four~

14.5K 873 22
                                    

Budayakan tekan bintang setelah membaca, ya.
Maafkan Typo.😉
.
.
.
.
.

Sily mengedarkan pandangannya menyusuri sudut rumah mewah yang kini ia pijaki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sily mengedarkan pandangannya menyusuri sudut rumah mewah yang kini ia pijaki. Begitu besar seperti Mall menurutnya. Sily bahkan tidak pernah membayangkan akan tinggal di rumah sebesar ini. Baginya, rumah Irga yang paling besar. Tapi rumah ini tiga kali lipat lebih besar dari rumah Irga.

"Selamat datang di rumah keluarga Lemuel, Sily."

"Iya, Tante-Mama. Sily datang dengan selamat, kok." Daren yang mendengar itu hanya bisa menahan tawanya. Astaga, kenapa bisa ada spesies sepolos Sily di dunia ini?.

Sily mengikuti Adel menuju lantai dua. Adel mengantar Sily ke kemarnya. Sily begitu takjub melihat kamarnya yang lebih besar dari ruang tamu di Apartmen Daren.

"I-ini beneran kamar, Tante-Mama?"

"Iya, sayang. Kamu gak suka? Atau mau ganti kamar lain?" tawar Adel yang mengira Sily tidak menyukai kamar yang ia siapkan.

"Bu-bukan gitu, Tante-Mama. Tapi apa gak kebesaran? Sily, kan, kecil. Kalo sebesar ini mah buat satu kelas Sily."

"Tapi Tante-Mama gak punya kamar yang lebih kecil. Ini udah paling kecil. Lebih besar punya Daren."

"Kamar Om Daren lebih besar?"

Adel megangguk, membuat Sily semakin dilanda penasaran. "Sily boleh ke kamar Om, gak?"

"Boleh. Kamar Daren ada di sebelah kamar kamu." Adel menunjuk sebuah pintu putih yang tak jauh dari pintu kamarnya. Gadis itu berjalan cepat menghampiri pintu kamar Daren dan membukanya. Melihat Sily masuk ke dalam kamar, Adel tersenyum senang. Ia mengintip dari balik pintu. Adel bisa melihat Sily sibuk mengagumi kamar Daren, kemudian berbalik pergi.

Sily melihat-lihat kamar Daren mulai dari tempat tidur king size, balkon kamar yang dilengkapi kursi dan meja, serta sebuah meja kerja disudut ruangan. Tidak banyak barang yang ada di kamar sebesar itu. Sily sedang melihat foto-foto Daren yang terpajang di tembok. Disaat bersamaan, pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Daren yang baru saja selesai mandi. Hanya berbalut handuk dibagian bawah dan membiarkan dada bidangnya terekspos. Daren terkejut mendapati Sily ada di kamarnya. Ia menutup dadanya dengan tangan, meskipun ia tahu Sily telah melihatnya bertelanjang dada.

"Kamu ngapain di kamar saya?!"

Berbeda halnya dengan Daren yang terkesan heboh, Sily terlihat biasa saja. Ia tidak mempermasalahkan Daren yang hanya berbalut handuk dan bertelanjang dada.

"Sily lagi lihat kamar Om. Kenapa? Gak boleh? Tante-Mama izinin Sily lihat, kok."

"Bu-bukan gitu. Tapi saya kan lagi gak pake baju."

"Emangnya kenapa? Sily udah biasa," katanya enteng. Tentu saja Daren membulatkan matanya. Bagaiamana bida gadis sepolos Sily bilang dia sudah terbiasa melihat pria bertelanjang dada? Astaga, sebenarnya Sily makhluk macam apa?.

OM DOKTER (Pindah ke DREAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang