AUTHOR : ANYA / APHRODITE_THEMIS
GENRE : FANTASY
RATE - M
Warning : JANGAN BIASAKAN CUMA NGINTIP!
.
.
"Sudah 2 hari Yunho tidak pulang. Kau tahu dimana dia?"
Mariko Katsume hanya mengangkat bahunya acuh dan kembali sibuk dengan setumpuk jadwal pianist muda yang memang tidak memberinya kabar 2 hari ini. Sepertinya dia tidak akan bertemu lagi dengan pria yang terlalu banyak bermimpi dan sudah dibutakan perasaan semu itu. Sayang sekali, padahal Mariko cukup menyukainya.
"Jangan mondar-mandir didepanku." geramnya kesal pada Jun, sahabat Yunho yang terlihat sedikit cemas itu. "Dia bukan anak kecil lagi. Tidak perlu terlalu khawatir!" tambah Mariko cepat saat menyadari ekspresi muram Jun yang tiba-tiba saja sudah menatapnya tajam.
Berteman sejak kecil di panti asuhan membuat Jun tahu Yunho tidak mungkin menghilang tanpa kabar. Sahabatnya itu hampir setiap hari menghubunginya. Menceritakan apapun masalahnya, termasuk perasaan tidak masuk akal yang selama ini disimpannya untuk sepupu Prof. Jung yang punya paras seindah malaikat itu, Kim Jaejoong.
"Tapi, itu tidak biasanya." Sanggah Jun tajam karena dia merasa wanita yang terlihat sibuk dihadapannya tidak peduli dengan kekhawatirannya. "Yunho selalu menyempatkan hadir dalam pesta ulang tahun Mrs. Woo, tapi kali ini dia bahkan tidak bisa dihubungi." Dengan penuh emosi Jun berteriak kasar. Dia takut dan yakin sekali sesuatu sudah terjadi pada sahabatnya.
Sambil meletakkan berkas yang sedang dibacanya, Mariko berdiri dan membalas tatapan marah sahabat Yunho yang bisa membawa masalah ini dengan malas. "Mungkin dia sedang berlatih? Kami akan berangkat ke Wina beberapa hari lagi. Itu konser besar dan tidak boleh ada kesalahan sekecil apapun!" Mariko juga memberi penekanan pada setiap katanya dan berharap itu akan cukup memuaskan Jun, setidaknya untuk saat ini.
"Aku akan mencarinya lagi, tapi ingat, beritahu aku jika dia menghubungimu!" desis Jun dingin seraya berbalik dan meninggalkan ruangan itu. "Ya Tuhan, semoga Yunho baik-baik saja." Doanya dalam hati seraya mengusir semua pikiran buruknya.
Setelah memastikan pintu ruang kerjanya sudah kembali tertutup rapat, Mariko menghela nafas panjang dan memejamkan matanya. Berusaha menenangkan dirinya sendiri. "Selamat tinggal, Jung Yunho. Aku juga akan merindukanmu." Gumam wanita itu begitu lirih tepat saat ponsel dimejanya bergetar samar.
"Persiapkan semua, Mariko. Jangan meninggalkan jejak!"
Sesuai dugaannya. "Aku mengerti, dokter." Seru Mariko datar dan sedikit menggigil takut kala mendengar suara tawa Xiah of Westcliff yang kekanakkan namun berjiwa iblis itu.
Dengan tatapan yang menggeras, Mariko mulai melakukan bagiannya setelah mendapat perintah tegas tadi. Menghubungi media dan membuat laporan jika Prof. Jung baru saja menghembuskan nafas terakhirnya. Sang professor memang sudah lama sakit dan tak seorang pun akan merasa curiga dengan berita kematiannya ini. Semua sudah diatur dengan rapi, seperti biasanya.
.
.
TWO DAYS AGO
Jemari panjang yang mulai bergerak samar itu diikuti tarikan nafas kuat dan erangan tajam yang membuat Hero tergesa berlari kearah ranjang yang dikelilingi ratusan lilin. Tanpa ragu digenggamnya erat tangan pianist tampan yang masih memejamkan matanya itu. Bibir merahnya juga terus merapalkan sebaris mantra yang sudah ribuan tahun dipelajarinya sejak mereka melakukan ritual pertama di Prancis.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK MAGIC
Short StoryPada abad ke- 14, hampir seluruh daratan Eropa dilanda wabah yang menyebabkan ratusan ribu orang meninggal. Ketakutan akan kematian membayangi hati semua orang, tak terkecuali para bangsawan yang sibuk melakukan segala cara untuk menyelamatkan diri...