ENNEA (ENDING)

6.3K 452 100
                                    

Senja berganti malam, Gusu terlihat tenang seperti biasa. Apalagi mengingat ini sudah jam malam yang artinya hampir semua orang sudah tertidur sesuai aturan sekte mereka. Tinggal beberapa murid yang masih terjaga karena bertugas untuk jaga malam.

Sementara itu di tempat Lan Xichen, Jiang Cheng bersungut-sungut. Sesekali meringis karena kesakitan. Sedangkan Lan Xichen sendiri tidak berani bersuara lebih, karena takut terkena amukan Zidian milik istrinya.
"Zewu-Jun, anda benar-benar....." Jiang Cheng tidak melanjutkan ucapannya. Tangan kurusnya mengusap pinggangnya.

"Maafkan aku, Wanyin. Kita sudah lama tidak bertemu, dan aku tidak bisa menahannya." Lan Xichen tersenyum dengan raut bersalah, Jiang Cheng memelototinya.

"Tsk, lupakan saja. Tidurlah, sudah berapa banyak peraturan Gusu yang  kita langgar kali ini huh." Jiang Cheng memejamkan matanya.

"Tenanglah, Wanyin. Aku pastikan kita tidak akan dihukum. Mereka pasti memahami kita." Lan Xichen segera menyusul berbaring disamping istrinya, tanpa ragu memeluk Jiang Cheng dan menghasilkan beberapa omelan.

BRAKKK

Baru saja mereka berdua terlelap, suara pintu didobrak mengagetkan mereka. Lan Xichen segera terbangun dan diikuti Jiang Cheng yang mengabaikan rasa sakit dibagian tubuh bawahnya.

"Oh sepertinya kita menganggu Zewu-Jun." beberapa orang berpakaian serba hitam dengan penutup wajah mereka berdiri di ambang pintu. Jiang Cheng segera berdiri begitu menyadari jika Yuchen dan Zanchen berada ditangan mereka.

"Siapa kalian hingga berani melakukan hal seperti ini di Gusu?" Lan Xichen bertanya dengan hati-hati agar tidak membuat orang-orang didepannya melukai kedua putranya.

"Lepaskan mereka berdua, atau kalian akan kukirim keluar gerbang Gusu." Zidian dijari Jiang Cheng bersinar.

"Hahahaha, anda terlalu percaya diri Ketua Sekte Jiang. Menghancurkan Yunmeng untuk ketiga kalinya saya rasa tidak susah." Jiang Cheng terkejut sekaligus marah mendengarnya, dan Jiang Cheng merasa curiga saat mendengar suara yang terasa familiar.

"Baiklah, aku tidak akan berbasa-basi lagi. Kedatanganku adalah untuk menagih janji."

"Janji apa yang anda maksud, dan bisakah anda tunjukkan identitas anda terlebih dahulu." Lan Xichen sebisa mungkin menahan dirinya.

"Hahahaha, baiklah karena Lianfang-Jun, tidak disini akan kuberitahu. Lianfang-Jun meminta kami untuk menyerang Yunmeng, dan karena tidak sepenuhnya berhasil. Sebagai balasannya kami menginginkan Gusu. Dan tentang siapa kami, kuharap kalian baik-baik saja." Lan Xichen dan Jiang Cheng terkejut mendengarnya. Terlebih Lan Xichen, tidak mungkin bukan jika A-Yao yang dirinya cintai seperti itu?.

Tidak, Lan Xichen tidak percaya. A-Yao cintanya tidak mungkin sejahat itu, bukankah selama ini dia selalu baik terhadap Jiang Cheng dan jangan lupakan hubungan persaudaraan mereka melalui pernikahan Jin Zixuan dan Jiang Yanli.

"Hentikan omong kosong kalian, A-Yao tidak akan berbuat hal seburuk itu." Orang misterius tersebut terkekeh mendengar sanggahan Lan Xichen. Jiang Cheng termenung, benarkah jika dibalik penyerangan Yunmeng beberapa waktu lalu Jin Guangyao dalangnya? Tapi apa alasannya?.

"Baiklah jika anda tidak percaya, cepat cari dia dan bawa kemari!" seseorang dari kelompok tersebut yang mungkin sebagai anak buah segera melesat pergi. Lan Xichen hendak mengejarnya, namun Jiang Cheng mencegahnya.

"Tahan diri anda, Zewu-Jun. Kedua putra kita ada ditangan mereka, pikirkan keselamatan mereka." Lan Xichen mengangguk lemah.

Yuchen dan Zanchen terlihat ketakutan, sebuah pisau menempel dileher masing-masing. Sedangkan mulut mereka disumpal dengan kain.

(END) SECOND (BL) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang