

Halwah baru saja mengambil ponsel nya namun ojek langganan nya ternyata sudah tiba tanpa harus ditelfon, hihihi. Romantis sekali, ia sudah berdiri tepat dihadapan halwah dengan senyum cerah nya, halwah jadi terkikik geli sendiri melihat orang itu memberi senyum.

" Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh huwaii. " sapa orang itu dengan senyum lebar nya

" Waalaikumsallam warahmatullahi wabarakatuh " balasnya lalu mengulurkan tangan nya menandakan ingin salaman.

Orang itu menanggapi nya dengan menjulurkan tangan nya kearah halwah, lalu tiba-tiba tangan nya beralih ke kepala mengacak kerudung nya pelan.

" ih kebiasaannnn, huh " kesalnya lalu menyambar tempat duduk dibelakang orang itu.

" dasar, huwai marah-marah gajelas "

" bawel, cepet pulang galaknya " dengan nada sok marah, padahal kamu gak bisa marah kan waa, ngaku aja deh, hayo ngaku, wkwkwk.

" ah tau gini gak usah jemput, nyesel " balas orang itu sambil memberi helm ke halwah di belakang nya dan menunggu halwah memakai helm itu.

" astagfirullah, gak boleh nyesel tau jemput anak manis " gertak nya dibuat-buat.

Orang itu yang mendengar nya hanya terkekeh lalu mulai mengendarai motornya. Dari jauh beberapa meter dari halwah, ada seseorang yang memperhatikan keduanya dengan seksama, dengan raut wajahnya yang memang datar, ia melirik sebentar kearah tangan nya yang memegang sebuah buku bersampul maroon dan bertali coklat, bindernya. miris banget ditinggal, ujarnya dipikiran.

Ia memang berniat mengejar dua orang tadi yang sempat ia perhatikan untuk mengembalikan binder itu, iya, gue harus mulangin nih binder ke tuan nya, sepakatnya dalam hati, lalu dengan tergesa ia menaiki motor nya dan mengendarai dengan segera, orang itu berhasil dengan pedal gas nya yang sudah hampir ketinggalan jauh, dengan hati-hati ia mengikuti kemana arah motor itu pergi, langit sudah sangat terlihat gelap, mungkin sebentar lagi akan adzan maghrib. Dan benar saja saat di pertigaan lampu merah pasar lama terdengar suara adzan dari masjid agung yang terletak tidak jauh dari sana, gerimis air hujan juga sudah rintik-rintik.

Ia memarkirkan motornya di tempat yang sudah disediakan, lalu bergegas mengambil air wudhu, ia liat juga dua orang tadi berhenti ditempat yang sama, mungkin dia bisa balikin binder itu kepada si ikhwan yang membonceng pemilik binder nya kali yah, ide bagus, pikirnya.

Dua rakaat tahiyat masjid, tidak pernah terlewatkan itulah kebiasaan orang-orang yang tau amalan apa yang mereka sering kerjakan, dalam sebuah hadis mengatakan shalat tahiyatul masjid disyariatkan pada setiap saat, ketika seseorang masuk masjid dan bermaksud untuk duduk didalam nya. Ini merupakan pendapat Imam Syafii dan Imam Ahmad bin Hambal, yang dikuatkan oleh Ibnu Taimiyah, Ibnu baz & Ibnu Al Utsaimi. -rahimahullah

Setelah melakukan Dua rakaat tahiyat masjid mungkin bisa disambung dengan sunnah rawatib atau duduk menunggu iqomah, begitulah yang biasa orang lakukan dengan kebiasaan mulia nya.

Jam menunjukkan pukul 19.40 orang yang berniat mengembalikan binder itu sampai lupa dengan niatnya sangkin lama nya ia beramalan, karna yang biasa ia lakukan setelah sholat maghrib tidak meng jamak isya, dan tidak pula langsung pulang, ia lebih senang menunggu sampai adzan isya dan langsung sholat dimasjid yang sama, baginya rindu pada Allah harus ia lakukan pada setiap perdetiknya, ia berfikir ketika telah selesai sholat maghrib mungkin ia bisa bergegas pulang dan saat mendekati isya ia bisa mencari masjid dan berhenti pula di tempat itu untuk melaksanakan sholat isya, tapi tidak untuk nya, dia tidak mau terburu-buru untuk beranjak dari masjid itu demi mentuntaskan segala kerinduan nya, ketika orang itu memakai sepatu ia keingat dengan benda yang ada ditas nya, pas ia buka benar masih ada ditempat yang sama, astagfirullah sampe lupa buat balikin nih benda, ucapnya dalam lirih. Lalu kalau udah begini ia harus apa? Selain membawa pulang benda bersampul maroon itu. Bisa ia cek siapa tau ada alamat nya, fikirnya. Setelah memakai sepatu nya ia langsung bergegas untuk pulang.

RIGHT, YOU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang