[END] I'm the Boss Who Modified the World

Bab 92

Babak 92: Melawan Shuten-Doji!

Ketika mereka maju, mereka mengerti bahwa Shuten-doji dekat karena lingkungan semakin suram. "Shuten-doji, berikan labu hantu dan mati!"

Dengan pisau Suzaku, Hu Feng tertawa dan terus bergerak maju.

"Semua orang, menyusul, bersiaplah dengan mantra dan pesona ......"

Sumika memerintahkan onmyoji elit di sekitarnya.

Memasuki torii, yang melambangkan lingkungan suci Shuten-doji, mereka melewati tangga batu yang panjang dan Hu Feng, yang berada di depan tim, melihat Shuten-doji, yang tingginya lebih dari 30 meter.

Wajah merah, botak, rambut pendek, mata sedikit tertutup, otot peledak, tanduk di kepala, labu gelap di punggung, sepotong kulit binatang di pinggang…. .

Jelas, Shuten-doji dan onmyoji, yang mengikutinya, juga melihatnya dan lingkungan tempat ia berada.

Itu harus menjadi kuil pribadinya.

Di dinding, obor yang terbakar ditempatkan untuk memberikan cahaya bagi kuil.

Di tanah, permukaan air dangkal telah diatur terlebih dahulu, kapal kertas ditempatkan di atas air, dan lilin putih yang terbakar diletakkan di atas kapal, sehingga cahaya lilin mengelilingi Shuten-doji.

Bendera yang diukir dengan karakter berwarna merah darah dan manual dimasukkan satu meter di atas permukaan air, terus-menerus terkondensasi dengan gas berdarah dan memasoknya ke Shuten-doji.

"Ini sangat tinggi! Berapa banyak pengorbanan yang dilakukan para pendekar pedang dan onmyoji di masa lalu untuk mengalahkan raksasa yang begitu mengerikan? ”

Sumika sangat terkejut dan bergumam, onmyoji elit lainnya menjadi sangat waspada setelah merasakan suasana mengerikan dari Shuten-doji.

Mendengar kata-kata Sumika, Hu Feng tersenyum dan menggelengkan kepalanya sedikit. "Tidak!"

"Pikirkan tentang itu . Legenda tentang Shuten-doji semuanya ilusi …… ”

"Shuten-doji yang ada di hadapanmu hanyalah ilusi yang diciptakannya dengan perahu-perahu di permukaan air karena belum memulihkan kekuatannya!"

“Jika tingginya 30 meter, berapa banyak orang yang harus makan untuk setiap makan? Jika itu benar-benar tinggal di pinggiran kota Kyoto selama bertahun-tahun seperti yang dikatakan legenda, Kyoto pasti sudah lama dihuni. “Meskipun contoh Jiang Li agak tidak pantas, Sumika menganggapnya cukup masuk akal.

Lagipula, hanya ada sekitar 100.000 orang di ibu kota Jepang kuno Kyoto, jadi bagi Shuten-doji tidak mungkin menjadi begitu besar jika mengkonsumsi begitu banyak manusia setiap minggu.

"Biarkan aku mematahkan ilusinya!" Sambil memegang pisau Suzaku, Hu Feng menunjuk miring ke perahu yang tak terhitung jumlahnya dan berkata dengan tegas.

Meskipun seharusnya tidak ada suasana berangin di pusat Kastil Osaka, angin kencang mulai berkibar ketika Jiang Li berdiri tegak dan cengkeh.

Cahaya lilin di atas kapal juga padam dalam sekejap.

Tanpa cahaya lilin, para onmyoji masih bisa melihat dengan jelas dengan obor di kedua sisi dinding.

Seperti bola kempis, Shuten-doji yang semula raksasa mulai menyusut, tidak ada lagi raksasa dalam sekejap mata, tetapi iblis kekar setinggi 2 meter yang mengamuk yang berteriak dengan marah.

"Siapa yang berani melakukan ini padaku?"

Saat Shuten-doji meraung, tanah bergetar, dan kuil menjadi berdebu, membuat orang batuk.

Menginjak air, Hu Feng melambaikan pisau Suzaku di udara dan semua debu di dekatnya terbakar menjadi hampa.

Hu Feng langsung ke depan dan berkata dengan jelas. “Ini aku, jadi apa? Beri aku labu hantu dan aku akan membiarkanmu mati dengan damai. ”

Shuten-doji menghembuskan udara panas dari lubang hidungnya yang tebal dan matanya tampak sangat kesal.

“Beraninya kau berbicara dengan raja hantu seperti ini? Mereka yang ingin mencuri labu saya tidak pernah selamat! "

Memiringkan kepalanya, Hu Feng memikirkannya dengan sangat hati-hati dan kemudian berkata dengan serius. "Tanpa alasan . ”

Tidak menunggu Shuten-doji untuk menjawab, dia mengerutkan kening dan berkata dengan tenang.

“Jika kamu tidak mau memberikannya kepadaku, aku akan mengambilnya sendiri.

Dari awal hingga akhir, dia berbicara dengan acuh tak acuh, sepertinya dia menerima segalanya begitu saja.

Sumika membelalakkan matanya.

Jiang Li menjabat tangan kanannya dan pisau Suzaku dipegang di tangannya.

Dia kemudian melihat ke atas, seolah-olah mengukur jarak serangan yang paling cocok antara dia dan Shuten-doji.

Tidak perlu dikatakan, para onmyoji siap untuk mengucapkan mantra mereka saat pertempuran akan dimulai!

Ditatap oleh Jiang Li, Shuten-doji mengembun gas hantu dengan kedua tangannya, mengeluarkan dua maces yang ditutupi paku besi, memegangnya erat-erat untuk memblokir serangannya.

"Serangan tiga kali lipat!"

Saat Hu Feng bergegas maju, dia melambaikan pisau Suzaku di tangannya, terus mendaratkan pukulan di atasnya, tanpa melemah dan berkurang, seolah-olah menunjukkan kepada dunia seberapa kuat pisau itu.

Shuten-doji juga melambaikan mace, aura hantu tebal mengalir dari lengannya ke mace, jaring biru gelap yang menutupi langit di udara menjulang dan memblokir tiga pukulan.

Hu Feng tenang meskipun serangannya diblokir.

Dia segera mengalihkan pisau ke tangan kirinya, mengamati tubuh bagian bawah Shuten-doji dan melambaikan pisau ke arah itu ketika itu tidak siap.

Berbeda dengan serangan cepat dengan tangan kanannya, serangan dengan tangan kirinya lambat tapi misterius, membuat orang tidak tahu ke mana pisau ini pergi dan tidak punya tempat untuk menghindar.