3

178 17 4
                                    

Happy Reading~

'Hah Hah Hah Hah..'

Tetsuna terus berlari, rasa takut akan keberadaan sosok mantan kaptennya itu menghantuinya. Ia menunduk, memegang lututnya sekaligus mengatur nafasnya.

"Ha-.. hampir saja.." pikirnya ditengah acara berlarinya itu, nafasnya ngos - ngosan. Pemilik surai babyblue itu segera mencari tempat duduk untuk mengistirahatkan kedua tungkainya, serta mengatur nafas.

Gadis itu mengecek ponsel pintarnya, sebuah pesan masuk dari Chihiro. Kakak sepupunya memintanya untuk mengirim lokasinya. Mereka akan pulang

Tetsuna menghela nafas lega.

——

Nenek mereka, Mayuzumi Chihaya mengangkat alisnya. "Kalian darimana?"

Jeglek. Ibarat ada sfx petir mengilat dibelakang mereka. Chihiro mematung, bingung harus bilang apa. Tetapi gadis bersurai biru itu memilih untuk menjawab neneknya, "Chihiro-niisan menunjukkan ku daerah sekitar agar aku tidak tersesat."

Nenek Chihaya nampak percaya dengan kalimat Tetsuna, ia hanya mengangguk lalu berlalu pergi. Kedua insan itu otomatis menghela nafas lega.

Liburan semester memang tidak begitu panjang. Hanya beberapa hari, dan itu dihabiskannya dengan membaca buku ataupun mengelilingi Kyoto agar ia tidak tersesat.

Tetsuna bangun dengan perasaan tidak menentu, hari ini adalah hari pertamanya. Ia semangat sekaligus takut.

Ia takut bertemu Akashi Seijuuro.
Masih terasa betapa tremor dirinya kala ia mendengar suara mantan kaptennya.

Berusaha menenangkan diri. Tetsuna pun mandi pagi, dan dirinya yang sudah berada dalam balutan seragam itu berjalan ke ruang makan dengan helaian dasi hitam di tangannya.

"Ibu," panggil sang puan kala melihat sosok wanita bernama Mayuzumi Suzuka yang berada dalam balutan kimono biru itu tengah mencuci piring. Ia menolehkan pandangannya, "Ada apa, sayang?"

Tetsuna menunjukkan sehelai lain yang harus dipakainya, "Aku lupa cara pake dasi."

Sang puan tersenyum melihat buah hatinya. Setelah menyelesaikan kegiatannya mencuci piring ia mendekati gadis berseragam SMA Rakuzan itu, memasangkan dasi untuknya. Menangkap raut gugup gadis didepannya, ia menepuk bahu anak semata wayangnya. "Semua akan baik - baik saja, Nak."

Mereka berpelukan sekali, Ibunya paham betapa besar rasa takut dan khawatir sang anak. Seusai mereka berpelukan, Ibunya menyerahkan suatu kotak makan yang dilapisi sebuah kain berwarna biru muda. "Ini makan siangmu, Tsuna-chan."

Tetsuna menerima dengan senang hati, setelah meraih tas yang akan dibawanya ia mencium pipi ibunya, "Tetsu pergi dulu, Ibu."

"Hati - hati, Nak!"

Melihat anak semata wayangnya berjalan keluar pagar rumah, membuat hati sang ibu terharu.

"Kamu sudah besar sekali.."

———

Tetsuna berhasil sampai di gerbang sekolahnya tanpa tersesat. Sebenarnya jalan yang kemarin Chihiro tunjukkan padanya di hari tes masuk itu cukup lama dan jauh, Tetsuna berhasil sampai dengan menggunakan jalan yang lebih dekat dengan bantuan aplikasi peta di gawainya.

Pohon sakura yang bertengger di sepanjang jalur masuk SMA Rakuzan itu bermekaran, memyambut siswa - siswi sekolah tersebut dengan tahun ajaran baru. Meski ini hari pertama masuk sekolah, nampaknya mereka tidak mau sampai sekolah terlalu pagi seperti yang Tetsuna lakukan untuk menghindari suatu entitas tertentu yang selalu memgaku absolut bernama Akashi Seijuuro.

DrapetomaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang