[ 3 ]

2.1K 270 1
                                    

"Kamu tampak manis hari ini Hani."

Pujian Chanyeol sukses membuat kedua pipi Gadis itu bersemu. Dan Chanyeol merasa puas karena korbannya sudah masuk ke dalam perangkap.

"Terima kasih Chanyeol. Kamu juga tampan."

"Oh tentu saja, aku selalu tampan." batin Chanyeol.

"Apakah setelah pulang sekolah kamu free? Aku ingin mengajakmu jalan-jalan ke sebuah tempat yang belum pernah aku datangi sebelumnya."

Hani mengangguk pelan. Chanyeol langsung merangkul Gadis itu tanpa rasa malu seakan-akan mereka sudah mengenal beberapa tahun belakangan ini, namun nyatanya mereka hanya bertemu kemarin.

Ada kedua mata melihat interaksi keduanya. Ia tersenyum pilu, Rose. Gadis yang mencampakkan Chanyeol kemarin malam. Ia tak lupa bagaimana rasa sakitnya karena jujur hingga saat ini rasanya masih ada. Ia berusaha move on, beberapa kali ia gagal karena rasa cintanya yang begitu besar namun ia mulai bertekad. Ia move on, benar-benar menyingkirkan perasaannya untuk Chanyeol sejauh mungkin. Karena rasa sakit yang tak dapat di sembuhkan karena Chanyeol, maka Gadis itu memilih menyingkirkannya walau sakit.

"Semoga kau paham bahwa rasanya sakit saat kau permainkan. Aku harap seseorang dapat mengubahmu, aku tau. Jauh di lubuk hatimu, kamu bukanlah bajingan Chanyeol. Perlakuanmu saat ini pasti karena ulah seseorang." ucap Rose sembari memandang interaksi Chanyeol dan Hani yang terlihat sebagai sepasang kekasih.

"Semoga kamu berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya." ungkap Rose dengan senyum manis. Ia sudah merelakan Chanyeol, bahkan mendoakan yang terbaik untuk Chanyeol.

Rose melangkah menjauh. Ia tahu, dan ia paham. Semua manusia melakukan sesuatu pasti ada sebab dan akibat. Ia tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Chanyeol jika ia menjadi bajingan seperti itu, beegonta ganti kekasih setiap hari. Pasti adalah sebuah sesuatu yang mengubahnya menjadi bajingan dalam semalam.

⚫⚫⚫⚫

Kyungsoo bergegas keluar dari perpustakaan. Namun kedua matanya menyipit melihat seseorang yang ia tunggu telah tiba. Sehun datang, namun dengan senyum yang membawa kebahagiaan. Kyungsoo berlari kecil menuju ke arah Sehun, memeluk Sehun saat Pria itu merentangkan tangannya selebar mungkin.

"Ayo kita makan siang. Aku telah menyiapkan makan siang untuk kita berdua."

Kyungsoo mengamit tangan Sehun kemudian pergi menuju taman di belakang sekolah. Keduanya menyamankan dengan posisi duduk mereka.

"Sehun. Hari ini kamu harus sayur yang banyak. Aku ga terima penolakan, Sayur itu bagus buat kamu yang sedang dalam masa pertumbuhan."

Sehun meringis. Demi Kyungsoo, apapun ia rela lakukan sekalipun makan sayuran yang sebenarnya ia tak begitu ia sukai.

"Baiklah sayangku."

Sehun dengan lahap memakan bekal yang telah di buatkan Kyungsoo untuknya. Sementara Kyungsoo berkutat dengan handphonenya, Sehun sadar jika sejak tadi Kyungsoo belum menyentuh makanannnya.

Sehun merebut handphone Kyungsoo kemudian menaruhnya di kantung seragamnya. Kyungsoo terkejut namun dengan segera ia kembali menyunggingkan senyuman, ia tahu. Sehun melakukan itu agar ia makan.

"Makan dulu Kyung. Main Handphone bisa nanti."

"Iya Anak Ayamku sayang."

Diam-diam Sehun mengamati Kyungsoo yang asik menyuapkan sesuap nasi dengan sayur serta olahan daging itu ke dalam mulutnya. Sehun tersenyum, melihat Kyungsoo seperti itu membuat jantungnya menggila.

Sehun menyukai setiap hal yang berbau Kyungsoo, apapun yang di lakukan Pemuda itu. Ia akan menyukainya, dan tiba-tiba saja Sehun tersedak saat Kyungsoo menangkap basah dirinya sedang mengamati Kyungsoo dengan pandangan yang manis.

Kyungsoo menyerahkan botol minum itu ke Sehun. Dan Sehun segera menerimanya kemudian meminum airnya.

"Jangan di pandang lama-lama. Awas, nanti jantungnya bisa menggila." ledek Kyungsoo.

"Sudah kok, mau bukti?" Sehun menarik tangan kiri Kyungsoo lalu dia arahkan mendekat ke dadanya.

Kyungsoo tersentak kecil saat mengetahui detak jantung Sehun untuknya. Kyungsoo tersenyum kecut, ia ingin mengatakan sesuatu namun tiba-tiba saja suara lembut perempuan menyapa pendengaran Sehun dan Kyungsoo. Dan Kyungsoo segera menarik tangannya, ia menoleh mencari sosok Gadis yang telah memanggil nama Sehun.

"Boleh aku berbicara dengan Sehun, sebentar saja?"

Kyungsoo segera beranjak dari tempat duduknya. "Aku ke kamar mandi dulu. Aku akan kembali nanti." ucap Kyungsoo, ia memandang ke arah makanannya. Sehun menduga bahwa Kyungsoo lapar.

Kyungsoo segera pergi dari taman belakang sekolah dengan langkah berat. Sehun memandang punggung kesayangannya mulai menjauh. Gadis itu mengambil alih tempat Kyungsoo.

"Aku ingin berterima kasih kepadamu karena malam itu telah mengantarku pulang dengan selamat sampai rumah."

"Sama-sama. Aku tidak ingin terjadi apa-apa denganmu mengingat malam sangat rawan di lewati oleh perempuan. Umm, kau tidak membenci Kakakku kan?"

"Tidak. Justru aku merasa kasihan kepadanya."

Sebelah alis Sehun naik. Ia bingung mendengar penuturan Gadia itu, baru kali ini ada komentar bahwa ia kasihan dengan Kakaknya Sehun Biasanya mereka akan memaki, bahkan mengutuk Kakaknya karena mereka sakit hati oleh Pemuda yang tak lain adalah Kakaknya. "Kasihan?"

"Segala sesuatu pasti ada sebab. Ia tak mungkin begitu, dulu ia Anak yang baik bukan? Aku percaya bahwa ia masih sama seperti dulu hanya saja tertutupi oleh playboynya."

Sehun ingat. Dan ia tak akan pernah lupa dengan apa yang sudah menimpa Kakaknya. Sehun merasa kasihan, ia kesal dan juga kasihan di saat yang bersamaan. Pengalam cinta yang buruk membuat Kakaknya menjadi bajingan hingga saat ini. Mematahkan hati banyak Orang. Sehun mendadak merindukan sosok Kakaknya yang periang dan juga menyenangkan. Ia rindu, namun ia tak bisa berkomunikasi dengan Kakaknya seperti dulu. Kakaknya selalu mendiamkannya, bahkan meninggalkannya di saat Sehun membutuhkan bantuannya.

"Sehun." gadis itu memanggil Sehun. Dan Sehun segera sadar dari lamunannya, namun ia menangkap sesuatu.

Kyungsoo berdiri di dekat pohon. Masih di taman rupanya, ia tidak beranjak. Ia hanya memandang ke arah Sehun dengan tatapan kosong. Kyungsoo tampak tersenyum, namun terasa berbeda kali ini. Setelah itu ia benar-benar pergi, Sehun merasa ada yang ganjil dengan Kyungsoo. Ia berpikir bahwa Kyungsoo penasaran dengan sosok Gadis yang mengambil alih tempatnya.

"Apakah malam ini kamu sibuk Sehun? Aku ingin mengajakmu jalan-jalan karena telah menolongku."

"Liat nanti. Aku harus menyesuaikan jadwal lesku, tapi akan aku usahakan. Aku akan mengabarimu nanti."

Gadis itu berdiri, Sehun tak menyadari senyum manis yang di tujukan gadis itu untuknya. Dia hanya memandang tempat yang tadi menjadi tempat singgah Kyungsoo sementara. Ia masih penasaran.

"Terima kasih Sehun."

"Sama-sama."

Gadis itu segera pergi dan saat Sehun hendak menghubungi Kyungsoo. Ia lupa bahwa handphonenya tertinggal.

"Kan makananku jadi dingin, tak apa deh, yang penting bisa bikin kenyang." ucap Kyungsoo yang datang dari arah belakang. Ternyata Pemuda itu berjalan-jalan sebentar mengitari lorong sekolah.

Sehun tampak khawatir. "Kamu gapapa Kyung?"

Kyungsoo tersenyum kemudian menggenggam sendoknya. "Aku baik-baik saja. Ayo lanjut makan, nanti keburu bell istirahat habis, aku juga laper banget hehehe."

Kyungsoo makan seperti biasanya. Namun kali ini tatapannya agak berbeda, Sehun ingin bertanya lebih jauh. Namun, ia tidak ingin mengusik Kyungsoo yang saat ini asik makan, begitu menurut Sehun. Namun tidak bagi Kyungsoo. Sesekali ia memperhatikan handphonenya yang berada di jangkauan Sehun.

If It Is You | Chansoohun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang