EXI

2.9K 400 14
                                    

Lan Xichen membantu Jiang Cheng berbaring, tidak lama kemudian terdengar derap langkah kaki. Seorang wanita muda muncul di ambang pintu, membawa baskom air dan kain serta sebuah buntalan kecil yang mungkin berisi obat-obatan.

"Ketua Sekte Jiang, maaf keterlambatan saya. Saya akan segera mengobati anda." wanita muda tadi segera meletakkan baskom dan kain di samping Jiang Cheng, dan sepertinya tidak menghiraukan keberadaan Lan Xichen apalagi saat fokusnya pada luka Jiang Cheng.

Lan Xichen berusaha menekan perasaan tidak nyamannya saat menatap wanita cantik yang kini sedang mengobati istri keduanya.

Wen Qing.

Wanita cantik dari Klan Wen yang sudah musnah tersebut terkenal akan kemampuannya dalam bidang pengobatan. Selama masa kelam belasan tahun lalu, Wen Qing secara diam-diam justru membantu para kultivator dari klan lain yang terluka. Hingga saat semua anggota Klan Wen dimusnahkan, Jiang Cheng mengambil Wen Qing dan menjadikannya tabib di Yunmeng.

Desas-desus hubungan antara Jiang Cheng dan Wen Qing sempat menyebar saat itu, namun segera mereda begitu terjadi pernikahan antara Lan Xichen dan Jiang Cheng. Namun Lan Xichen tahu betul jika Jiang Cheng sempat menaruh rasa pada Wen Qing.

"Zewu-Jun, tolong tinggalkan kami." suara dingin Jiang Cheng menyadarkan Lan Xichen.

"Kumohon Wanyin, biarkan aku menunggumu." Jiang Cheng menggeleng, sementara Wen Qing seolah tidak mempedulikan percakapan sepasang suami istri tersebut.

"Tidak perlu, biarkan Nona Wen mengobati saya terlebih dahulu." Lan Xichen menghela napas, dirinya hafal dengan sikap keras kepala sang istri.

"Baiklah, aku akan menunggu diluar. Nona Wen, tolong rawat istri saya, jika terjadi sesuatu tolong segera panggil saya." Lan Xichen sengaja menekankan kata istri agar semua tahu posisinya.

"Tentu Zewu-Jun, saya akan berusaha semampu saya." Lan Xichen mengangguk lalu segera beranjak pergi. Setelah memastikan Lan Xichen keluar dari kamar, Wen Qing segera menatap Jiang Cheng.

"Ketua Sekte Jiang, kenapa anda menyuruh Zewu-Jun keluar?" Jiang Cheng menatap balik Wen Qing.

"Aku......aku tidak ingin membuatnya khawatir, walaupun aku sendiri tidak yakin apakah dia mengkhawatirkan keadaanku." Wen Qing tersenyum begitu mendengar ucapan Jiang Cheng.

"Apakah anda tidal melihatnya? Zewu-Jun sangat mengkhawatirkan anda, baiklah itu bisa kita bicarakan nanti, sekarang dimana anda terluka selain di lengan anda?" Wen Qing dengan hati-hati membantu menanggalkan pakaian Jiang Cheng yang sudah terkoyak dibeberapa bagian. Untuk sesaat Jiang Cheng merasa ragu, namun tetap mengatakan apa yang dirasakannya.

"Nona Wen, tadi ada salah satu mayat yang berhasil menyerangku, mayat itu mengenai perutku, setelah itu perutku merasa nyeri dan sakit yang teramat dan juga sebenarnya sedari tadi darah mengalir dari bagian bawahku, apakah ada organ dalamku yang pecah?" bersamaan dengan berakhirnya penjelasan Jiang Cheng, Wen Qing telah selesai menanggalkan pakaian Jiang Cheng dan hanya menyisakan celana panjang dalaman yang kini berwarna merah. Wen Qing hampir saja terjatuh melihatnya, penjelasan Jiang Cheng kembali berdenyut di kepalanya.

"Ti-tidak mungkin bukan, bagaimana ini bisa terjadi?" untuk sesaat Wen Qing merasa linglung.

"Nona Wen, apa yang terjadi? Dan tolong segera bantu aku menghentikan ini, perutku semakin sakit." wajah Jiang Cheng kini terlihat pucat, bulir-bulir keringat mulai menapaki kulit mulusnya.

