HARI YANG 'seharusnya' INDAH

608 1 0
                                    

Ku awali pagi ini dengan sebuah senyuman. Berjalan dari Rumah sialan setelah sarapan bersama orang tua sialan menuju ke sekolah sialan. Entah mengapa hari ini aku merasa sangat bahagia.. mungkin akan ada hal baru lagi ..

"hey, kawan !" sapa seorang kawanku, Rangga.

"hey.." jawabku sambil menghampirinya.

"tumben hari ini kau datang cepat. Kupikir kau adalah satu-satunya manusia yang di takdirkan untuk selalu terlambat.."

"aku tidak peduli tentang terlambat atau tidak.. yang penting aku senang.." kataku sambil duduk di sebuah bangku dan mengangkat kaiku ke atas meja.

"hahaha ! itu memang kau,,"

"GYAAA !! hari ini Adit datang cepat !!" teriak para gadis sialan yang mengaku fans berat denganku.. memangnya aku ini artis ?? hahaha.. kurasa tidak,, aku mungkin terlalu tampan.

"memangnya kenapa ?? dasar gadis-gadis bodoh,," kataku sambil berjalan meninggalkan mereka.

"waaah !! Adit bicara pada kitaa !!" ujar salah satu dari gadis-gadis sialan itu. "kata-katanya yang pedas membuatku semakin menyukainya !!"

"dasar,," kata Rangga dengan suara kecil.

"hey Ranggaaa !!" teriak seorang gadis sambil berlari mendekati Rangga. Gadis itu merupakan salah satu teman baikku dan Rangga, dia adalah Vivi.

"oh, hey.."

Aku Adit,, siswa kelas 3 SMU. Hidup bersama ibu sialan yang hobi memakai Narkoba. Sebenarnya aku muak hidup dengannya yang sok mengatur sedangkan dia sendiri tidak bisa mengatur hidupnya. Tapi, bagaimana lagi,, hanya dia yang bisa ku mintai uangnya.. aku juga punya ayah,, ayahku yang sialan itu entah masih hidup atau telah sampai di Neraka,, dia adalah seorang bangsawan yang memaksaku untuk menjadi penerusnya. 'menjadi bangsawan ??' tidak,, aku tidak akan melakukan itu.. karena hal itu, ia menjadi marah padaku sampai-sampai menyuruh anak buahnya memukuliku sampai aku mau menjadi penerusnya. Hahaha ! jelas tidak mudah mengubah pendirianku,, aku membasmi para tukang pukul sialan itu sampai tak mampu berdiri,, namun aku menghampiri ayah sialan itu dan memukulinya tanpa henti , sampai polisi datang dan masih mencariku sampai saat ini. Hey , ayolah ,, dia memang ayah yang lemah .. Pada saat itulah, ibu sialan itu membawaku pergi. Hmmm,, mungkin itu sudah 6 tahun yang lalu,, aku tidak peduli tentang hal itu lagi. Yang jelas, sekarang ini aku ingin sekali memukul ayah sialan itu.

Aku tidak mempunyai pacar.. malas rasanya,, apalagi karena tiap hari melihat gadis-gadis sialan yang kurang kerjaan itu. Katanya mereka menyukaiku karena aku tampan dan hidupku yang berbau Rock n Roll itu membuat mereka makin menggila.. hahaha... whatever,,

"A..Adit !!" teriak Vivi memanggilku " Rangga dipukuli oleh beberapa orang di gang sempit belakang Sekolah !!"

"tunggu sebentar,," jawabku sambil bergegas keluar dari rumah "ehh .. aku ikut , yaa .." bujuk Vivi

"tidak boleh , kau tinggal disini saja.. tidak sopan menontonkan perkelahian pada wanita,,"

Sesampainya aku ditempat itu, aku melihat Rangga telah bermandikan darah . ia dipukuli 6 orang pria (lebih tepat disebut pengecut) dengan pemukul besinya .

"hey, para bencong sialan !! jangan sentuh kawanku !!" kataku dengan suara lantang sambil berlari mendekati mereka . lalu , "BRUAAAKK..BRUUAAAKK !!" ku pukuli 6 bencong sialan itu sampai tidak berdaya. Hah,, mereka pikir mereka itu siapa ??

Keesokan harinya,, aku dan Rangga dipanggil oleh seorang guru olahraga. Ya ampun,, ternyata salah satu dari 6 bencong sialan itu merupakan anaknya .. dia menghakimi kami tanpa tahu apa yang terjadi.. awalnya , aku masih sabar mendengar hinaannya terhadapku .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2010 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HARI YANG 'seharusnya' INDAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang