.
Jaejoong tengah melipat bajunya saat deru mobil terdengar di depan rumahnya. Ialu ia bangkit dan berjalan keluar.
Jaejoong membuka pintu dan tersentak kaget melihat sosok pria tinggi berwajah datar tengah menggantung kepalan tangannya seolah hendak mengetuk pintu.
"Ah!"
Serunya seraya mundur selangkah."Anda.. Siapa?"
Tanya Jaejoong sambil menatap namja itu intens." Jung Yunho"
"Lalu.. Ada keperluan apa?"
Jaejoong menatap Yunho menyelidik, sementara Yunho menatap Jaejoong kian datar.'Apa dia benar - benar tak mengingatku?'
"Boleh aku masuk?"
Jaejoong menatap pria itu ragu, namun beberapa saat kemudian ia menggeserkan tubuhnya dan mempersilahkan Yunho masuk.
Mereka duduk berseberangan, namun manik musang Yunho menatap intens perut Jaejoong. Jaejoong yang melihat hal itu reflek memeluk perutnya protektif. Yunho terkejut sesaat, namun kemudian wajahnya kembali datar.
"Ada keperluan apa Tuan Jung?"
Jaejoong yang jengah dengan kebungkaman Yunho akhirnya membuka suara."Mengunjungi anakku."
Yunho kembali diam sementara Jaejoong mengerjapkan manik doe-nya bingung. Ia menoleh kanan kiri seolah mencari seseorang. Pasalnya disini hanya ada dia sendirian dan tidak ada anak kecil."Maaf.. Anak?"
Yunho tak menjawab tetapi langsung bangkit dan berjalan mendekati Jaejoong yang masih tampak tak mengerti
Pria itu menunduk hingga sejajar dengan Jaejoong yang masih duduk lalu tangan besarnya menyentuh perut Jaejoong dan mengelusnya pelan. Jaejoong terkesiap lalu dengan reflek menepis tangan Yunho. Yunho tak bergeming.
"Kau ingat sekarang?"
"K-Kau.."
Manik doe itu membulat sempurna, tangannya gemetar saat menunjuk Yunho."Ya, ini aku"
Yunho mendekatkan wajahnya, sementara Jaejoong menahan nafas saat aroma parfum menenangkan dari tubuh Yunho memasuki hidungnya lagi, aroma yang entah bagaimana membuatnya sangat nyaman dan aman persis seperti di malam itu."Kau bisa melihatku dengan jelas"
Jaejoong memalingkan wajahnya karena tidak tahan dengan aroma parfum Yunho.
"T-tolong menjauhlah dulu, Tuan Jung"
Yunho menatap Jaejoong beberapa detik, dan tanpa mengatakan apapun ia menegakkan tubuhnya dan kembali duduk ke tempatnya semula. Jaejoong menghela napas lega diam - diam.
"Err, maafkan atas tindakanku saat itu Tuan Jung. Aku memang sengaja melakukannya jadi tolong lupakan saja karena aku tidak akan meminta tanggung jawabmu jadi kau tenang saja. Aku telah memikirkannya matang - matang sebelumnya"
Yunho mengangkat alisnya.
"Tidak"
Satu kata penuh ketegasan itu membuat Jaejoong terkesiap tak nyaman. Ia mengepalkan tangannya yang sudah berkeringat dingin.'Apakah dia ingin mengambil anakku?'
Segala macam spekulasi buruk mulai mengacaukan kepalanya.
"Aku serius Tuan Jung, atau aku akan memberikan kompensasi untukmu sebagai pendonor sperma dan setelah itu kumohon anggap apa yang terjadi sebelumnya tidak pernah terjadi"
"Aku menolak"
"Tuan, sebutkan berapapun yang anda inginkan. Aku akan berusaha memenuhinya."
tangan Jaejoong mulai gemetar, begitupun suaranya. Di lihat dari sosok dan semua yang melekat di tubuh Jung Yunho adalah barang mahal yang bahkan tak pernah terfikirkan harganya oleh Jaejoong, terlalu mahal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gamophobia
FanfictionKim Jaejoong, namja korban broken home yang mengidap Gamophobia, dia ingin memiliki anak tanpa terikat sebuah pernikahan atau ikatan asmara dalam bentuk apapun.