Part 5

3 0 0
                                    

Sepulang sekolah hari jumat kami latihan untuk pentas seni sesuai rencana. Ada 2 teman ku yang bermain gitar dan satu orang lagi bermain piano. Aku sebagai ketua kelas dan Peter sebagai wakilku mengatur formasi kelas. Kami membagi formasi menjadi 2 yaitu wanita di sisi kiri dan pria di sisi kanan. Lalu temanku bella dari dance berdiri didepan untuk mengajarkan gerakan sedangkan yang lainnya mengikuti nya dari belakang.

Pak darrel dengan santai nya memperhatikan kami dengan duduk di meja depan. Berlagak sebagai penonton yang menonton kami sedang bernyanyi didepan. Beberapa kali aku melirik dia dan beberapa kali juga aku ketangkep basah sama dia.

Aku senang melihat teman-temanku yang bersemangat dengan pentas ini. Mungkin karena lagu nya singkat dan tingkah para cowo yang kocak saat menyanyikan doubling. Jadi cewe cewe juga ikutan ketawa. Setelah satu jam kami memutuskan untuk latihan sekali lagi untuk terakhir kalinya. Setelah kami selesai pak darrel memberikan standing applouse kepada kami. Dan kami jadi bersorak sorai. Aku pun juga saling bertos dengan teman-teman ku.

"Baik anak-anak terimakasih ya sudah latihan sepenuh hati. Sekarang ayo kita bereskan kelas ini terus pulang."

"Baik pak!" Kata kami lalu semua nya

Sambil membereskan meja- meja dan para pemain musik mengembalikan gitar yang dipinjam. Semuanya bercanda-canda

"Pak nanti kalau kita menang traktir ya!" Celetuk bimo
"Makan-makan kita pak."
"Traktir pizzaa!" Celetuk ku. Pak darrel langsung menatap ku dan aku juga menatap dia dengan semangat.
"Pizzaa!!"
"Pizza
"Setuju-setuju!"

"Baik-baik kalau kita menang saya traktir pizzaa!!" Kata pak darrel semangat
"Asiikkk!!l" semuanya langsung bertepuk tangan.

Aku pun juga langsung bertepuk. Merasa di perhatikan aku pun menoleh dan melihat kalau pak darrel sedang tersenyum ke arah ku. Aku pun langsung mengalihkan pandanganku.

- - - - - - - -

Hari sabtu pagi aku bangun agak siangan karena lelah. Karena resto hanya buka dari senin sampai jumat, hari jumat selalu menjadi hari teramai kami. Makanya setiap sabtu aku selalu bangun siang karena lelah. Saat aku bangun aku yang tidur di lantai 2 mendengar suara-suara di lntai bawah. Dan saat aku keluar kamar tercium harum yang kurindukan.

Aku pun segera menuruni tangga dan melihat sosok itu. Sosok yang aku rindukan setiap hari nya saat aku tidur ingin tidur. Aku memeluk nya dari belakang.
"Ayaahhh!" Kataku riangg
"Eh anak ayah udah bangun." Katanya sambil berbalik lalu balas memelukku
"Ayah kapan datangg?"
"Sudah dari jam 8. Ayo makan ayah udah masakin nasi gireng buat kamu."
Aku pun berpaling dah melihat di meja makan terdapat dua piring nasi goreng, telur mata sapi setengah matang dan segelas susu kesukaan ku.

Aku pun langsung duduk dengan ayahku dihadapan ku. Lalu aku makan dengan lahap
"Kamu kayaknya kurusan deh. Kamu pasti jarang sarapan ya?"

Aku tersenyum mendengarnya. Ayah memang selalu tau kalau aku paling malas memasak sarapan pagi dan karena itu aku hanya makan dua kali. Itu pun saat makan siang dan sebelum berangkat kerja. Setelahnya aku tidak berselera makan lagi. Atau lebih tepatnya malas makan lagi karena pasti akan cepat menghabiskan duit kalau aku makan 3 kali sehari.

"Aku kurus karena kangen ayah."
"Bisa aja kamu sayang."
"Gimana sekolah? Udah dapet banyak temen?"
"Baikk. Malah aku jadi ketua kelas yah."
"Oh iya? Bagus dong. Ayah bangga sama kamu."
"Makasih yah."
"Ayah sendiri gimana restoran ayah?"
"Masih progress sayang. Tapi pelanggan yang berkunjung sudah mulai meningkat dibanding awal."
"Bagus lah. Setelah ini ayah harus ngajak aku jalan-jalan ya."
"Iya! Ayah pasti beliin kamu novel."
"Asikk ayah emang yang terbaik."
"Tapi nanti sore temenin ayah ketemu sama temen ayah ya."
"Siap komandan. Asal ada asupan mah aku siap kemana pun ama ayah."
"Ayo dihabisin dulu."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 14, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Untold StoryWhere stories live. Discover now