Diandra dengan segala barang-barang berat yang ia bawa mencoba untuk menuruni tangga dengan kesusahan.
Hari ini adalah saatnya ia menunjukkan bahwa dirinya juga berbakat dan patut dihargai.
"Ndra!" panggilan seseorang membuatnya menghentikan langkahnya.
"Eh? Iya kenapa?" entahlah di depannya ada seorang wanita yang sepertinya satu tingkatan dengannya hanya saja ia tak mengenalnya.
"Semangat ya! Mungkin lo gak kenal gue tapi percayalah sebenarnya ada banyak orang yang ngefans sama lo di kampus ini," ujarnya membuat Diandra tersipu sesaat.
Memang menjadi orang yang tertutup adalah definisi dari Diandra Anastasia yang sesungguhnya. Bukan tanpa alasan, hidupnya tidak begitu bagus dan indah untuk diceritakan.
Lahir di keluarga perfeksionis yang membuatnya tertekan dan memutuskan untuk hidup sendiri adalah salah satu hal yang bisa dilihat dari orang-orang bahwa itulah penyebab dirinya menjadi orang tertutup dan cenderung lebih anti sosial.
Sebenarnya ia punya banyak teman hanya saja tidak begitu sering bertemu. Dan dia juga orang yang ramah jika mengenalnya dekat.
Jika dilihat lebih dalam, kehidupan Diandra adalah keinginan semua umat. Memiliki paras cantik, lahir di keluarga kaya, pintar dalam bidangnya dan bahkan sekarang berhasil membuat seminar tentang karyanya dan dirinya kali ini tidak mengeluarkan dana sepeser pun karna semua ditanggung oleh pihak kampus.
Dan yang lebih menegangkan lagi, dirinya akan mempresentasikan karyanya di depan keluarga besarnya. Ya, tamu undangan yang paling membuatnya pusing, keluarganya sendiri.
Karna itu pula alasan banyak mahasiswa yang bergabung dalam seminar kali ini, mulai dari senior hingga junior. Melihat keluarga konglomerat yang terkenal menjadi alasan utama untuk mereka.
Diandra mengetuk pintu backstage dan masuk ke dalamnya disambut oleh beberapa teman dekatnya. Juga ada beberapa dosen yang sebulan ini membantunya mempersiapkan acara.
"Udah siap Ndra?" tanya Chandra.
"Ndra, aku nervous, gimana kalo salah-salah terus nanti?" ujarnya pesimis yang membuat lelaki di depannya ini mencubit pipinya gemas. Nah loh bingung gak tu ndra ndra dua-duanya.
"Kamu bisa ndra, nanti kalo nervous ucapin dalam hati 'habis ini ditraktir Chandra' biar bisa langsung fokus!"
"Ish! Gak membantu banget!" Chandra terkekeh pelan lalu memeluk sahabatnya itu sebentar.
"It's showtime, tunjukkan diri kamu sama mereka," setelah mengatakannya Chandra berbalik pergi dari ruang backstage.
Diandra menghela nafasnya panjang. Dengan langkah tegak dirinya melangkah keluar menuju samping panggung dan melihat MC yang masih membuka acaranya.
"Nervous banget sih mukanya, tenang dong, lu mah kek di hadepin sama musibah aja!" tegur seseorang dari samping.
Itu Aji, salah satu panitia yang ia kenal cukup lama. Mengingat bahwa Aji adalah teman dekat dari salah satu 'temannya' dan juga adik kembarnya.
"Pertama kali, jelaslah gue nervous," mendengar itu membuat Aji mendengus.
"Habis ini juga lu bakal seneng banget, bakal banyak banget tawaran dari orang-orang buat kerja sama, atau nggak tiba-tiba langsung dikontrak terus bisa jadi kan lo bisa kumlot 3 tahun kuliah doang," Aji masih mengomel guna untuk memberikan ketenangan pada gadis di depannya ini.
Diandra tersenyum, ini sudah tahun ke tiga ia kuliah dan beberapa syarat kelulusan bahkan sudah dirinya kerjakan beberapa. Bukan hal yang maklum jika setelah ini dia dapat kebijakan untuk segera lulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
benefits | 'CSY
Teen FictionSemua orang punya temen. Beda sama Kelvin. Dia punya temen kok banyak, cuma ada yang plus aja buat dia. Friend with benefits pasti kalian sering banget denger. Dan seorang Kelvin Salendro Anesta punya temen benefit dibalik wajah angelic dan keram...