Kakak dan Kucing Kesayanganku

108 0 0
                                    

  Aku Viska adalah anak terakhir di keluargaku. Keluargaku adalah pecinta kucing kecuali kakakku yang bernama Vania. Dia selalu berdiam diri di dalam kamar dan jarang keluar. Kakakku sudah berhenti sekolah. Aku kelas 1 SMA selalu pulang sore karena banyak kegiatan, sedangkan kakakku di rumah sendirian karena ayah dan ibu selalu lembur dan pulang pagi. Vania adalah kakakku satu-satunya dan anak pertama dari ayah dan ibuku.

  Beberapa hari ini kucing di rumahku selalu hilang entah kemana. Padahal kucingku selalu berada di dalam rumah dan keluar hanya ketika di ajak jalan-jalan olehku. Sudah banyak kucing yang di pelihara keluargaku hilang secara tiba-tiba, tak terkecuali kucing kesayanganku yang bernama Molly.

  Molly adalah kucing jantan berwarna hitam putih, berekor panjang, berbulu tebal dan lebat, bermata biru dan kuning terang, dan mempunyai wajah yang imut nan lucu. Setelah satu bulan merawat Molly, tiba-tiba dia menghilang pada pagi hari. Aku berusaha mencarinya kemana-mana tetapi tidak menemukannya dimana pun. Molly adalah kucing paling terakhir yang jadi kucing peliharaan keluargaku, dan jadi kucing kesayanganku. Ketika tahu dia menghilang sama seperti kucing sebelum-sebelumnya, aku sangat sedih campur emosi. Aku tidak tahan lagi sepertinya ada kejadian aneh yang menimpa mereka, sama seperti kelakuan kakakku di tengah malam.

  Kejadian aneh kakakku yang hanya diketahui olehku adalah ketika aku begadang mengerjakan tugas sampai tengah malam. Aku sedang fokus mengerjakan sambil mendengarkan musik dengan headphone, tapi terdengar seseorang sedang tertawa kencang. Aku langsung melepas headphone ku dan ternyata memang sedang ada yang tertawa, aku keluar kamar dan mencari asal suara tawa tersebut. Ternyata suara itu berasal dari kamar kakakku. Aku mendekati pintu kamarnya untuk mengecek apa yang sedang dia lakukan.

"Kau sangat imut sekali seperti bagian dalam mu."

"Akan ku acak-acak sampai bagian dalam mu berantakan."

"Akan ku ambil dan ku pegang sampai memenuhi tanganku haha."

"Sangat imut dan indah sekali."

"Aku suka."

  Itulah yang kudengar. Membuatku sedikit terkejut dan merinding ketakutan. Karena firasatku tidak enak, aku langsung membukanya dan apa yang sedang terjadi membuatku tambah terkejut tak bisa bergerak sedikit pun. Lalu kakakku berkata,

"Hai, adikku yang manis. Tumben sekali kamu ke kamar kakak, ada apa? Mau bergabung? Aku sedang bermain dengan kucing."

  Aku sangat tidak menyangka dengan apa yang sudah terjadi. Aku ingin muntah melihatnya, sekaligus sedih. Kakakku merobek bagian perutnya, dan mengacak-acak bagian dalamnya hingga berantakan. Dan kucing itu adalah Molly. Kesayanganku. Aku sangat ingin sekali berteriak lalu menangis. Tapi aku lebih memilih pergi meninggalkannya.

"Tidak usah kak. Kakak main sendiri saja, aku mengantuk."

  Aku keluar kamar dan menutup pintunya langsung menelepon ibu dan ayah untuk segera pulang. Saat mereka pulang dan melihat kakak di kamar, mereka juga sama terkejut dan sedihnya denganku. Mereka langsung menghubungi psikiater kenalan ayah, lalu mereka membawa kakak ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) pada saat itu juga. Ternyata kakak yang selama ini, keluargaku dan aku kira tidak suka, sangat menyukai kucing. Kucing yang hilang di rumah itu semua karena kakakku yang mempunyai kelainan jiwa. Dia 'bermain' dengan kucing untuk bersenang-senang, tetapi cara 'bermainnya' itu tidak benar. Dia salah 'bermain' dengan cara membunuh, membelah perutnya, dan memutilasinya. Setelah selesai bermain dia membersihkannya seakan-akan tidak melakukan apapun. Bangkainya pun entah dibuang kemana. Ternyata setiap malam dia melakukan itu dan aku tidak mengetahuinya sama sekali.

CeRpeN HoRRoRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang