6

186 14 4
                                    

happy reading
disini, akashi bakal lebih dominan heuhehehe

——

"Akashi." suara bass lelaki memanggilnya, pemuda bersurai crimson itu menoleh. Mendapati sosok Watanabe Suho dari kelas 2-5 itu menghampirinya. "Leon terkilir. Mungkin dia tidak akan bisa latihan, dia di UKS."

Hanya itu, lalu wakil ketua kelas 2-5 pergi dari jarak pandang ketua osis tersebut. 'Hirasawa?'

...

Setelah Akashi keluar dari UKS, barulah sosok Pak Takeuchi menghampirinya sebelum ia melangkahkan tungkainya untuk melihat kondisi Hirasawa. "Akashi."

Akashi membalikkan badannya, membungkuk sopan. "Pak Takeuchi."

Guru mata pelajaran olahraga itu berdehem. "Kamu sudah melihat kondisi Hirasawa rupanya." Akashi balas mengangguk.

"Mungkin Hirasawa tidak akan mengikuti latih tanding minggu depan." sesal sang kapten, sebagai teman dekat Hirasawa. Ia menyayangkan karena cidera yang didapat sang power forward itu membuatnya tidak bisa ikut serta bertanding.

"Omong - omong, bisa kamu datang ke kantorku di jam makan siang?" Pinta sang guru olahraga, Akashi hanya membungkuk dan mengiyakannya dengan sopan sebelum dirinya kembali ke kelasnya.

...

Jam makan siang pada hari ini ibarat jungkir balik di hari tenang milik Akashi Seijuuro.

Seorang Kuroko Tetsuna bersekolah di Rakuzan? ditambah lagi fakta bahwa dia adik sepupu Mayuzumi Chihiro bisa membuatnya gila.

Kalau manager yang ditawari semacam Tetsuna, Akashi tidak akan menolak. Dia malah akan menerima dengan sangat senang hati.

Dengan kata lain, ia sangat percaya dengan mantan manager Teiko itu. Teringat kembali masa SMPnya, dimana Momoi dan Tetsuna lah yang menemani latih tanding manapun.

Kemampuan Tetsuna juga setara dengan Momoi, Akashi tidak akan pernah menolak perempuan ini.
Tetapi, kalimat penolakan yang diutarakan Tetsuna membuatnya sakit hati.

"Aku tidak main basket."

Rasanya Akashi bisa membuat esai tentang kalimat kebohongan tersebut. Seluruh pemain basket Teiko sadar dan tahu benar bahwa Tetsuna sangat mencintai basket lebih dari dirinya sendiri.

Akashi mengejar Tetsuna yang jelas sekali tidak ingin bertemu dengannya. Semenjak mereka memasuki jenjang sekolah menengah tingkat atas, Tetsuna telah memotong kontak dengan semuanya.

Bahkan saat pertandingan basket Inter-High, dia tidak hadir dimanapun. Seirin sekalipun.
Akashi bahkan baru tahu Tetsuna pindahan dari Seirin saja karena ia membantu guru mengurus berkas kepindahan gadis itu.

"Kuroko!" Akashi memanggil nama sang mantan manajer. Tetsuna hanya terdiam, mendengar marga lamanya disebut kembali.

"Jadilah manager kami, kumohon!" Lewat ekor matanya Tetsuna bisa melihat seorang Akashi sampai membungkukkan badannya.

"Akashi-kun." Suara Tetsuna bergetar saat menyebut nama sang adam. Kepalan tangannya mengeras. "Aku akan sangat menghargai bila Akashi-kun bertingkah seolah tidak mengenalku."

Sakit. Perasaan yang menjalar di sukmanya ini membuat dirinya menggertakkan giginya, menahan emosinya.

Inikah rasanya ditolak?

"Kuroko! Tunggu!" Akashi berusaha meraih pergelangan tangan mantan tekan SMPnya itu, sukses membuat Tetsuna membalikkan badannya.

Mereka bertatap mata lagi, rasanya sukma sang adam semakin membuatnya sesak. Manik sapphire yang menatapnya bukan lagi manik sapphire yang dulu menatapnya lembut—kini ia menatapnya dengan amarah serta kesedihan.

DrapetomaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang