03

6.7K 52 3
                                    

Bacanya pelan-pelan biar awet:v jangan lupa vote komen ya gaes, biar semangat update.

Setelah acara hiburan selesai, mereka berdua bersiap-siap untuk meninggalkan hutan terlarang ini selamanya, karena Shikar telah berhasil memenuhi syarat yang diberikan keluarga Mehra.

Flashback off.

"kau telah melanggar semua peraturan yang ada di rumah ini, Shikar!" ujar sang ayah~Mehra.

"maka dari itu saya, akan mengirimmu kesuatu tempat. Kalau kau ingin kembali kerumah ini bawalah seorang istri kerumah ini. Setelah itu berikan aku seorang cucu. Kau mengerti putraku?"

Shikar yang masih berumur tujuh tahun, belum mengerti apa-apa, Ia hanya menurut saat sang ayah berucap. Detik itu juga Shikar pergi dari rumah besar, yang menjadi kebanggaannya, setelah pergi ia tidak bisa mendapatkan apapun yang ia inginkan secara cuma-cuma.

Tapi sayang, ia melanggar semua peraturan yang dibuat oleh ayahnya, tapi apakah pantas seorang anak berumur tujuh tahun diasingkan ke kota kecil?

Flashback onn.

Shikar membuang napasnya secara kasar, untuk menuju rumah orangtuanya, memerlukan waktu dua hari satu malam, karena jaraknya lumayan jauh. Apalagi Shikar hanya mengandalkan dua ekor kuda untuk mencapai rumahnya, ia tidak habis pikir kalau kuda yang akan ia tunggangi akan sanggup menempuh jarak yang jauh.

Semoga saja kuda yang ia latih selama ini membuatnya merasa bangga.

"kita mau kemana?" celetuk Natasha yang masih memakai baju pengantin.

"ketempat yang seharusnya." jawabnya sambil mengelus-elus kuda kesayangannya.

"hmm, Kenapa tidak kerumahku saja, kan dekat dari sini."

Shikar masih fokus dengan kedua kuda kesayangannya, lalu ia langsung menungganginya untuk segera berangkat. Disusul Natasha di sampingnya, tanpa ragu lagi. Shikar tidak ingin membuang waktu, karena hari ini hari bahagia dirinya dan Natasha.

Shikar memberi aba-aba agar Natasha yang memimpin jalannya, karena ia takut Natasha akan kabur. Natasha malang, hidupnya akan berubah setelah ia menikah dengan sosok laki-laki berjubah hitam yang kini berstatus suaminya.

"kenapa harus aku?"

"karena aku takut kamu melarikan diri honey."

"aku tidak tau jalan kerumahmu, mana mungkin aku yang di depan, seharusnya kau!"

"kau membantah perintahku?"

"kuda itu sudah paham jalan kerumahku, jadi cepat! Atau malam akan membuatmu semakin takut." lanjutnya lagi.

Natasha mengangguk patuh dan langsung pergi disusul Shikar dibelakangnya.

"kalau kau coba-coba kabur, akanku sobek bajumu secara paksa dan akanku jadikan umpan untuk menangkap hewan buas!" ucap Shikar yang berhasil menyeimbangi kuda Natasha.

Natasha menoleh lalu memasang wajah dinginnya, agar Shikar merasa bersalah atas ucapannya tadi. Ya, daripada meladeni Natasha yang labil lebih baik ia abaikan saja.

Selama perjalanan keduanya saling diam tak ada satu kata pun terucap dari bibir mereka berdua. Akhirnya, Shikar berhenti tepat disebuah perkampungan yang masih terjaga keindahannya. Ia mengulum senyum dan lesung pipinya terlihat begitu saja.

"Kau tidak ingin turun cantikku?"

"sudah sampai kah? Kau bilang masih lama, kenapa sekarang berhenti?"

"simpan semua pertanyaanmu, aku malas mendengar suara jelekmu itu. Lebih baik kau melayaniku sebagai istri."

"aku tidak mau!" Natasha menggeleng dan turun dari kudanya lalu berjalan untuk sekedar menyeder dipohon agar tubuhnya merasa baik. "aku capek, lebih baik kita tidur saja. Kau telah menyiksaku Shikar, sampai kakiku terasa sakit atas ulahmu."

Shikar mendekat dan menatap iris hitam milik Natasha"ulahku? Bukankah ulahmu sendiri? Kau berani sekali membuat diriku frustrasi hah?!"

Natasha memejamkan matanya karena tatapan Shikar sangat menyeramkan, semakin dekat hidung mereka saling bersentuhan dan Shikar menempelkan bibirnya ke bibir Natasha sehingga Natasha merasakan ada yang basah tepat diarea bibirnya. Semakin lama Shikar menerobos masuk layaknya terowongan tanpa penghuni.

Natasha berpikir sejenak cara apa agar lidah Shikar tidak bermain di dalam mulutnya?rasanya sangat menjijikan apalagi saliva yang hampir jatuh ke dagunya. Saat Shikar berusaha menerobos masuk, Natasha mengigit lidah Shikar sangat kuat, sampai pemiliknya mendesah dan tetap melanjutkan aktivitasnya.

Sial! Maki Natasha dalam hati, niatnya untuk membuat Shikar berhenti malah semakin memperdalam ciumannya. Mau tidak mau Natasha larut dalam permainan Shikar.

Setelah lima menit akhirnya Shikar melepaskan ciumannya dan menjauh dari Natasha. Kenapa masadepan yang Shikar lihat sangat mengerikan sekali? Kenapa harus seperti ya Dewa?

Shikar tidak ingin semua hal yang sudah ia susun secara apik berantakan. Shikar memiliki kemampuan yang bisa melihat masa depan seseorang. Termasuk dirinya dan juga Natasha, tapi kenapa setelah ia melihat iris hitam milik Natasha begitu banyak rintangan yang akan mereka hadapi bersama.

"kamu kenapa? Apa kamu mau ninggalin aku  disini Shikar? Aku takut disini, tempatnya gelap banget. Kalo kamu bisa baca pikiran aku pasti tau, betapa takutnya aku disini."

"dan kalo aku pulang kerumah pasti aku akan tersesat, aku mohon Shikar jangan tinggalin aku sendiri, hiks." lanjutnya, ia tidak ingin Shikar pergi meninggalkan dirinya sendiri di tempat asing ini.

"aku minta maaf, aku harus pergi." ujar Shikar lalu ia menunggangi kudanya dan pergi meninggalkan Natasha.

Natasha menangis saat kalimat terakhir diucapkan Shikar keluar dari bibirnya. Sepi, gelap, hancur dan khawatir saat ini Natasha merasakan ribuan belati menusuk dijantungnya, kenapa ia ditinggalkan ditengah perkampungan seperti ini?

Semakin malam Natasha merasa terganggu dengan suara hewan yang menakutinya, ia masih setia menunggu pulangnya Shikar. Natasha berharap Shikar akan kembali menjemputnya.

Natasha akan menuruti perintah darinya, ia bersumpah kepada Tuhan kalau Shikar tidak kunjung menjemputnya ia akan pergi dari dunia ini untuk selamanya.

Ia tidak peduli dengan orangtuanya, saat ini ia ingin Shikar kembali.

****
Tbc.

Lampung, 16 Januari 2020

Mesum HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang