Heesung sudah sampai di rumahnya malah sudah sampai dikamarnya.
Tadi memang sempat ditanya oleh orang tuanya tapi heesung kekeh ga mau kasih tau apa sebab dia jalan hingga pincang, orang tuanya pun ga mau memaksa akhirnya mereka mengalah dan membiarkan heesung saja, tapi rasa penasaran tetap ada.
Sekarang Heesung sedang bermain hp saja sambil bersender ke bagian kepala kasur, tiba tiba ada yang membuka pintu yang ternyata itu Doyoung.
"Kenapa bang?" tanya Heesung memulai percakapan.
"Nagih cerita" ucap Doyoung sembari menduduki dirinya di tepi kasur dan di samping Heesung.
"But don't you get mad, okay?" peringatan Heesung untuk Doyoung.
"Okay, I will try it" setuju Doyoung.
Akhirnya Heesung dengan terpaksa menceritakannya semua yang terjadi tadi, hingga membuat rahang Doyoung agak mengeras karna mendengar semua itu.
"I said don't get mad and don't fight please." ucap Heesung dengan penekanan disetiap kata sambil mengangkat jari telunjuknya didepan wajah Doyoung.
"Ya gimana ga marah atau kesal? dia aja gitu?"
"Ya gue tau bang, kesal boleh tapi jangan sampe lo gebukin dia atau jangan main fisik, baru masuk juga kita ya kali baru masuk langsung mama papa dipanggil? kan ga mungkin juga" kata Heesung panjang lebar yang menasehati Doyoung yang terlihat sudah sedikit terbawa emosi.
"Muka gausah ditekuk gitu udah jelek tambah jelek dasar manusia" tambah Heesung yang memerhatikan wajah Doyoung.
Doyoung yang merasa tersindir pun melihat ke arah Heesung dengan wajah datar dan menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal.
"Gausah muka datar jelek juga ga suka" tambah Heesung lagi yang membuat Doyoung menghela nafas "Iya serah lo udah" ucap Doyoung setelah itu keluar dari kamar Heesung.
"Gila" geram Heesung.
Tak disadari Doyoung tersenyum remeh setelah meninggalkan kamar Heesung dan berucap "Besok pakai jurus apa nih."
• • •
Mereka berdua ── Doyoung dan Heesung ── sedang berada di dalam mobil menuju sekolahnya.
Setelah sampai diparkiran sekolah Heesung berucap "Inget jangan berantem ga suka gue, sampe berani beraninya berantem awas aja lo" Doyoung hanya mengangguk paham, oh iya mereka membawa mobil mereka sendiri.
"Cepet bantuin sakit.." lirih Heesung yang berusaha menggerakkan kakinya, Doyoung pun turun dari kursi pengemudi dan lari ke pintu sis lainnya.
"Gendong aja" Heesung menggeleng kuat, "Taudah sini hati - hati" Doyoung menaruh tangan Heesung dipundaknya jadi Heesung seperti menggelantung setengah badan.
Mereka jalan mengarah kelas Heesung yang sudah lumayan ramai melihat somi yang berada di depan kelas Doyoung pun memanggilnya.
"Somi!!" teriak Doyoung yang sudah dekat kelas Heesung.
"Jagain adek gue selama kakinya sakit ya tolong dengan sangat itu kakinya cedera kalo pecicilan sentil jidatnya" ucap Doyoung panjang lebar dan diberi pukulam lumayan kuat di lengannya.
"Iya maaf, yaudah gue ke kelas, toling ya Somi" setelah itu Doyoung berjalan menuju kelasnya sebelumnya mengusap pucuk kepala Heesung.
"Kenapa abang lo pacar able sih kaya minta di pacarin aja" siapa lagi kalau bukan Somi yang berucap dia sambil melihat punggung doyoung yang mulai jauh.
"Terserah deh ga mau ambil pusing, bantu jalan sini" Somi membantu dan mereka akhirnya duduk di kursinya dan mengobrol sedikit hingga pelajara 1 dimulai.
• • •
Pelajaran pertama dimulai seperti biasa tak ada masalah sama sekali Heesung pun merasa tenang dan fokus karna memang dirinya sednag ingin fokus, tapi terkadang Heesung menjadi gagal fokus karna kakinya yang bisa saja tiba tiba nyeri, tersenggol Somi, terpentok meja atau kursi.
Anaknya ga bisa diam jadi maklumkan.
Pelajaran sudah selesai, guru yang mengajar tadi juga sudah keluar "kantin atau netep disini" tanya Somi ke Heesung.
"Mau ke kantin tapi agak susah gue nitip lo mau ga lo-nya?" jawab Heesung seraya mengubah posisinya menjadi mengarah Somi.
"Yaudah, Mau beli apㅡ" ucapan Somi terpotong oleh suara lelaki jangkung dari arah pintu.
"Hee..Heesung..." pria itu sudah ada di samping Heesung duduk dengan nafas yang terengah-engah, Heesung pun menenangkan dulu lelaki itu dengan mengucapkan kata 'tenang' berkali-kali.
"Doyoung... itu dia... berantem sama Jisung di rooftoop lo sekkarang kesㅡ" ucap-an lelaki itu yang diyakini Heesung adalah Jaemin anak sebelah terpotong.
"Bantu gue, sekarang kita ke rooftoop" mereka langsung menuntun Heesung pelan tapi lumayan cepat untuk menuju rooftoop.
Disana sudah lumayan ramai sepertinya hanya ada murid dan tak ada guru sama sekali dan terdengar beberapa benturan dan teriakan dari murid perempuan.
"STOP! UDAH! BUBAR SEMUA BUBAR!" teriak Heesung ke semua yang sedang asik menonton pertunjukan 'perkelahian' tersebut dan semua murid pun keluar dari rooftoop sesekali ada yang berbicara seperti 'ga asik ah' ke Heesung.
"Aduh kenapa bisa gini sih?! lo juga aduh, kekelas aja lo ntar dirumah gue obatin" ucap Heesung geram ke Doyoung, dilihat lihat rahang Heesung terlihat sedikit mengeras karna tersulut emosi.
Doyoung meninggal kan rooftoop diikuti teman temannya dibelakangnya sedangkan Heesung menghampiri Jisung yang tersungkur lemah dan sesekali meringis sakit karna luka yang cukup banyak dimukanya sepertinya ia tidak membalas tinju-an Doyoung.
"Lo gapapa?" tanya Heesung khawatir terhadap Jisung, Jisung hanya diam, "JAEMIN!, CHENLE!, JENO! SINI!" teriak Heesung memanggil tiga orang itu yang ada di belakangnya.
"Bantuin bawa Jisung ke uks nanti gue nyusul" cepar Heesung berkata dna diangguki oleh tiga orang itu, dan ia menyusul dengan Somi yang juga membantunya berjalan.
to be continued...
Halo sudah lama tak update wkwk, maaf banget aku sempet pusing mikir alur dan akhirnya stuck beberapa bulan kalo ga salah.
Aku mau tau apa masih ada yang menunggu cerita ini up?
Aku harap masih ada yang nunggu hehe, aku kalau kepikiran alur akan ku tulis deh agar aku ga merasa bersalah ninggalin book ini kkkk~
Terima kasih banyak yang sudah menunggu 🥺❤
see you 👋🏻👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Dingin || Park Jisung [ Revisi ]
Short Story❝ Gausah sok dingin kalo masih main lirik lirikan ke gue. ❞ Jung Heesung murid pindahan dari amerika yang sekarang bersekolah di korea itu bertemu dengan lelaki yang teramat dingin bahkan 'katanya' lelaki itu lah yang paling dingin dan cuek seantero...