AUTHOR : ANYA / APHRODITE_THEMIS
GENRE : FANTASY
RATE - M
Warning : JANGAN BIASAKAN CUMA NGINTIP!
.
.
1569 - PRANCIS
"Hanya ada 1 cara kau bisa menyelamatkannya."
Sosok ramping berambut pirang yang sedang terisak sedih itu sontak memalingkan kepalanya,"Katakan!" desisnya dingin seraya menatap tajam wanita berkulit hitam yang berdiri diam disudut kamar mewah itu. "Aku akan melakukan apapun!" tambahnya tegas meski dia bisa merasakan genggaman pada jemari tangannya tiba-tiba saja menguat.
"Aku tidak bisa membiarkanmu mati. Tidak sekarang!"
Hero of Westcliff menepis kasar airmatanya. Pria muda berusia 23 tahun itu tergesa berdiri dan menghampiri pelayan yang selalu menjadi orang kepercayaannya. "Bagaimana caranya? Cepat bicara!" Hanya dengan melihat sorot mata Maura yang berkilau aneh, seperti menyimpan keraguan dan setitik ketakutan, sebagian hati kecil Hero tahu apapun cara itu, pastilah sangat menakutkan.
"Yang Mulia, aku..." Seraya menahan ketakutannya yang sudah menyelimuti dirinya, Maura melirik sekilas pada sosok rapuh yang sudah berminggu-minggu berbaring lemah di ranjang mewah yang dihiasi kelambu indah itu. "Lupakan saja. Itu hanya legenda kuno yang selalu diceritakan bibi buyutku dulu." Akhirnya hanya itu yang bisa dikatakan Maura sebelum menundukkan kepalanya.
Harapan yang memenuhi hatinya setelah mendengar kata-kata Maura tadi sontak menguap dan itu mendorong Hero meremas kuat bahu kurus pelayan. "Bohong! Kau pasti tahu sesuatu dan cepat katakan padaku!" bentak Hero yang mulai kalut karena jika prediksi dokter benar, maka orang yang dicintainya tidak akan bertahan melalui besok malam.
Tidak mau membuat keributan mendorong Hero menarik nafas panjang dan mengendalikan dirinya,"Katakan atau kupastikan seluruh keluargamu dihukum tembak!" ancamnya dingin dengan tatapan tajam pada Maura yang langsung terkesiap pelan.
Untuk sesaat Maura Cortez menyesali mulut besarnya. "Soul exchange." Gumamnya lirih, hampir tak terdengar karena jantungnya sudah berdebar kencang saat membayangkan apa yang akan terjadi karena kebodohannya yang tak termaafkan ini.
Bibir merah Hero terkatup rapat. Sebenarnya dia tidak mengerti. Apapun caranya, dia tidak boleh meninggalkanku!, batin Hero penuh tekad. Perlahan tangannya beralih menggenggam kuat kalung berbandul hati yang melingkari lehernya. "Jelaskan padaku." Tuntut pria muda yang terlihat sedikit pucat itu dengan nada yang semakin dingin.
"Itu ritual kuno suku gypsy,"
Tubuh Maura menggigil bahkan hanya dengan memikirkan kembali cerita menggerikan yang selalu membuatnya takut itu. "Mungkin hanya legenda, tuan muda." elaknya cepat seraya tersenyum gugup sebelum terdiam saat melihat mata Hero yang sudah menggelap.
"Baik...Baiklah!" Susah payah dibawah tatapan penuh intimidasi tuan muda yang dilayaninya sejak kecil Maura menepis ketakutannya dan berusaha bicara dengan suara yang lebih tenang. "Bangsawan Jung akan selamat jika kita melakukan ritual penukaran jiwa. Untuk itu, anda harus mencari tubuh baru untuknya. Seorang pria harus mati menggantikannya!"
