five~

15.1K 873 19
                                    

Budayakan tekan bintang setelah membaca ya.😘
Maafkan typo.
.
.
.

😘Maafkan typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading.
.
.
.
.

Sily menatap Davina dengan wajah bingung. Gadis itu masih tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Davina. Menikah? Dengan Daren? Yang benar saja. Sily memang polos, tapi bukan berarti ia tidak tahu apa itu menikah. Bagaimana bisa gadis seusianya disuruh menikahi pria yang hampir menginjak 30 tahun. Dan lagipula, Sily tidak terlalu mengenal Daren. Ia tidak ingin menikah dengan pria yang tidak ia kenal.

"Sily gak mau!" tolaknya sambil memalingkan wajah dari Davina.

"Bukannya Sily sayang Mama Brenda?" tanya Davina.

"Iya, tapi Sily tetap gak mau menikah sama Om Dokter!"

Davina tersenyum. Ia mengerti alasan kenapa Sily tidak ingin menikah. Tapi siapa yang bisa menolak ketampanan seorang Daren?.

"Padahal, Om Dokter baik, pintar masak, banyak uangnya. Om Dokter juga ganteng. Ya, kan?"

Apa yang dikatakan Davina memang benar. Daren itu sempurna. Tapi masalahnya Sily tetap tidak mau menikah. Jika ia menikah, ia akan teelihat tua dan tidak muda lagi. Sily juga tidak mau jadi bahan ledekan teman-temannya jika mereka tahu ia menikah tiba-tiba. Bagaimana reaksi Amey dan Irga? Sily bisa di wawancara tujuh hari tujuh malam. Membayangkannya saja Sily merasa ngeri.

"Sily dengerin aku," kata Davina sambil menggengam tangan Sily. "Aku tahu mungkin pernikahan ini tiba-tiba. Tapi, Sil ... Cuma kamu satu-satunya orang yang aku percaya bisa jadi istri Kak Daren. Selama ini Kak Daren selalu menutup hati. Dia bukan tipe pria yang mudah jatuh hati. Aku selalu pengin lihat Kak Daren menikah. Dia selalu kesepian, gila kerja, dan gak pernah urus diri sendiri. Dia gak peduli dengan orang selain pasiennya. Aku cuma mau Kak Daren punya seseorang disisinya."

Sily menundukkan wajahnya. "Kenapa harus Sily? Banyak cewek di luar sana yang lebih baik buat Om Dokter."

Davina tersenyum. "Karena kamu Silyka. Aku tahu kamu istimewa."

💚

Daren duduk di balkon kamarnya sambil meminum segelas susu hangat yang dibuatkan Davina. Ia merenung agak lama. Hanya suara angin malam dan beberapa serangga yang terdengar. Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya. Davina masuk membawa makan malam yang tidak sempat dimakan Daren tadi. Ia menghampiri Daren dan menaruh nampan itu di meja, lalu gadis itu duduk di kursi sebelah.

"Makan dulu!"

"Iya, nanti aja."

"Kak Daren-"

OM DOKTER (Pindah ke DREAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang