Bintang merebahkan tubuhnya di tempat tidur, sedari tadi yang dipikirannya hanya perempuan berkacamata itu
“Siapa dia?”
Pikirnya melayang kemana mana, tapi tujuannya hanya untuk mengingat siapa Embun itu.
Jujur Bintang sangat tidak peduli dengan perempuan selama dua tahun belakangan,
Namun tidak dengan perempuan yang satu ini. Sekarang yang ada dipikirannya hanya mengingat, mengingat, mengingat dan hasilnya tetap nihil.
“lah apa peduli gue”
Kedua teman-nya serentak menoleh
“lo peduli sama siapa???” Tanya Rio
“gue gak ngomong gitu”
“gak usah dengerin es batu main PS aja, gue gak peduli ama es” ceplos Bams
**********
Di lain tepat pada waktu yang sama. Senja telah sampai di rumahnya sekarang tepat pada pukul 09.00
“malem Bunda sayang”
“malem juga senja anak Bunda, sini duduk” instruksi Mira seraya menepuk bagian sofa yang kosong disampingnya
“kenapa Bun?”
“nak, kan Bunda udah pernah ngomong sama kamu”
“udah gausah kerja, kan Bunda masih bisa biayain kamu sekolah” ucapnya seraya tangannya mengusap puncak kepala Senja dengan lembut
“gapapa Bunda, Senja pengen belajar mandiri lagipula cafe sama rumah kita kan jaraknya deket”
“Bunda jangan marah ya, maafin Senja suka bandel” sambungnya dengan nada melemah
“Kamu ga pernah bandel sayang sana mandi, bau tau” kekeh Mira
“ih Bunda, yaudah Senja kekamar yaa, dadah”
Selesai mandi menyegarkan badan Senja atau juga bisa dipanggil Embun, ia duduk bersandar pada punggung tempat tidur
“Aku memang mencarinya, tapi aku tak tau reaksinya akan seperti ini”
“kenapa harus sekarang, aku ga siap”
“kenapa harus ketemu”
“aku capek, aku bingung, aku harus apa”
“kenapa takdir semenyakitkan ini, kenapa waktu tega mempermainkan segalanya”
Matanya enggan berkedip, ia takut pertahanan-nya runtuh sekarang tapi tekanan itu terlalu kuat, hancur sudah tembok yang ia bangun sedari tadi
Ia selalu kalah dengan perasaan,
ia selalu hancur karena hati
Tubuhnya sangat lelah hari ini,Embun tertidur dengan mata yang tetap mengeluarkan kepingan pertahanan-nya yang runtuh
***********
Minggu-minggu berlalu, dan sekarang waktunya untuk kembali kekandang buku, kembali menimba ilmu, dan siap berkutat dengan tugas
Sungguh kemalasan yang haqiqi untuk para siswa, tapi tidak untuk seorang Embun Senja Larasati
Hari ini adalah hari dimana ia akan beradaptasi dengan lingkungan sekolah LAGI
Ya karena ini bukan pertama kali lagi ia pindah rumah sekaligus harus pindah sekolah,
Bukan karena ikut sang bunda yang harus kerja keluar kota, tapi ia dan sang bunda diusir keluar dari rumah oleh Istri kedua Ayah-nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Bintang
Roman pour AdolescentsSeorang perempuan yang lemah fisik namun tangguh hati menunggu seorang laki-laki yang kuat fisik namun lemah hati Perjuangan keduanya, harus benar benar kuat, mereka sungguh sempurna untuk bersatu saling mengisi kekurangan dan kelebiahn yang mereka...