Part 2

4 0 0
                                    


Aku merapikan piring yang ada diatas meja lalu menarik sehelai plastik alas meja yang kotor. Lalu mempersilahkan pelanggan berikutnya untuk duduk. Aku pun mencatat pesanan nya lalu menyampaikannya pada koki kami.


Yak aku sedang bekerja paruh waktu. Aku sedang bekerja di restoran seafood di ruko depan komplek rumah ku. Aku tau sekolah tidak mengijinkan murid nya untuk bekerja tapi apa daya jika keadaan memaksa. Ayahku sedang keluar kota untuk bekerja sedangkan ibu ku sudah lama meninggal karena sakit. Aku pun sendirian dirumah. Ayah ku jarang pulang dan saat pulang dia juga tidak terlalu membawa banyak uang karena itu aku ingin membantunya dengan kerja paruh waktu ini. Setidaknya dia jadi tidak perlu pusing dengan biaya keseharianku dan bisa fokus dengan bisnis nya yang ada di luar kota.


Rumahku berada jauh dari sekolah sehingga seharusnya tidak akan ada yang mengenalku. Ditambah restoran ini tidak terlalu ramai atau terkenal sehinga kemungkinan nya untuk didatangi dari jauh akan berkurang. Namun apa daya aku sedang sial hari ini. Saat aku keluar dari dapur dan ingin mencatat pesanan ada gerombolan anak kuliahan disalah satu meja. Dan diantaranya ada dia. Pak darrel.



- - -  - - - - - - -


Di restoran yang kecil ini hanya ada 4 pelayan sekaliagus yang mencatat pesanan. Teman-temanku sedang sibuk dengan pelanggan lain. Dan kulihat salah seorang di gerombolan itu melambai-lambai kearahku. Pak darrel juga melihat kearahku. Mau tidak mau aku pun menghampiri meja itu.


"Bisa saya bantu."

"Pesan gurame goreng, cumi goreng, kepiting rebus cah saus padang, dll."

Aku mencatat nya dengan sesama.

"Ada lagi yang bisa saya bantu?"

"Itu dulu." ucap pria klimis itu.

"Baik silahkan tunggu 10 menit pesanan anda."


Lalu aku pun kedapur dan menyampaikan pesanan.Sial semoga dia tidak mengenaliku. Dari kaca satu arah dapur aku memperhatikan gerak gerikanya. Dia sedang bercanda dengan 5 orang temannya. Sepertinya dia tidak mengenaliku.


"Woi bengong aja." Kata teman sambilnku Mira.

"Ngagetin aja lo." Kataku

"Lagian kenapa sih lu memperhatikan geromboln yang disana mulu. Suka ya?"

"Apaan sih engga lah."

"Kalo gue sih suka. Lumyan cuci mata. Akhirnya ada yang being diantara yang tua."


Aku hanya tersenyum mendengarnya bisanya memang pelanggan kami terdiri dari bapak-bapak kantoran yang kebanyakan sudah berumur atau tamu keluarga. Aku dan mira seumuran jadi sejak awal kami berdua langsung dekat saat diperkenalkan. Sedangkan 2 rekan kerja ku yang lain laki-laki ada yang kelas 2 SMA ada juga yang kuliah.


Pemilik restoran ini adalah kakek Feta. Dia sangat baik dan memang sengaja memperkejakan anak sekolah yang membutuhkan. Dia pun memang hanya membuka toko ini jam 7-11 malam saja setiap hari biasa supaya tidak mengganggu aktivitas sekolah dan liburan kami. Dia suka berkata

"Kalian masih muda, jangan disia-siakan masa muda kalian."

Dia yang sudah hidup sebatang kara pun menyayangi kami seperti cucu nya. Gaji yang diberikan pun lumayan. Aku benar-benar beruntung bisa bertemu dengannya.

Untold StoryWhere stories live. Discover now