Jam kosong di kelas Hukum Internasional semester lima menyisakan tiga orang pemuda yang duduk mengerumuni satu meja. Kemana mahasiswa yang lain? Sudah pulang duluan dan sebagian sudah pindah kelas ke kantin fakultas.
"Pulang aja, yok.." seorang pemuda dengan tampang lemasnya menyandarkan punggung ke kursi.
"Ngapain? Paling cuma goleran doang di kosan nggak ada kerjaan." Seorang pemuda lain dengan kemeja yang terbuka di tiga kancing teratasnya menanggapi.
"Pulang nanti aja lah. Sekalian selesai futsal nanti sore. Paling bentar lagi kan kita ke lokasi."
"Nahh, si Earth bener noh." Tay, si pemuda dengan kemeja bagian dada terbuka kembali bersuara.
Tay dan Earth beralih menatap Singto yang sekarang sudah memejamkan mata sambil menyender nyaman di kursinya.
Earth mencoleh bahu Singto. "Sing, ikut futsal yok. Lawan anak ekonomi."
"Dih, males. Mending pulang, rebahan di rumah." Jawab Singto tanpa membuka mata.
Tay yang gemas langsung menoyor kepala Singto. "Mageran lo. Makanya jomblo."
Singto tak peduli. Earth malah mengernyit. "Apa hubungannya, Tay?"
"Hubungannya nggak ada. Kaya lo sama New yang hubungannya udah ngga ada." Lahh.. baper si Tay.
"Iya, iya. Tau yang udah mungut mantan gue."
"Biarpun bekas lo tapi yang buka segelnya kan gue."
Singto tiba-tiba duduk tegak dan membuka matanya. Terganggu dengan bacotan temannya yang topiknya selalu sama.
"Berisik, bego!!" Ucapan Singto sontak menghentikan debat Earth dan Tay.
Belum sempat Tay dan Earth bereaksi, dua pemuda lain masuk ke dalam kelas mereka.
"Eh.. ada si sayang.." Tay menyambut seorang pemuda gembul yang langsung duduk di sebelahnya.
"Hai," sedangkan Earth mencoba tak terlalu menampakkan rasa bahagianya melihat cowok yang lama ditaksirnya mendekati mereka.
"Heh, New, Mix, kalian udah selesai kelas?" Singto menatap dua pemuda yang baru datang satu persatu.
New, kekasih Tay dan Mix, gebetan Earth adalah teman sekelas di jurusan Hukum Acara seangkatan dengan Singto dkk.
"Udah. Yok kita langsung ke lapangan aja." New yang menjawab.
"Ngapain?" Singto.
"Futsal, tolol." Mulut Mix memang pedas. Tak perlu heran.
"Gue nggk ikut ah. Mau balik aja." Singto sudah berdiri menenteng tasnya.
"Nggak ada, nggak ada. Lo ikut kita. Biar pas lima orang." Cegah Tay sebelum sahabat magerannya itu kabur duluan.
"Tapi.."
"Ikut atau utang lo sama gue lunasin sekarang juga." Earth dan ancamannya memang tak ada dua.
Singto hanya pasrah ditarik teman bucin dan dua sasaran bucin temannya itu menuju lapangan futsal dekat kampus.
....
Masih di kampus yang sama, namun beralih ke fakultas Ekonomi tepatnya jurusan manajemen.
Seorang pemuda manis sedang menikmati makan siangnya yang benar-benar telat di kantin fakultas bersama tiga temannya.
"Tumben Gun peliaraan lo belom nongol nyamperin." Tanya Krist, si pemuda manis pada Gun temannya yang bertinggi badan minim.
"Paling bentar lagi. Anak ekonomi pembangunan ada jam tambahan katanya." Jawab Gun.
Sedangkan dua orang lain di depan Krist dan Gun malah suap-suapan siomay tanpa peduli pandangan sepet dari teman-temannya. Seolah kantin sudah dibooking hanya untuk mereka berdua.
"Guns, Rit, lebay dah lo pada." Tegur Krist pada dua sejoli di hadapannya.
"Alahh.. bilang aja lo iri. Jomblo sih.." jawab Gunsmile yang diakhiri tawa berderai darinya dan sang kekasih, Harit.
Krist cemberut parah mendengar godaan keduanya. Dia tahu kalau temannya itu hanya bercanda, cuma kesal saja rasanya.
"Udahlah, lo juga sih love bird pake digangguin." Gun mengelus punggung Krist.
"Heii yo.. wassap guys..." Seorang pemuda tinggi menghampiri meja keempatnya dengan suara cempreng yang khas.
"Berisik, papii.." Gun memandang malas pada Off, kekasihnya yang baru datang.
Off duduk di samping Gun. Mencolek dagu kekasihnya singkat. "Apa sih, beb.. jangan cemberut ah. Cium juga nih.."
Krist makin malas saja melihat dua pasang kekasih di hadapannya.
Mending gue fokus makan, deh.. -batin Krist.
"Kit, ikut futsal lawan anak Hukum kan?" Off bertanya pada Krist dengan sapaan akrabnya, Kit.
Krist menghentikan suapannya. Mendongak memandang Off. "Ya tentu dong.."
"Sama siapa aja papii?"
"Ya kita aja. Kamu, aku, Kit sama dua curut ini." Off menjawab kelasihnya sambil menunjuk Gunsmile dan Harit.
"Mau ngga Rit? Guns?" Tanya Gun.
Gunsmile dan Harit menoleh pada Off dan Gun.
"Gue ikut asal my baby Harit ikut." Gunsmile.
"Rit?" Tanya Off.
Harit memgangguk. "Okay."
Krist tersenyum mendengar jawaban Harit. "Bagus. Semangat !!! Kita harus menang hari ini !!!"
....
Kedua tim sudah saling berhadapan di tengah lapangan futsal. Tim Ekonomi dengan jersey merahnya dan tim Hukum dengan jersey biru gelapnya.
Singto memandang satu persatu lawannya. Dia kenal beberapa. Off, teman satu tongkrongannya. Gun, kekasih Off. Gunsmile, terkenal dengan premannya fakultas hukum. Dan dua orang lain yang tak dikenal Singto.
Tay dan Off selaku kapten tim maju selangkah mengambil undian.
"Nggak pake wasit?" Singto sempat dengar salah satu pemuda yang tak dikenalnya bertanya pada Gunsmile dengan suara lirih.
"Nggak usah. Bukan turnamen ini, by." Gunsmile menjawab lalu mengusak rambut si pemuda. Singto yakin pemuda itu pasti kekasih sang preman kampus.
Pandangan Singto kembali pada si pemuda satunya yang juga tak dikenalnya. Tanpa dia sangka sang pemuda juga sedang mengarahkan pandang padanya. Tatapan keduanya beradu.
Di detik kedua pandangan mereka bertemu, si pemuda tersenyum ramah pada Singto. Menampakkan dimple di kedua pipinya.
Singto tak membalas senyum tersebut. Masih terlalu kaget.
Barusan tuh apa? Manis banget dah.. -batin Singto memegang dadanya
Dihh, sombong amat tuh orang -batin Krist yang senyumnya dianggurin Singto
Bersambung...
Tanggapan, tanggapan, tanggapan????? 🙄😁
Vote comment jan lupa !! 😅
Sorry for typo and thankyou 😉

KAMU SEDANG MEMBACA
FUTSAL (Peraya)
FanfictionKalau ditanya "Kenapa sekarang jadi rajin ikut futsal?" Singto akan dengan mantap menjawab, "Karena seorang Krist Perawat."