Wen Qing segera tersadar, telapak tangannya menyentuh permukaan perut Jiang Cheng yang membuat empunya terkejut. Wen Qing membelalakan matanya saat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

"Ketua Sekte Jiang, anda bisa menghukum saya setelah ini, saya akan dengan jujur mengatakan kondisi anda. Saya sendiri merasa bingung, karena setahu saya status anda seorang beta. Tapi anda mengandung sebelumnya." Wen Qing tidak berani menatap Jiang Cheng, sedangkan Jiang Cheng sendiri terkejut mendengar ucapan Wen Qing.

"Apa maksudmu sebelumnya?" Jiang Cheng menatap tubuh bawahnya sendiri dan seolah otaknya bekerja cepat begitu melihat kembali keadaannya.

"Saya rasa anda mengetahui apa maksud saya." saat ini Wen Qing merasa ingin menangis menyaksikan keadaan lelaki di depannya.

"Apakah tidak bisa diselamatkan?" lirih Jiang Cheng yang berusaha menahan airmatanya. Dengan lemah Wen Qing menggeleng.

"Saya sudah tidak bisa merasakan energi lain ditubuh anda selain milik anda sendiri, saya yakin usianya bahkan belum genap satu bulan." kali ini Jiang Cheng tidak bisa lagi menahan airmatanya.

"Lalu apa yang harus aku lakukan?" Jiang Cheng menatap Wen Qing dengan getir.

"Saya akan memberikan herbal untuk membersihkan tubuh anda, agar tidak menjadi masalah kedepannya. Dan untuk proses ini anda harus menahan sakit, sebaiknya kita memanggil Zewu-Jun, karena selama prosesnya nanti anda membutuhkan energi dari Zewu-Jun." begitu Wen Qing selesai menjelaskan, Jiang Cheng segera mencengkeram erat lengan Wen Qing.

"Tidak, kumohon tolong jangan beritahu Zewu-Jun, aku bisa mengatasinya sendiri." Jiang Cheng tidak akan punya nyalu untuk mengatakan apa yang terjadi pada suaminya tersebut. Dirinya terlalu takut untuk membayangkan bagaimana kecewanya sang suami.

Bahkan Jiang Cheng sendiri mulai membenci dirinya sendiri. Dirinya pikir dengan statusnya yang seorang beta tidak akan bisa mengandung sama sekali, namun siapa sangka jika Sang Dewa memberinya kesempatan. Dan dengan bodohnya Jiang Cheng berpikir jika dirinya menyia-nyiakan kesempatan besar tersebut.

"Nona Wen, apakah aku masih bisa mengandung kembali?" tanya Jiang Cheng penuh harap.

"Walaupun tidak semudah omega namun saya yakin anda akan bisa mengandung kembali." Jiang Cheng merasa lega, setidaknya masih ada kesempatan untuk dirinya.

"Baiklah kalau begitu, berikan aku herbalnya, kita mulai sekarang." Wen Qing segera meraih buntalan yang berisi obat-obatan tadi, lalu memilah yang akan diminum Jiang Cheng.

Wen Qing membantu Jiang Cheng meminumnya, lalu dengan perlahan membaringkan Jiang Cheng. Tangan kurus Jiang Cheng meraih kain yang dibawa oleh Wen Qing tadi, lalu menggulung dan menyumpalkan kemulutnya sendiri.











Sementara itu diluar kamar Jiang Cheng, Lan Xichen menunggu dengan cemas bersama Lan Wangji dan Wei Wuxian. Sejak tadi Wei Wuxian ingin masuk, namun Lan Wangji berhasil menahan istrinya.

" Lan Zhan, apakah terjadi sesuatu pada A-Cheng? Bukankah hanya lengannya yang terluka tapi kenapa lama sekali, bahkan Nona Wen belum keluar." Lan Wangji tidak menjawab, hanya bisa memberikan usapan menenangkan.

Mereka bertiga semakin cemas dalam diam, hingga tiba-tiba seorang murid menghampiri mereka.

"Salam Zewu-Jun, Hanguang-Jun, Senior Wei."

"Ada apa? Apa terjadi sesuatu yang buruk?"

"Maaf Zewu-Jun, ada pesan dari Gusu yang menyuruh anda kembali, terjadi sesuatu yang buruk pada Lianfang-Zun." Lan Xichen segera berdiri dan hendak melangkah namun untuk sesaat menatap pintu kamar Jiang Cheng.

"Wangji, Adik Wei. Tolong jaga Wanyin." Lan Xichen segera pergi tanpa mendengar jawaban dari mereka berdua, yang ada dipikirannya saat ini adalah keadaan Jin Guangyao.











Tolong dimaklumi kalau tidak masuk akal dan sebagainya, hehe.
Selamat membaca dan selamat berakhir pekan.

(END) SECOND (BL) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang