| 02 | Still you

10 0 0
                                    

Malamnya, Gafa malah belum bisa memejamkan matanya.

Sosok Andin masih terbayang jelas dalam pikirannya.
Sosok yang menghiasi harinya selama 2 tahun penuh harus meninggalkannya dengan kisah-kisah pahit dan manis yang tak bisa lagi diteruskan.

Kini, tubuh seorang gadis cantik itu sudah meringkuk dengan nyamannya di peristirahatan terakhirnya.

Gafa membangunkan tubuhnya lalu duduk seraya menghadap lurus kedepan seperti membayangkan sosok Andin ada tepat dihadapannya.

"Kamu janji nanti setelah lulus,kamu kerja disini ya"

"aku udah lulus sekarang"

"kamu janji kan akan temui aku lagi kesini?"

"Meskipun kamu sekarang sudah tiada? Rasanya untuk apa aku ada disana bila hanya berbicara sendirian menatapmu yang diam didalam tanah? Rasanya menyakitkan ndin.."

Gafa seperti membayangkan sosok gadis cantik nan manis yang bernama Andin itu berada tepat dihadapannya, senyumnya, wajahnya yang oval dengan lesung pipit menghiasi pipi kanan kirinya, matanya yang sipit saat tertawa dan rambutnya yang tergerai lurus.Gafa masih ingat jelas semua itu.

Rasa yang berada didalam hati Gafa terasa masih tumbuh mekar seperti bunga yang semakin subur seiring bertambahnya waktu, Rasa ikhlas itu belum sepenuhnya Gafa miliki.

**

Pagi hari, matahari tampak malu-malu memancarkan sinarnya ditengah luasnya bumi.

Gafa terbangun dari tidurnya yang pulas setelah lepas dari beban skripsi yang berkutat dipikirannya.

Ia langsung menuju nakas dan mengambil ponselnya. Banyak notifikasi pesan masuk, diantaranya adalah ucapan selamat atas kelulusan Gafa dan yang tak kalah menarik adalah pesan teratas yang dikirim oleh Nadya.

Nadya (4) : Udh bangun? 
Vanya (1) : Cie yang udh lulus, selamat yaaa! Ditunggu makan"nya
Elang (1) : Woi, jam segini blm on. molor ape malu lo? Ga lulus ya? tenang, tahun depan masih bisa :v

Gafa hanya bisa tersenyum dan membalas pesan dari teman-temannya itu. Seperti biasa, di pagi hari setelah bangun Gafa membuka tirai jendelanya dan membuka pintu kamarnya untuk membiarkan segenap cahaya matahari itu masuk kedalamnya.

"Pagi Gafa" Ucap Nadya berdiri didepan pintu sembari tersenyum manis.

"Pagi Nad" Balas Gafa sambil tersenyum.

Nadya menenteng sebuah kresek hitam ke depan muka Gafa, entah apa isi didalamnya.

"Apaan nih Nad?" Ucap Gafa.

"Sarapan lah buat lo, Belum sarapan kan lo? udah gue duga! Ok! Gue ambil piring dulu ya buat lo" Balas Nadya dengan spontan.

Gafa hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah teman kamar sebelahnya itu.

"Apaan lo,belum juga gue jawab udah main iya iya an aja" Ucap Gafa.

"Ya bodoamat, emang lo ga mau ni makanan?" Tanya Nadya.

"Ya mau sih, gue juga belum sarapan haha" Balas Gafa sambil tertawa pelan.

"Heleh, yaudah minggir! Pake piring lo sendiri. Gue ambilin" Sahut Nadya.

Gafa pun bergeser kesamping agar Nadya dapat masuk ke dalam kamarnya dan mengambil sebuah piring.

"DIMANA TEMPATNYA GAF?" Teriaknya dari dalam.

"samping kamar mandi dibawah rak nya kompor portable" Balas Gafa sedikit berteriak.

Lalu, Nadya kembali dengan membawa sebuah piring dengan lauk diatasnya.

"Nih" Ucap Nadya dan Gafa pun menerimanya.

"Thanks ya" Balas Gafa.

Nadya hanya mengacungkan jempol lalu duduk di kursi panjang depan kamar begitupun juga Gafa.
Sambil menyantap sarapan paginya, Nadya pun terdiam sejenak dan menatap Gafa.

"Emm, Gaf?"

"Ya?"

"Jadi lo minggu depan pulang?"

Gafa mengangguk.

"Kenapa ga disini aja sih, kan bisa juga cari kerja disini"

"Hehe gapapa, cari suasana baru aja"

"Oh" Ucap Nadya singkat kemudian menunduk terlihat raut wajahnya khawatir sambil menggigit bibir bawahnya.

"Gaf?"

"Hm?"

"Gue boleh bilang sesuatu ga sama lo?"

"Ya bilang ya bilang aja"

"Tapi lo janji jangan marah ya? Dan jangan jauhin gue setelah ini"

"Aelah santai aja lo, kek sama siapa aja dah haha"

"emm"

.......

"Sebenernya, gue suka sama lo Gaf"

"Hah?"

"Iya, gue suka sama lo. Gue suka sejak pertama kita ketemu, gue suka waktu lo perhatiin gue, gue suka waktu lo ada dideket gue. Dan gue nyaman sama lo"

Gafa hanya terdiam dan masih menyantap sarapannya, Tak tahu harus berkata apa.

Suasana hening pun terjadi diantara mereka berdua setelah sesaat kemudian Gafa membuka mulut.

"Nad, sebelumnya makasih ya atas perasaan lo itu. Gue seneng lo bisa jujur sama perasaan lo sendiri. Tapi gue ga bisa kasih keputusan pasti sama lo, Karena seminggu lagi gue akan berangkat ke kota tujuan gue dan mungkin ga akan balik lagi kesini. Sorry ya" Ucap Gafa.

"So, just for a while Gaf. Seminggu serasa setahun Gaf kalau sama lo, gue bisa ngerasain bahagia yang sesungguhnya. Kita bisa jalan bareng, makan bareng, sarapan bareng dan.." Sahut Nadya menggebu-gebu.

"Nad.." Potong Gafa.

Nadya menoleh ke arahnya.

"Untuk apa? Lo tau itu rasanya menyakitkan tapi kenapa lo masih keras kepala untuk melakukan?" Ucap Gafa.

"Gue tau Gaf, itu cuma akan nambah kenangan dihidup tentang suatu kejadian. Tapi kenapa? Yang terpenting setiap cerita punya arti sendiri untuk kita dan gue ga masalah kalau nanti lo ga akan inget gue" Ucap Nadya lalu memandang lurus ke depan sambil melanjutkan kata-katanya.

Gafa terdiam sesaat.

"Bagi gue, Jalanin waktu sama orang yang gue suka itu udah suatu kebahagiaan dan punya arti sendiri untuk gue, Walaupun cuma sebentar"
Sambung Nadya.

SplendidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang