15

2K 216 15
                                    

"Azi, ayo lek uwis! Sudah jam 7 malam ini!"

Azizil yang diburu-buru oleh Bundanya segera merapikan kembali kemejanya.

"Iya Bun! Habis ini turun!"

Setelah berteriak seperti itu —tidak sopan memang, Azizil langsung menghembuskan napas. Tarik napas dalam, lalu menghembuskannya lagi.

"Ya Allah, ini beneran Azizil mau ngelamar cewek Ya Allah?"

"Aziziil!"

"Iyaaa Bun! Azizil turun!"

Setelah mendapat panggilan lagi, Azizil akhirnya mengunci pintu kamarnya, lalu turun menuju ruang tengah. Sudah banyak keluarga besar Azizil yang menunggu disana.

"Ayo le. Sudah siap?"

"Insyallah Yah. Tapi Yah,"

Ayah Azizil menautkan kedua alisnya, "Kenapa Zi?"

"Azizil deg-degan banget e, Yah. Takut gak diterima."

Ayah Azizil tersenyum, lalu memegang bahu anak bungsunya.

"Diterima atau enggaknya, itu urusan nanti. Yang penting sekarang kamu berani menyampaikan niat baikmu."

Azizil menghembuskan napas lagi, lalu tersenyum.

"Wes, kamu nggak usah nyetir, aku wae. Mesakke wong gek deg-degan kon nyetir." (Trans: Udah, kamu nggak usah nyetir, aku aja. Kasian orang lagi deg-degan disuruh nyetir.)

Azizil tertawa pelan, lalu mengangguk menanggapi pernyataan si sulung Malik. Setelah itu, semua keluarga Azizil masuk ke mobil, dan jalan menuju ke arah rumahmu, untuk melamarmu pastinya.

✈️

"Jadi kamu bisa janji apa dengan saya?"

"Maaf Yah. Azi mboten saget janji. Tapi Insyallah, Azi berusaha bakalan buat Ashlynn menjadi istri sholehah, serta akan Azi beri kebahagiaan dunia,"

Ayah Hadi tersenyum mendengar penuturan tegas dari seorang Azizil. Ashlynn  se-daritadi hanya menunduk, menahan tangis haru dengan kedua tangan yang digenggam oleh kedua adiknya, Chalya. 

"Tapi kalau misal Mas Azi nyakitin mbak gimana? Aku nggak rela lho mas."

Azizil tersenyum, "Mas Azi nggak akan menyakiti Mbak Ashlynn, Dri. Kalau semisal amit-amit emang iya, Mas akan berusaha sekeras mungkin buat memperbaiki semuanya."

"Kalau Mas Azi nyakitin mbak, Mas Azi berurusan sama kita!"

Semua orang—kecuali Ashlynn tertawa kecil. Ashlynn kemudian tersenyum malu, sembari ia mengeratkan genggamannnya kepada adik perempuannya itu, membuat si kecil mengaduh. 

"Mbak kenapa kenceng sih? Sakit ini tanganku," bisik Chalya kepada Ashlynn. Namun Ashlynn mengabaikan perkataan adik bungsunya itu.

"Kalau Ibu sih, tergantung Ayah. Kalau Ayah iya, ya Ibu juga iya."

"Gimana nduk?"

Ashlynn mendongak menatap Ayah Hadi, lalu menatap Azizil. Dan bodohnya, Ashlynn baru sadar malam ini Azizil tampan sekali. Kalau biasanya tampan, maka malam ini Azizil tampan sekali.

"Bismillah. Ayah, Ashlynn terima lamaran Mas Azi."

Hadi mengangguk, "Tu le, sudah diterima kan? Dah nggak usah grogi lagi,"

My Sweet Captain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang