01 awal

34 5 0
                                    

Hari ini hari terakhir sekolah di pekan ini. Jadi, besok aku punya kesempatan untuk relaksasi diri selagi libur.

Akupun berjalan menyusuri koridor sekolah. Baru saja aku sampai di depan pintu kelasku, tangan ku sudah di tarik untuk pergi ke kantin. Mau tak mau aku pun mengikutinya.

Saat di perjalanan langkahku terhenti saat mendengar suara ribut dari arah lapangan. Aku melihat keributan itu dari jauh dan ya aku tau sumber keributan itu. Aku hanya heran mengapa para siswi itu berteriak histeris saat melihat salah satu siswa baru yang sedang memaikan bola basket.

Apa mungkin itu terlihat keren? Atau terlihat hebat? Ah entah lah aku tidak mengerti dengan jalan pikir mereka. Aku mengerutkan keningku, memfokuskan mata ku kearah lapangan itu, aku melihat sekelebat wanita yang berada di tengah lapangan. Jika dia manusia biasa tidak mungkin dia berada di tengah tengah pertandingan itu bukan?

"Nay! ngeliatin apaan si lo?" Tanya alvin. Oh ya aku belum mengenalkan alvin pada kalian ya namanya alvin geffrey dia merupakan temanku dari kecil, bahkan satu-satunya orang yang mau berteman denganku. Alvin merupakan laki laki yang amat sangat penakut dengan makhluk yang tidak terlihat. ia bahkan pernah menjerit histeris saat ada suara piring jatuh dari arah dapur, pas dia mengeceknya ternyata kucing yang menjatuhkan nya.

"Hah apa?.." ujarku kaget saat tahu alvin sudah berada di sampingku.

Alvin menepuk keningnya pelan, "Hadehhhh. Mikirin apaan si lo? Utang panci lo belum lunas ya? Pantes jadi begini nih maka nya."

"Sssstttt! Lagian juga kalo gua punya utang panci lo mau bayarin?."

"Iya ngga lah. Siapa lo emangnya? enak aja minta di bayarin."

Aku tidak menjawab ucapan alvin. Aku hanya diam menatap kearah samping alvin. Ya temanku  zoey datang. Aku tersenyum ke arahnya yang di balas senyuman olehnya.

Alvin yang melihat gerak gerikku pun langsung menatapku ngeri, sambil mengusap usap belakang lehernya pelan. Ia tidak menyadari bahwa zoey berada di samping nya.

"Nay! Jangan aneh aneh ko gua jadi merinding gini ya?." Aku hanya tertawa mendengar nya.

"Ayo kekantin tadi kan lo yang ngajakin, traktir gua ya." Ujarku sambil berjalan di samping alvin.

Terkadang aku risih dengan tatapan orang orang terhadapku, mereka seolah seolah menatapku ini seperti seorang alien. Mereka selalu bergidik ngeri saat aku melintas di depannya tapi aku tetap berusaha untuk tidak mempedulikan nya.

********

"Nay, lo tau anak baru yang baru pindah itu? Gua udah banyak denger katanya dia anaknya sering tawuran makanya sering pindah pindah sekolah. Gua saranin lo jangan berurusan sama tuh orang"
Alvin selalu saja seperti itu. Lagi pula aku dan anak baru itu beda kelas, untuk apa juga aku berurusan dengannya? Dan juga orang itu pasti akan menganggapku aneh seperti yang lainnya kan? Ah terkadang Alvin ini memang sangat menyebalkan.

"Oh ayolah Alvin, buat apa juga gua berurusan sama dia?" Aku mendengus seraya menarik kursi kantin. Iya sekarang kami berdua sedang di kantin. Oh salah, bukan berdua tapi bertiga bersama zoey yang duduk di samping alvin.

"Ah iya juga ya.." Alvin mengerutkan keningnya. Ntah lah apa yang dia pikirkan. Terkadang Alvin juga aneh. Aku melihat ke arah zoey, apakah dia tau apa yang aku lihat di lapangan tadi? Aku ingin bertanya padanya.

" Dia khawatir padamu karna laki laki itu tampan" ucap zoey tiba tiba

"Hah?...apa maksud mu.." Aku bingung, apa yang zoey katakan.  Dia siapa? Dan siapa laki-laki yang dia maksud?

"Hah..? Apanya yang apa maksudmu? Lo lagi ngomong sama siapa?" Alvin kebingungan menatapku.

"Lo..." Alvin membelalakkan matanya dan melihat kanan dan kiri

"Nay.... Jangan bilang kalo disini ada hantu yang ngajakin lo ngomong?" Dia bergidik ngeri.

Disampingnya zoey tertawa melihat nya seraya berkata "hihihihii dasar laki-laki penakut".

Aku tertawa "ga ada ko, penakut lo"

"Udah ah males gua, sama lo. mending kita pesen makan aja. Lu mau apa? Somay? Batagor? Nasgor? Uduk? Lemper? Goreng? Atau mau .... Gua?"

Baru saja aku mau memprotes pertanyaan Alvin tiba tiba saja bel masuk berbunyi. Alvin mengdengus kasar seraya berkomat kamit sumpah serapah.

"Udah ayo ah balik kelas" ujarku seraya berjalan meninggalkan alvin.

"Oy! Nay! Tunggu elah!"
Aku berhenti berjalan, menengok kebelakang. Bukan, aku bukan melihat alvin. Aku melihat zoey yang tidak mengikutiku dan malah terdiam memandang lurus kearah pepohonan.

Zoey melihat kearah ku "Kau masuk kelas  duluan saja, aku akan menyusul" aku mengerutkan kening ku, tidak seperti biasanya dia tidak ikut denganku kekelas.

"Nay! Ayo elah, nanti bu ani keburu masuk" Alvin menarik ku dan berlari menuju kelas.

Di perjalanan menuju kelas, aku sempat menengok ke arah lapangan. Rupanya masih saja ramai, padahal bel sudah berbunyi. Apakah mereka tak takut dimarahi atau dihukum?

Aku tidak suka kalau zoey tak disamping ku. Seperti saat ini, aku sudah sampai kelas dan duduk di bangku ku. 'mereka' mengerumuni ku, mengajak ku mengobrol. Aku bukannya takut kepada mereka. Aku hanya risih.

Apalagi sekarang mereka menunjukkan wujud mengerikannya. Hei! Jangan menunjukkan wujud mengerikan itu. Aku juga punya rasa takut. Aku memejamkan mataku, pura pura tidak peduli. Oh ayolah zoey, cepat kemari dan usir mereka.

"Pergilah kalian jika tak mau merasakan mati untuk kedua kalinya" Zoey datang, dengan aura yang membuat siapa pun tak berani dengannya.

Zoey melihat kearah ku dan tersenyum "tenang saja aku ada disini, mereka tak akan berani"

Aku tak tau kenapa mereka semua takut dengan zoey. Padahal aku yakin dia hanya membual, karna tidak ada yang namanya mati kedua. Tapi untuk auranya aku akui itu betul betul menakutkan.

[ Don't look ]

Don't lookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang