18

99 6 7
                                    

Semua orang sibuk ini itu. Dira hanya duduk diam memperhatikan teman-temannya yang berlalu lalang. Berkemah memang bukan keinginannya, semua karena jay. Alhasil, dira tak ingin campur tangan pada kegiatan apapun. Ia hanya akan duduk diam memerhatikan semuanya.

Namun, lama-lama ia suntuk. Ia bosan. Ia menghampiri june dan donghyuk yang sedari tadi sibuk mencari kayu.

"Gue mau ikut bantuin". Ujar dira

June menautkan kedua alisnya, bingung tiba-tiba dira mau melakukan hal serepot ini. "Lo serius?" tanya nya memastikan

Dira mengangguk. June menghela nafas pelan kemudian mengiyakan keinginan dira, membiarkan gadis itu berkeliaran dalam hutan mencari kayu bakar.

Maniknya mulai melirik ke setiap penjuru hutan dan memunguti kayu yang berserakan di tanah. Cukup banyak sudah yang ia kumpulkan. Ia pun melangkahkan kaki nya untuk cepat-cepat keluar hutan.

Awan memerah, sebentar lagi matahari akan terbenam. Namun dira masih belum juga keluar dari hutan itu. Dia melangkah terlalu jauh, walau tak terlalu jauh juga. Sayup-sayup masih terdengar teriakan dari teman-temannya.

Klek

"Arghhh". Dira meraung saat kaki nya masuk pada sebuah lubang yang cukup dalam. Ia terjatuh. Kayu-kayu yang ia gendong tadi berserakan. Tangannyapun sedikit tersayat oleh kayu-kayu itu.

Dira berusaha mengeluarkan kaki nya dari lubang, ia menarik kakinya sekuat tenaga. Namun, nihil. Untuk bangkit saja ia merasa tak berdaya. Air mata nya sedikit demi sedikit jatuh. Kaki nya sakit.

"Tolongg". Dira berbicara dengan nada sedikit lemah

Benar saja, matahari terbenam sepenuhnya. Malam mulai datang. Gelap mengguyur seisi hutan.

Dira menyeka air matanya, sekali lagi ia berusaha menarik kakinya keluar. Dari kejauhan ia melihat beberapa ekor kalajengking yang menghampirinya. Dira menjerit ketakutan, air mata nya berjatuhan kembali. Ia harus segera lepas dari lubang itu.

Kalajengking itu semakin mendekat. Membuat dira semakin merinding melihatnya. Dari kejauhan dira dapat melihat seseorang berjalan menuju toilet. Memang posisi dira tak terlalu jauh dari toilet para siswa-siswi. Mungkin akan ada yang sadar jika ia di sini

"TOLOOONGGG!". Ucap dira begitu mencekik, ia berteriak sekencang-kencangnya sebelum akhirnya ia pingsan akibat gigitan dari kalajengkin tersebut.

...

"Nghhh". Dira mengerjapkan matanya beberapa kali. Melirik ke sekitar dan berhasil membuka matanya sempurna. Ia mendapati

Jay

Di sisi nya, sedang sibuk memainkan ponsel.

Dira merasa pening di kepala nya, namun ia sudah cukup kuat untuk duduk. Perlahan ia membangunkan tubuhnya untuk duduk.

Jay yang menyadari bahwa dira sudah terbangun langsung sigap membantunya untuk duduk. Dira masih memegangi kepalanya yang sakit. Tangannya yang luka sudah diperban, kaki nya yang tergigitpun sudah diobati.

"Tidur aja, lo masih syok pasti". Ujar jay

Dira menggeleng "gue gak pa-pa kok".

Dira mengingat-ingat kejadian beberapa jam lalu, ia terjebak dalam hutan dengan satu kakinya yang terperangkap di lubang.

"Siapa yang nolongin gue?". Tanya nya penasaran, pasalnya sebelum ia pingsan, ia sempat melihat seseorang melewati hutan

"Gue". Jawabnya datar

Maniknya membulat sempurna. Orang yang lewat itu ternyata jay. "Lo gendong gue dong?".

Pertanyaan macam apa ini? Sudah pasti jay menggendongnya. "Iyalah"

APOLOGY || Kim jinhwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang