***pantengin terus kelanjutanya yah, nanti akan ada give away... jangan lupa komenya
Gus Hafiz POV
menunjukan pukul 03.00 Wib. Gus Hafiz masih berkutat di layar laptopnya. Sembari beberapa kali membuka lembaran buku tebal di sampingnya. Ia mungkin lupa kalau ini sudah pagi, bahkan secangkir kopi sudah habis saat ia mau menyeruputnya. Rahman, Nurdin, Rosyid, Kholis teman sekamarnya sudah lelap tertidur. Dengkuran rosyid menjadi nada indah menemani Gus Hafiz dengan setumpuk pekerjaanya.
"Belum selesai ngerjain tesisnya, kang?" tanya Nurdin dengan nada masih mengantuk.
"Bukan tesis Kang. Aku mengganggu tidurmu, kang?"
"Pagi ini jadwalku adzan subuh, " Kang Nurdin bangkit dan menyambar kopyah di atas lemarinya. "Masya Allah,kang Hafiz sedang mengkaji kitab kuning?" ucap Kang Nurdin melihat tumpukan kitab –kitab di samping Gus Hafiz."Ini hanya beberapa kumpulan hadist sahih yang diambil dari Sahih Bukhari, Sahih Muslim, Sunan Abi Dawud, At-tirmizi, sunan An-Nasai, Sunan Ibnu Najah, serta beberapa hadist shahih yang sudah ada di Riyadhus Shalihin, tapi aku ambil khusus yang membahas Ahli Sunnah Wal Jamaah (Aswaja)," jelas gus Hafiz
"Seperti kitab karya K.H. Ali Maksum juga membahas Aswaja,"
"Yah kurang lebih seperti itu, bergegaslah ke masjid sebentar lagi subuh,"
"Iya kang, aku pergi ke masjid, nanti keburu keduluan pak Kyai, hehe.." Labib meninggalkan kamar.
***
Suara Kang Nurdin mengalun indah memanggil asma Allah menggema dilangit Jogja. Menyeru kalimat tauhid mengagungkan kebesaran-Nya. Hai, kaum yang merasa diciptakan oleh Allah bangkitlah dari tidur nyamanmu, ucapkan bissmillah saat setan membisikkan rayuan tidur indah. Karena sesungguhnya ketika seseorang akan bangun untuk sholat setan mengikat 3 tali ke manusia. Tali pertama akan putus saat membuka mata maka dianjurkan untuk membaca doa setelah tidur , tali kedua putus ketika disiram oleh percikan wudhu, Tatkala melakukan sholat subuh setan menangis karena tali yang ia ikatkan kalah.Iman telah Allah Ta'ala letakan dan keyakinan pada setiap lubuk hati hamba-Nya yang beriman dan berislam. Namun mampukah cahaya iman dan keyakinannya itu menyinari setiap anggota badanya sehingga membawa semua yang ada pada dirinya untuk diajak bersimpuh, bersembah sujud, dan mentauhidkan Allah Ta'ala. Iman itu telah menelusuk setiap aliran darah, menggetarkan jiwa setiap nama-Nya disebut. Ia bersimpu khusyuk dalam doa yang diucapkan sang imam. Bahkan setetes butiran bening, jatuh sebagai saksi dalamnya ia berharap.
Dialah hamba-Mu, Ya Allah, yang engkau karuniakan ketampanan padanya, tapi tak ada kesombongan yang ia tampakkan. Dialah hamba-Mu, ya Rabb, yang Engkau karuniakan nasab dan ilmu yang lebih, namun ia tak tamak dan berpaling dari keanggungan-Mu. Gus Hafiz, apa yang bisa melukiskan wajah dan indahnya akhlakmu bila siapa saja yang melihatmu tertunduk malu. Putri malu pun akan kuncup tatkala kau melewatinya. Sungguh beruntung siapa pun kelak yang akan mendampingmu, biarkan takdir Allah yang berbicara.
"Kang, jangan lupa nanti jam 9 ke ndalem pak kyai," Ucap rosyid mendekati Gus Hafiz yang sedang duduk di depan serambi masjid.
"Ada acara apa di ndalem Syid?"
"Kau ini gimana kang, nanti kan ada musyawarah pembentukan panitia Khaul Pak Kiai Ahmad Idris Mustofa,"
"Astaghfirullah, aku kok bisa lupa haul pak Kiai sendiri,"
"Gus, sudah kasih undangan ke komplek putri?"
"Kenapa harus aku, kamu kan sering lewat depan komplek putri titipkan saja sama calonmu,"
"Calonku?" Rosyid menatap Gus Hafiz bingung.
"Iya, Azizah Nur Aini, gadis berkerudung putih," ucap Gus Hafiz tersenyum.
"Darimana kang hafiz tau aku suka Azizah?" Rosyid masih menatap bingung..
"Dari mana lagi kalau bukan dari secarik surat berwana biru muda, 'Untukmu calon makmumku, dan bidadari hidupku' "Ucap Gus Hafiz sembari tertawa menunjukan penggalan surat rosyid.
"Lho kok suratnya ada di sampean, kang?"
"Makanya di masjid itu tempatnya berzikir, bukan malah bikin surat cinta,"
"Yah kan biar cepat diijabah sama Allah," Rosyid mengernyitkan gigi gingsulnya.
"Eaalah gak gitu juga kali Syid, sampaikan perasaanmu melalui jalan yang benar. Sampai kapan kamu nulis surat tapi enggak dikasih sama orangnya yo percuma," Gus Hafiz menggeleng-gelengkan kepala. Sahabatnya ini memang sudah lama menyimpan perasaan kepada lurah (ketua pondok) putri. Ia tuliskan rasa rindu dan kekagumanya melalui surat yang kemudian ia simpan. Entah sudah berapa surat yang ia buat."Belum waktunya Kang, hafalanku belum selesai" ucap Rosyid dengan nada sedih.
"Syid, menghafalkan Kitab Allah itu tidak mudah, ada cobaanya. Salah satunya adalah wanita,"
"Iya kang, pak Kiai pernah ngendika seperti itu juga,"
"Terus gimana nasib ning Zizah? ,"
"Yang benar gimana nasib cinta dalam hatiku ini kang, ning Zizah mah banyak yang naksir," rosyid duduk dihalaman masjid, menyender ditiang penyangga masjid.
"Cantik, lurah pondok pula, aku juga mau,Syid," Hafidz menepuk pundak Rosyid
"Jangan gitu kang, kalah telak kalau harus bersaing dengan sampean," Rosyid menunduk menatap secarik surat di genggamanya.
"ojo nyerah ngono tho kang,.. kalau sudah jodoh insya Allah diberi jalan"
"nggeh Gus..."
***
Ndalem pak kyai sudah ramai oleh beberapa santri yang sudah datang untuk rapat. Khusus komplek putra ada 5 komplek terdiri dari komplek huffadh, komplek K, Komplek N, komple S serta komplek M . Masing-masing komplek mengirimkan delegasinya untuk menjadi panitia khaul. 1 bulan lagi adalah khaul Kyai Marzuki Anwar yang ke 12, beliau putra pertama dari Kyai Anwar Zainudin pendiri pondok pesantren. Setelah Kyai Marzuki wafat kepemimpinan pondok diurus oleh putranya Kyai Fathoni Marzuki, kakak sulung Ustadzah Nurul."rangkaian acaranya kita buat seperti tahun lalu saja, sesuai dawuh bu Nyai Fatimah. Satu hari sebelum haul ada majlis simaan Al-Qur'an dari pagi sampai dzuhur, sorenya Ziarah maqbaroh, malamnya sebelum majlis haul di isi dengan prosesi khotmil Qur'an" terang kang nurdin membacakan rangkaian acara yang telah disepakati.
"Bagaimana dengan pembicaranya , kang" tanya seorang santri komplek S
"Kalau itu sudah diatur oleh Kyai Fathoni, Insya Allah yang akan mengisi Gus Baha dari rembang," jawab Gus Hafiz
"Pejabat pemerintah yang diundang pak kyai Fathoni, apakah perlu dikirimkan surat undangannya?"
"Kalau masalah pejabat pemerintah juga sudah diatur sama pak Kyai, kita hanya perlu mempersiapkan panggonan dan sambutan yang baik," lanjut Gus HafizAcara Haul Kyai Marzuki memang sudah biasa dihadir oleh pejabat pemerintah. Tahun lalu wakil presiden RI juga ikut hadir di majlis Haul. Bukan hanya para pejabat, para ulama dari pulau jawa juga ikut hadir. Kebanyakan yang hadir dari kyai-kyai yang dulu pernah mondok di pesantren Mutua'allimin. Kalau tahun lalu, jamaah yang hadih sampai ribuan, mungkin tahun ini akan lebih banyak. Jadi tidak heran, bila persiapanya pun jauh-jauh hari.
"Kalau persiapa untuk prosesi Khotmil Qur'anya bagaimana kang?" tanya rosyid
"Ehmm.. kalau itu aku belum tahu, Syid. Belum ditanyakan sampai mana persiapannya," jawab kang Nurdin
"Bagaimana kalau kamu tanyakan langsung saja Syid, sama lurah pondok putri," Gus Hafiz menambahi
"Maksudmu Ning..Zizah, kang?" tanya Rosyid terbata-bata. Gus hafiz mengangguk.
"Bener itu kang, kamu kan humas Syid, jadi sudah jadi tugasmu, ajak kang ridwan dari komplek N untuk menemanimu," tambah Kang Nurdin melirik kearah Gus hafiz yang disampingnya. Mereka tersenyum tipis melihat ekspresi Rosyid yang terlihat bingung dan gelagapan. Rasanya dia baru saja menjadi korban kejahilan kedua sahabatnnya.Dilain tempat, tepatnya di Aula pondok santriwati calon khotimat sedang berlatih.Setiap haul akan ada Prosesi haflah khotmil Qur'an yang bergantian dengan komplek putra, tahun ini adalah kebagian santri putri. Ada 20 khotimat 30 juz Bil Hifdzi, 34 khotimat 15 juz bil Hifdzi, dan 60 khotimat juz 30 Bil Hifdzi. Kalau pondok putra terdiri beberapa komplek, khusus putri hanya ada satu komplek, namun santrinya mencapai 1.500 santri putri. Pondok Mutua'allimin adalah salah satu pondok Qur'an tertua dijawa, jadi tak heran kalau santrinya rata-rata yang mondok disini selaian mengkaji kitab kuning juga di wajibkan untuk hafalan.
"Dimana Aisyah?" tanya ning zizah kepada Zaira yang sedang mengatur barisan para khotimat. Pertanyaan Ning zizah membuatnya baru menyadari, sedari tadi dia tidak melihat Aisyah di aula. Kemana lagi kau, Aisyah?? Jangan bilang kau kabur lagi...
***
Alhamdulillah bisa melanjutkan cerit ini setelah off 1 tahun lebih...
Semoga bisa bermanfaat dan maafkan aku ini msih amburadul.. 🙏Akankah gus hafiz dan Aisyah berjodoh?

KAMU SEDANG MEMBACA
Habibi Qolbi (Kekasih Hatiku)
روحانيات"Apakah kamu sudah memiliki jawabannya?" Akhirnya, kalimat itu terucap juga setelah lama keheningan menghampiri. Kalimat itu pula yang tidak ingin Aisyah dengar. Hari ini ia melupakan, bahwa ia harus memberikan jawaban. Ini bukan masalah menjawab...