Kedua kaki Hero tiba-tiba saja terasa lemas, dia hampir jatuh jika Maura tidak segera menahannya kuat. Penukaran jiwa? Tubuh baru? Apa maksud semua itu? Benarkah ritual itu bisa menyelamatkan bangsawan tampan yang sedang terbaring lemah dan menatap nanar kearahnya. "Siapa yang bisa melakukan ritual itu? Bawa orang itu padaku!" Hero yang bahkan tidak pernah membunuh seekor serangga pun hampir tidak percaya dia baru saja memberikan perintah tergila dalam hidupnya.
"Akan segera hamba lakukan, Yang Mulia."
.
.
Pria muda yang terlihat sehat dengan tubuh tinggi itu terbaring dengan mata terpejam diatas meja panjang yang sekelilingnya dipenuhi lilin putih. Disisi lainnya, seorang pria berusia akhir 30-an juga sedang terbaring lemas dengan wajah pucat pasi dan mata redup yang mulai kehilangan sinarnya. Perlahan tapi pasti aura kehidupan seperti menguap dari tubuh kurus yang dibalut setelan mewah itu.
"Hero..."
Panggilan lemah itu mendorong Hero yang sedang menatap serius semua benda aneh yang sedang dipersiapkan wanita tua berjubah hitam itu teralihkan. Sambil tersenyum tipis, dia mendekati ranjang berkelambu itu,"Jangan khawatir. Semua akan baik-baik saja dan saat bangun nanti, kau akan bersamaku lagi. Kali ini untuk selamanya!" bisiknya lembut seraya meremas ringan jemari dingin yang dulu selalu memeluk hangat dirinya.
Hatinya teriris-iris melihat sosok tinggi besar yang dulunya penuh semangat harus berbaring lemah dan merenggang nyawa karena wabah yang sedang melanda Prancis. Tidak! Meski yang dilakukannya salah dan berbahaya, Hero tidak akan pernah mengubah keputusan yang sudah diambilnya. Ritual kuno itu akan dilakukan meski bangsawan Jung menolaknya!
"Ini salah...Kau tidak..."
Hero menggeleng kuat. Dia tidak akan menyerah. Semua sudah disiapkan dan tidak peduli seberapa mahal pun yang akan dibayarnya, bangsawan Jung harus hidup. Walau dalam tubuh pria lain yang sedang terbaring diam disana. "Kau mencintaiku, bukan?" Anggukan samar itu cukup memuaskan Hero yang sudah kembali tersenyum kecil. "Kalau begitu, diam dan kita selesaikan ritual ini." Ujarnya singkat, arogan seperti biasanya.
"Yang Mulia, semua sudah siap...."
Perlahan Maura menyentuh ringan bahu Hero yang sedang menatap lembut pria berwajah aristokrat yang sudah terlihat kesulitan untuk bernafas itu. "Ritual akan dimulai tepat saat bangsawan Jung menghembuskan nafas terakhirnya." Bisiknya lirih seraya mengalihkan pandangannya dari sorot tidak setuju dimata bangsawan yang selama beberapa tahun ini menjadi kekasih Pangeran Hero.
"Baik, lakukan!"
.
.
NOTE AUTHOR : Ini aslinya hanya 2 chapter singkat dan sudah selesai. Tapi, sisanya gk sempat edit. Lagi rindu banget Jejung menjadi tokoh dalam story gw lagi. Temanya mungkin sedikit aneh tapi ini karena tiba-tiba saja gw teringat salah satu komik yang pernah gw baca dulu banget.
Jangan cuma diintipi ya, tinggalkan jejak juga!
Suka gk? JJ makin cakep ya 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK MAGIC
Short StoryPada abad ke- 14, hampir seluruh daratan Eropa dilanda wabah yang menyebabkan ratusan ribu orang meninggal. Ketakutan akan kematian membayangi hati semua orang, tak terkecuali para bangsawan yang sibuk melakukan segala cara untuk menyelamatkan diri...