MERAH

401 7 0
                                    

     Sejak kecil aku suka dengan warna merah. Sampai aku beranjak dewasa pun aku masih sangat menyukai warna merah. Dari hewan, mainan, makanan, minuman, bunga, dll, semuanya berwarna merah. Tapi saat aku duduk di bangku SMP, aku sungguh sangat menginginkan sekali semuanya harus berwarna merah. Semua yang terlihat di mataku harus merah. Jika tidak, aku sendiri yang akan membuat yang terlihat menjadi merah.

Akhirnya kemauanku di turuti oleh orang tuaku, kamar, kasur, lemari, pakaian, dan semua benda yang aku pakai atau makanan yang aku makan semuanya berwarna merah. Dan lama-kelamaan aku sungguh sangat terobsesi dengan warna merah. Saat aku keluar kamar atau rumah, yang aku lihat bukan merah, aku akan mengunci diri di kamar. Tidak perduli ada yang memanggil ku dari luar atau apapun itu, Aku akan tetap di dalam kamar. Walaupun aku sampai mati kelaparan.

Setelah seminggu aku ada di dalam kamar, aku ingin mencoba untuk keluar dengan diam-diam. Di dalam rumah sungguh sangat sepi tidak ada siapapun, di saat itu juga pun aku mengubah seluruh isi rumah dengan warna merah.

Semua kaca di dalam rumah aku pecahkan, barang-barang, perabotan, semuanya yang ada di dalam rumah jadi berantakan karena aku. Setelah seisi rumah aku jadikan warna merah, ada seseorang yang datang. Dia adalah kakak laki-laki ku. Aku bersembunyi agar tidak terlihat oleh kakak ku. Dia sangat terkejut melihat keadaan isi rumah menjadi berwarna merah dan berantakan. Saat kakak ku masuk ke dalam kamarku, dia tidak melihatku. Dia mulai panik dan gelisah. Aku pun keluar menunjukkan diri di depan kakak ku saat dia berbalik badan dan melihatku. Dia memeluk ku, dan aku membalas pelukannya. Tapi sayangnya wajah, tangan, celana, dan rambutnya tidak berwarna merah. Jadi, aku harus membuatnya menjadi berwarna merah. Aku menusuk belakang kepalanya dengan pisau dari dapur dan menariknya kembali. Kakak ku langsung tergeletak jatuh di pelukanku. Setelah kakak ku sudah tergeletak jatuh tidak bernyawa, aku membuat seluruh badannya dari kepala sampai kaki berwarna merah.

Aku melumuri badanku sendiri dengan darah kakak ku. Setelah selesai, aku menaruh kakak ku di kamarnya. Aku memperlakukan kakak ku seperti boneka, dia adalah boneka termanis berwarna merah yang aku miliki. Tidak lama kemudian, datanglah ayahku. Seperti biasa aku sembunyi. Ekspresi ayahku sama seperti kakak ku, dia terkejut. Sampai  pada akhirnya sama seperti sebelumnya, aku keluar di hadapan ayahku dan dia memasang raut wajah yang sangat sedih. Dan seketika ayahku mendekatiku dan memeluk ku sama seperti kakak ku. Setelah dia memeluk ku, dia berkata

"Syukurlah kau sudah kembali, ayah sangat senang sekali. Tapi, mengapa isi rumah semuanya menjadi seperti ini? Dimana kakak mu?"

Aku hanya terdiam dan menatap ayahku dengan wajah datar tanpa ekspresi.

"Kenapa kau diam saja? Apa kau tidak senang melihat ayahmu ini?"

Tanpa basa-basi dan terlalu lama, aku langsung membunuh ayahku dengan menggunakan pisau yang tadi aku gunakan untuk menusuk kepala kakak ku. Aku juga memperlakukan ayahku sama seperti kakak ku. Dan kejadian itu pun terjadi dengan ibuku, tapi beda hal nya dengan ibuku. Karena setelah dia melihatku, tanpa terlalu memandangku, dia langsung memeluk ku dan menangis tersedu-sedu tanpa henti. Tanpa disadari, aku pun ikut menangis tanpa ekspresi. Aku sama sekali tidak merasakan kesedihan.

Akhirnya, aku membunuh nya sama seperti kakak dan ayahku. Aku membunuh keluargaku dan menjadikannya seperti boneka berwarna merah, menjadikan semua isi rumah menjadi merah, dan sekelilingku pun semuanya menjadi merah. Aku merasa senang. Tetapi, sayangnya keluarga ku tidak berlangsung lama karena mereka mulai muncul warna hitam dan berbau tidak sedap.

CeRpeN HoRRoRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang