Chapter 3

2.7K 325 34
                                    

Jam kosong (lagi) sedang melanda kelas Singto saat ini. Dosennya sedang sakit perut mendadak katanya. Kebanyakan nyemil boncabe level 30. Membuat tiga sekawan rombongan Singto hanya duduk memainkan handphone-nya berkutat dengan Dota.

"Ada futsal lagi kapan sih?" Singto membuka suara lebih dulu.

"Sabtu besok deh kayanya." Tay menanggapi meski fokusnya masih pada layar handphone.

"Sama anak ekonomi lagi kan?" Tanya Singto lagi. Handphone-nya sudah dilepas. Lebih fokus pada obrolannya dengan Tay.

"Iya. Kenapa? Nanya mulu dah lo Sing."

"Futsalnya dicepetin nanti sore aja, bisa nggak sih?"

Tak hanya Tay, Earthpun yang dari tadi diam ikut-ikutan memandang kaget Singto yang hanya pasang wajah polos tanpa dosa.

"Kenapa?" Singto.

"Aneh amat lu. Biasanya kan mager kalo suruh ikutan futsal." Tanggap Earth.

Singto hanya menggaruk pelipisnya yang tak gatal. "Ya pengen aja. Emang nggak boleh?"

"Boleh aja sih. Cuma aneh aja tiba-tiba lu rajin gini." Kata Tay.

Makin cepet futsalnya makin cepet gue nonton sama Krist kan? Hehe.. -batin Singto tersenyum kasmaran



...




Hari sabtu tiba begitu cepat. Suasana ramai kantin fakultas ekonomi makin bertambah ramai setelah kedatangan Off menghampiri meja kekasih dan teman-temannya.

"Hay, babe. Udah makan?" Off duduk mepet pacarnya.

Gun menoleh. "Nggak laper. Udah keburu kenyang liat mereka." Arah matanya menuju Gunsmike dan Harit yang sedang suap-suapan cilok pakai tusuk gigi.

"Dasar bucin." Umpat Off.

"Dasar nggak ngaca." Balas Krist yang ada di sana juga. Sedang fokus dengan nasi gorengnya. Untung suaranya rendah jadi Off tak dengar caciannya.

"Futsal jam berapa, bro?" Gunsmile bertanya pada Off yang kini sedang menghabiskan siomay pesanan kekasihnya.

"Abis ini langsung berangkat aja. Anak hukum udah gue kasih tau lewat Tay tadi." Jawab Off.

"Kali ini kita harus menang ya." Harit ikut obrolan.

Gunsmile mengelus kepala pacarnya. "Ok baby. Kemarin mereka cuma lagi beruntung aja, makanya menang."

"Ya sudah, ayo." Off bangkit setelah siomaynya tandas. Menggandeng tangan Gun yang pasrah saja.

Gunsmile dan Harit sudah akan berdiri juga tapi tak jadi karena melihat Krist yang tak merespon. Dari ekspresinya pemuda berdimple itu seperti sedang mengkhawatirkan sesuatu.

"Ayo Kit, kita berangkat futsal." Ajak Harit.

Krist memandang temannya dengan mata berkedip lucu. "Sama anak hukum lagi?"

"Yo'i." Jawab Off yang ternyata juga berhenti untuk menunggu Krist.

Krist memandang gelisah. Teringat ajakan 'kencan' dari Singto tempo hari.

Gue pengen ikut, tapi gue deg-degan. Gue nggak siap ketemu dia. Gue malu. Gimana dong??? -batin Krist bingung salah tingkah

"Gue skip aja, bisa nggak?" Tanya Krist takut-takut.

"Skip? Kenapa?" Tanya Gun bingung. Dari tadi temannya ini baik-baik saja kok.

Mata Krist mengedar bingung. Sampai akhirnya melihat Mike lewat dan menarik lengannya cepat. "Gue ada janji mau ngerjain tugas kelompok sama Mike." Ujar Krist cepat.

FUTSAL (Peraya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang