Kamu adalah Bukti…
Dari cantiknya paras dan hati…
Kau jadi harmoni saat ku bernyanyi…
Tentang terang dan gelapnya hidup ini…
Kaulah bentuk terindah dari baiknya tuhan padaku…
Waktu tak mengusaikan cantikmu…
Kau wanita terhebat bagiku tolong kamu camkan itu…Lagu itu meluncur mulus saat dinyanyikan dengan iringan petikan gitar yang sangat alus.
Siapa lagi kalau bukan Bintang, hanya dia yang berani tampil sendirian di panggung perpisahan kali ini.
Ya, hari ini adalah perpisahan siswa kelas XII SMA HARAPAN BANGSA. Seluruh siswa diperkenankan hadir, namun ada sebagian siswa yang berpikir
“Siapa yang perpisahan sih?, kok gue disuruh dateng”
“Hari minggu itu tidur, bangun siang, jalan jalan, malah disuruh dateng ke perpisahan.”
(baru bangun) “eh ada perpisahan ya? Au ah lanjot tidor ”
Acara perpisahan sudah kelar sekitar dua jam lalu, sepulang dari perpisahan tiga serangkay mampir ke cafe mencari udara sejuk sambil ngopi bentar
“Weee kita kelas XI COOY” teriak Rio dengan mengangkat kedua tangannya
“Ko tiba-tiba gitu ya, perasaan baru kemarin gua dijailin OSIS suruh nyari ayam jantan betelor” sungut Bams
“makanya Bambang jangan suka ngeyel kalo dibilangin, kena lo dikerjain sama OSIS” kekeh Rio dilanjut mengusap kepala Bams
“kutu badak lo, anteng gak!!! Sakit anjir”
“kan bapak mengusap kepala kamu nak”
“mengusap palalo botak, lo dorong dorong pala gue” Rio mendapat pelototan tajam dari Bams
“dan satu lagi bapak gue lebih ganteng daripada lo, jangan ngarep jadi bapak gue”
“santai Bambang ja..”
Dengan sigap tangan Bams sudah hinggap di mulut Rio
“Jangan panggil Bambang ditempat umum njir, panggil gue bams” bisik Bams pada Rio namun dengan penuh tekanan
“Biar keliatan manis gitu? Ih jijik gua”
Pertengkaran mereka berhenti sesaat, ketika salah satu temannya berdiri dan melangkahkan kaki entah kemana
“Kemana Bi?” Tanya Rio
“Toilet” jawab bintang singkat
“Ikuut…” rengek Bams mendapat lirikan tajam dari Bintang
“Becanda bro maap maap” kata Bams dengan kedua tangan menyatu diangkat keatas
“Makan aja bi makan ni orang” yang diajak bicara malah sudah melenggang pergi
“diem lo teh Rio, sukurin ga didengerin”
“apa lo kotoran paus”
“lo bulu ikan”
“ulet kekek”
“gorilla berenang”
Ya ya ya….. seperti itulah kehidupan mereka bertiga. Bintang, Bams, dan Rio berteman sejak awal masuk SMP, masing masing sudah tau seluk beluk kelebihan dan kekurangan yang ada pada temannya
kecuali satu, alasan seorang Bintang putra Wirawan menjadi lebih pendiam dari sebelumnya. Yang mereka tau sifat Bintang berubah saat ia pernah kenal dengan satu wanita yang tidak Rio dan Bams kenal.
Pada saat akan mengenalkannya pada mereka seketika hari itu menjadi hari terburuk untuk Bintang
Flashback on

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Bintang
Teen FictionSeorang perempuan yang lemah fisik namun tangguh hati menunggu seorang laki-laki yang kuat fisik namun lemah hati Perjuangan keduanya, harus benar benar kuat, mereka sungguh sempurna untuk bersatu saling mengisi kekurangan dan kelebiahn yang mereka...