Selamat Membaca :)
Gue dan Rena menaiki anak tangga yang sangat banyak satu persatu,karena menaranya sangatlah tinggi.
Di tengah perjalanan,Rena tiba tiba bersuara"Sam,capek nih.."
"Capek ya kamu?mau digendongin gak kamunya?"ujar gue menggoda Rena.
"Ahh..gak perlu Sam,aku cuma butuh waktu istirahat,bentaaar aja,gapapa ya?"
"Yaudah deh..tapi yakin nih gak mau digendong?"gue kembali menggoda Rena.
"Ihh..gak usah Sam,ngeliat muka kamu sebentar aja bisa menghilangkan kepenatan ku"
"Aw aw aw..bisa aja kamu Rena"
Rena sekali sekali ngegombalin gue,bisa bikin gue langsung tak berdaya,lemahnya gue..:(
Setelah Rena beristirahat cukup lama,kami melanjutkan perjalanan ke puncak menara.
"Sam..puncaknya udah dekat!"teriak Rena.
"Wahh..akhirnya ya Renn.."
"Iya Sam"
Setelah berada di puncak menara,Rena melihat sebotol ramuan dia atas meja kayu yang memiliki ukiran unik.
"Sam,itu bukan obat yang kamu cari?"ujar Rena sambil menunjuk ke arah botol tersebut.
"Kayaknya memang itu deh Ren"
"Langsung ambil aja Sam,supaya kita bisa cepat cepat pergi dari tempat ini"
"Hmm..kayaknya gak bakal semudah itu deh Ren,soalnya sebelum sampai ke menara ini kita menghadapi berbagai rintangan,kan gak mungkin kalau tempat yang satu ini gak ada rintangannya"
"Betul juga..terus sekarang kita harus gimana?"tanya Rena.
"Kamu tunggu aja disini,biar aku aja yang ngambil botolnya"
"Tapi kamu gapapa pergi sendiri?"
"Biasa itu cantik..keselamatan kamu nomor satu"ucap gue sambil tersenyum.
Rena membalas dengan senyuman manisnya tanpa berkata sepatah katapun.
Gue berjalan pelan pelan mendekati meja kayu tersebut dan meraba raba botol diatasnya.
"Gak ada yang aneh sih,tapi kok perasaan gue tetap gak enak ya"ujar gue dalam hati.
Gue mengangkat botol itu pelan pelan dari atas meja dan tetap tidak terjadi sesuatu yang aneh seperti biasanya.
"Ren..botolnya udah aku ambil,ternyata emang gak ada apa apa Ren,IziPizi uyy.."teriak gue dari jauh.
"Good Job Sam"
Gue langsung meminum cairan yang ada di dalm botol tersebut,dan gue langsung berjalan mendekati Rena,tiba tiba..
"Eh..kok goyang goyang gini sih padahal gak ada musik kok badan gue goyang sendiri ya,apa ini efek dari obat tersebut,apakah ini goyang kegirangan akibat pobhia gue yang sudah sembuh"
"Sam..kayaknya tempat ini mau runtuh,ayo kita harus cepat turun"teriak Rena.
Teriakan Rena tersebut sontak menghilangkan halusinasi dan imajinasi gue.
"Aduh..kayaknya iya nih Ren,kamu cepat turun ke bawah,ntar aku nyusul"
"Oke deh Sam,cepat ya..aku tunggu di bawah"
Rena berlari kebawah secepat kilat,gue juga menysusul dengan kecepatan yang tak kalah dengan Rena.
Rena telah sampai di luar menara,namun gue masih di tengah tengah perjalanan.
Goncangan yang sangat dahsyat tiba tiba terjadi,gue yang sedang berlari kilat tersentak dan tidak bisa menjaga keseimbangan.
"Ehh..kok gini sih..AAAA"
Gue terjatuh dari tangga tersebut dan menggelinding sampai kebawah menara.
"Sam..Sam..bangun Sam..kamu masih hidup kan?"teriak Rena sambil menepuk pipi gue.
