Usaha tak pernah mengkhianati hasil. Walau harus berpisah, melupakan, juga kehilangan, nyatanya bahagia akan selalu datang pada orang yang sabar juga tabah dalam menghadapi setiap ujian.
Tepat pada hari ini, gelar sarjana kedokteran sudah ia dapatkan. Empat tahun lamanya ia berjuang dalam kemandirian, akhirnya sebuah pencapaian berhasil ia dapatkan. Segala rintangan juga pengorbanan ia lakukan hingga titik darah penghabisan.
Universitas Islam Al-Madinah adalah tempat dimana ia menghabiskan empat tahun lamanya untuk menggali ilmu tentang kedokteran. Banyak hal yang dapat ia ambil dari kehidupan yang sebenarnya. Selama ini selain ia belajar, dirinya juga memperdalam ilmu agama yang menurutnya tiada habis untuk dipelajari lebih banyak lagi. Kesibukan dirinya membuatnya sedikit lupa dengan perasaan juga kenangan masa lalu yang mengajarkan dirinya arti melepaskan juga merelakan di jalan yang tepat dan juga benar.
Kedua orang tua serta sahabatnya Sandra sering mengunjungi dirinya dalam kurun waktu satu tahun atau bahkan hitungan bulan. Ia menyadari mereka juga sangat sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Gedung pertemuan universitas Al-Madinah sangat ramai dipenuhi oleh murid yang mendapatkan gelar sarjana juga beberapa keluarga yang datang bersamanya. Perasaan senang itu lah yang mereka rasakan ketika pengorbanan mendapatkan hasil yang terbaik.
"Arumni Asyhifa tukhasas fi altibi mae 'aelaa qimat IP 'aydaan yrja almudiu qudumaan (Arumni Asyhifa jurusan kedokteran dengan nilai juga IP tertinggi silahkan maju ke depan)." Suara mikrofon dari arah panggung membuat Arumni terharu. Ia pun tersenyum pada kedua orangtuanya dan berjalan dengan gaun menuju atas panggung.
Sorak dan tepuk tangan menghiasi langkahnya. Meraih IPK tertinggi di jurusan kedokteran itu bukanlah hal yang mudah. Butuh perjuangan juga kerja keras yang luar biasa untuk itu.
Arumni pun menerima penyerahan sertifikat juga mendali karena dirinya meraih nilai tertinggi dalam bidang kedokteran.
"yrja 'iieta' risalat waintibae lilakhirin li'anak haqaqat 'aelaa aldarajat fi alqism altibiyi (Silahkan beri pesan dan kesan kepada yang lain karena kamu meraih nilai tertinggi di jurusan kedokteran)." Suara dosen memerintahkan dirinya untuk memberikan pesan dan kesan kepada yang lainnya.
Dengan tangan yang bergetar hebat ia meraih mikrofon itu. Pandangannya menuju semua murid yang wisuda di universitas Islam Al-Madinah. Matanya berkaca-kaca masih belum percaya akan apa yang ia capai. Ternyata Allah begitu menyayangi dirinya dengan memberikan kesempatan untuk mendapatkan nilai tertinggi di jurusan kedokteran.
Dengan senyuman yang ia pancarkan ia berusaha untuk tidak gugup dan menatap mereka semua.
"alsalam ealaykum. fi alssabiq lm 'akun 'aetaqid 'anani sa'ahsul ealaa 'afdal alnatayij mithl hdha. alhamd lilah waimtinanih lilah subhanah wataealaa limunhi alfursat litahqiq dhalik. nushkuruka aydana ealaa waldy alldhyn sanada kl 'ahlamiin fi aldhahab 'iilaa almadrasat hna. natamanaa lak altawfiq (Asalamualaikum. Sebelumnya saya tak menyangka bahwa akan mendapatkan hasil yang terbaik seperti ini. Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan saya kesempatan untuk meraih ini. Terimakasih juga untuk kedua orang tua saya yang telah mendukung segala impian saya untuk bersekolah disini. Semoga kita sukses bersama)."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Seiman (COMPLETED)
Fanfiction~ bahasa air mengajarkan ku tentang sebuah pengorbanan. berkali-kali jatuh, tapi dia tak pernah mengeluh pada takdir yang sudah di tentukan~ Muhammad Malvin Ramadhan. Takdir mempertemukan kembali dua insan yang saling cinta. Selama beberapa tahu...