Mencintaimu biarlah menjadi salah satu rahasia paling khusyuk dalam sujudku.
Pukul 06.00 keluarga Arumni sudah berada di bandara Arab Saudi untuk penerbangan menuju ke Indonesia. Hari ini mereka akan pulang setelah beberapa lamanya menetap di Arab Saudi untuk menghadiri acara wisuda Arumni.
Mereka berjalan menuju lorong untuk menaiki pesawat. Setelah di rasa cukup siap, penerbang Arab Saudi - Indonesia pun dilaksanakan. Kebanyak dari penumpang pesawat memilih untuk tidur karena jarak yang ditempuh memang cukup lama. Bagi Arumni penerbangan kali ini membuat hatinya berdebar-debar. Bahkan sesekali ia merasakan jantungnya yang memompa sangat kuat.
"Arumni, kamu gak tidur?" tanya Sandra yang terjaga.
Sandra sudah banyak berubah setelah kepergian dirinya untuk berkuliah di Madinah. Di lihat dari kosa kata yang ia gunakan, bukan lagi memakai kata gue dan Lo, tapi aku dan kamu. Tentu ia merasa senang karena kepergiannya Sandra masih semangat dalam mempelajari Islam lebih dalam. Ia tahu, Sandra banyak melakukan perubahan karena Rio yang tak lain tunangannya dan calon suaminya beberapa bulan lagi. Sandra bukan lagi remaja yang bertindak semaunya. Sandra kali ini adalah seorang bidan dan mempunyai kepribadian jauh lebih dewasa di banding dirinya.
Arumni pun menatap Sandra yang ingin kembali memejamkan matanya.
"Lagi mau cari informasi, San. Mending Sandra tidur," balas Arumni sembari menutupi tubuh Sandra dengan selimut.
Penerbangan keluarga Arumni adalah VIP artinya mereka bisa tidur di tempat tidur bukan seperti penumpang ekonomis lainnya.
Sandra pun mengangguk. Setelah itu dapat ia lihat jika Sandra sudah tertidur pulas di sampingnya. Sejujurnya ia sangat lelah dan ingin beristirahat, tapi ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Sebuah rasa yang seharusnya tak lagi sirna di kelamnya masa lalu miliknya. Ia takut setelah ia kembali ke Jakarta, dirinya akan menemui sosok pria yang sampai sekarang masih singgah di hati juga nama yang selalu terucap dalam setiap doanya.
Nama Malvin selalu ia panjatkan dalam setiap doanya ketika melaksanakan shalat. Sebuah doa yang terbaik ia panjatkan untuk kesehatan juga kehidupan yang lebih baik bagi teman masa lalunya itu. Walaupun jarak memisahkan dirinya, tapi sebuah doa terus ia panjatkan untuknya.
Jika dulu ia memilih menerima ini untuk melupakan sedikit rasa untuk Malvin, tapi kenapa perasaan itu semakin dalam di hatinya? Ia berusaha, tapi sepertinya ada sesuatu yang menolak untuk melupakan sosok Malvin. Sampai sekarang bahkan ia tak tahu kabar dan keberadaan pria itu.
***
Beberapa jam ia menempuh perjalanan, akhirnya mereka semua telah tiba di bandara Soekarno Hatta dan langsung dijemput oleh supir pribadi mereka. Sementara Sandra dijemput oleh supir pribadinya, karena Rio sedang dinas di luar negeri.
Arumni pun hanya melihat ke arah jendela selama di perjalanan. Banyak yang berubah dari ibu kota Jakarta. Kemacetan sepertinya sudah bisa teratasi dengan membangun beberapa jalan tol juga alternatif. Ternyata empat tahun itu waktu yang lama untuk melakukan perubahan.
"Bun, Jakarta udah banyak yang berubah, ya," tutur Arumni sembari menatap Marisa yang berada di depan kemudian melihat jendela lagi." Lebih rapi dan tertata."
Marisa yang duduk disampingnya pun menengok ke arahnya. Ia pun mengusap lembut puncuk kepala anaknya itu dengan rasa kasih sayang yang besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Seiman (COMPLETED)
Fanfiction~ bahasa air mengajarkan ku tentang sebuah pengorbanan. berkali-kali jatuh, tapi dia tak pernah mengeluh pada takdir yang sudah di tentukan~ Muhammad Malvin Ramadhan. Takdir mempertemukan kembali dua insan yang saling cinta. Selama beberapa tahu...