"Uhuk..uhuk..ini dimana ya?"tanya gue yang sedang ling lung.
"Kamu tuh jatuh dari tangga,untung aja kamu gak apa apa"
"Kamu perhatian banget sih..cinta deh aku"rayu gue.
"Ihh..kamu Sam,udah kenak azab kayak gini masiiih aja"
"Hehehe..mau gimana lagi kan,emang begitu jalan ninjaku"
"Udah udah..kamu masih kuat kan untuk balik pulang?"tanya Rena.
"Masih dong..otot besi tulang pun besi"ujar gue dengan nada sombong.
"Kalau gitu ayok.."
"Tapi gak kuat nih berdiri sendiri.."
"Katanya otot besi,berdiri aja gak kuat"
"Hehe..besinya udah karatan nih kayaknya Ren"
"Dasar kamu..sini aku bantu"
Rena langsung menjulurkan tangannya,gue gak kalah cepat menggenggam tangan Rena yang lembut itu.
"Berat banget kamu Sam..aduh"
"Masak tujuh puluh lima kilo berat"
"Misik tijih pilih limi kili birit"ujar Rena kesal.
"Udahlah..ayok jalan,ngapain lama lam disini"ajak gue.
"Kamu tuh yang buat lama"
Gue dan Rena langsung menuju tempat vespa tercinta gue,yaitu di hutan kematian tempat awal kami berpetualang.
****
Sesampainya di sana,gue melihat vespa tercinta gue masih disana sendirian.
"Woy vespa butut masih sendiri aja nih,udah lama gue tinggalin"teriak gue mendekati vespa itu.
"Gue kangen banget sama lo vespa tercinta"ucap gue sambil mencium mencium vespa gue itu.
"Sam..kamu sadar gak sih itu benda mati?"tanya Rena sambil menepuk jidatnya.
"Hey..vespa ini lebih dari sekedar benda mati bagiku"
"Udah kayak pacar gitu?"tanya Rena.
"Bahkan udah kayak istri aku,kalau ada hubungan yang lebih dari suami istri,mungkin itulah hubungan aku dengan vespa ini"
"Kenapa kamu cinta banget gitu sama vespamu itu?"tanya Rena heran.
"Soalnya aku udah ngelewatin berbagai kejadian yang tak terlupakan dengan vespa itu,mulai ketika aku sedang berada di atas roda kehidupan sampai ketika aku berada di bawah bahkan sampai kelindes roda kehidupan itu"
"Ternyata sebegitu berartinya vespa itu ya bagi kamu"ucap Rena yang terharu.
"Ya begitulah Ren,udahlah cerita cerita vespa aku ini ya,kita balik kerumah aja lagi yok"ajak gue.
"Hmm..tapi aku masih penasaran sama obat yang kamu cari cari dan kamu minum itu"
"Oh obat itu?bukan apa apa kok?"
"Gak mungkin,pasti ada apa apa nya"
Ini kenapa Rena tiba tiba jadi pengen tau gini ya,gue kan gak enak nyeritain guna obat itu.
"Sam!jangan bengong aja,coba bilang ke aku guna obat itu,kalau kamu gak mau ngasih tau,aku pulangnya jalan aja nih"
"Jangan gitu dong,iya iya..aku kasih tau"
"Nah gitu dong"
Duhh..mau mulai dari mana gue nyeritainnya ya..
"Jadi gini Ren,obat itu gunanya....
-----------------------
*******
Yang penasaran dengan penjelasan Sam dan respon Rena,Tunggu kelanjutannya ya semua..:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pobhia "MANTAN" [END]
Teen FictionMenceritakan pemuda bernama Sam. Dia mempunyai banyak mantan tapi hanya satu yang berkenan di hati nya sampai sampai dia takut dan berubah seperti orang gila setiap kali bertemu dengan nya. Akankah Sam bisa sembuh dari pobhia nya terhadap mantannya...