OKTO

3.4K 393 15
                                    

Beberapa hari telah berlalu, keadaan Jiang Cheng sudah membaik. Wei Wuxian dan Lan Wangji kembali melanjutkan perjalanan mereka. Sedangkan Yuchen kembali ke Gusu. Soal Yuchen, Jiang Cheng sempat merasa pusing dengan kelakuan tuan muda dari Gusu tersebut.

Dirinya baru mengetahui jika Yuchen ternyata pergi ke Yunmeng dengan diam-diam, baru setelah datang beberapa murid Gusu atas perintah Lan Qiren, Jiang Cheng mengetahuinya.

Dalam lubuk hatinya yang terdalam, Jiang Cheng merasa bahagia atas perhatian Yuchen. Setidaknya Jiang Cheng merasakan bagaimana rasanya mempunyai seorang anak.

Hari-harinya yang kesepian dimulai, terkadang Jiang Cheng merasa getir akan fakta ini. Dirinya merindukan saat-saat dimana kebersamaan dengan keluarganya yang lengkap. Jiang Cheng berharap semua ini hanya mimpi buruk. Seluruh keluarganya berada disampingnya hingga dirinya tidak kesepian.

Beberapa purnama berlalu, keadaan Yunmeng sudah membaik sepenuhnya. Tidak ada lagi serangan mayat ganas atau masalah yang terlalu serius. Membuat Jiang Cheng merasa lega, akhirnya bisa merasakan istirahat.

Akhir-akhir ini Jiang Cheng merasakan kerinduan yang menurutnya terlalu berlebihan akan sosok pemimpin Gusu yang merupakan suaminya, Zewu-Jun. Terakhir kali mereka bertemu saat terjadi penyerangan di Yunmeng itupun hanya beberapa saat.

Hari-hari setelah itu suaminya tidak mengunjunginya lagi, sebagai gantinya terkadang mengirim surat. Jiang Cheng memakluminya, mungkin saja suaminya terlalu sibuk. Lagi pula selama ini, Jiang Cheng yang lebih sering datang ke Gusu daripada Lan Xichen yang datang ke Yunmeng, lagi-lagi perasaan getir tersebut merasuki hatinya.

"Tidak ada salahnya bukan jika aku berkunjung ke Gusu. Lagi pula saat ini situasi baik-baik saja." gumamnya sembari menatap kumpulan bunga teratai.

Keesokan harinya Jiang Cheng memutuskan untuk datang ke Gusu. Sebelum itu Jiang Cheng memberi beberapa pesan pada muridnya untuk menjaga Yunmeng selama dirinya tinggal.

Jiang Cheng mengamati pemandangan sekitar Yunmeng untuk sesaat. Entah kenapa Jiang Cheng tiba-tiba berpikir jika setelah ini dirinya tidak akan bisa melihat semua ini. Tanpa sadar airmatanya menggenang, namun segera diseka lalu memulai perjalanannya ke Gusu.





Sesampainya di Gusu, Jiang Cheng disambut beberapa murid Gusu yang menjaga gerbang. Jiang Cheng melangkah masuk. Dirinya berniat mencari Lan Qiren untuk memberi hormat, namun sebelum melangkahkan kakinya, netranya menatap Lan Xichen yang melangkah kearahnya sambil tersenyum. Jiang Cheng hampir saja membalas senyuman tersebut, namun begitu melihat sosok disamping suaminya yang kini menyanggak perutnya yang membesar, membuat Jiang Cheng mengurungkan niatnya.

"Salam Zewu-Jun, Lianfang-Jun." sapanya saat kedua orang tersebut sampai dihadapannya.

"Selamat datang Wanyin, maafkan aku yang tidak bisa mengunjungimu." kata Lan Xichen dengan menyesal.

"Saya mengerti Zewu-Jun." balas Jiang Cheng dengan nada angkuhnya yang biasa dirinya pakai.

"Bagaimana keadaan Yunmeng? Saya harap tidak terjadi hal buruk lagi di Yunmeng, saya ikut berduka untuk kejadian beberapa waktu lalu. Maafkan saya yang tidak bisa membantu apapun." Jiang Cheng mengalihkan pandangannya pada sosok Jin Guangyao yang kini wajahnya menampilkan ekspresi kesedihan yang begitu mendalam, Lan Xichen mengusap bahunya seolah menghiburnya. Jiang Cheng merasakan hatinya sakit melihat pemandangan didepannya.

"Tidak perlu dipikirkan Lianfang-Jun. Yunmeng sudah membaik, harap anda lebih memperhatikan kesehatan anda. Bagaimanapun anda sedang membawa kehidupan lain saat ini, tidak terlalu baik jika anda memikirkan hal yang berdampak membebani anda." kata Jiang Cheng dengan senyum penuh arti yang membuat Jin Guangyao menampilkan wajah kaku.

"Terimakasih atas perhatian anda Shengshou Sandu. Ah mari saya antarkan anda untuk beristirahat." Jin Guangyao kembali mengubah ekspresinya, kali ini seperti biasanya terlihat lemah lembut.

"A-Yao, biarkan aku yang mengantar Wanyin. Istirahatlah, bukankah tabib mengatakan untuk banyak istirahat karena sudah mendekati masa persalinanmu." baiklah sekarang Jiang Cheng rasanya ingin bersorak mendengar ucapan suaminya. Jin Guangyao ingin menolak ucapan Lan Xichen namun diurungkannya, dengan terpaksa mengiyakan dan segera kembali ke kamarnya.

Setelah Jin Guangyao pergi, kini hanya tinggal mereka berdua. Lan Xichen tanpa ragu menautkan tangan mereka lalu menggandeng Jiang Cheng yang kini merona namun tetap memasang wajah angkuhnya.

"Zewu-Jun, kalau saya tidak lupa. Bukankah ini bukan jalan menuju tempat paman?" tanya Jiang Cheng yang menyadari jika mereka berdua tidak menuju ke tempat Lan Xichen.

"Wanyin, apakah kau tidak merindukanku? Kurasa paman akan memahami kita, bagaimana kalau kita menghabiskan waktu untuk melepas rindu kita sambil berbincang?" Jiang Cheng segera memelototi Lan Xichen.

"Sungguh tidak mencerminkan seorang ketua sekte." Lan Xichen terkekeh pelan.

Sementara itu, Yuchen dengan bahagia mengamati interaksi keduanya. Awalnya dirinya ingin segera menghampiri Jiang Cheng, namun begitu melihat apa yang terjadi Yuchen segera mengurungkan niatnya. Lebih baik dirinya sekarang menghampiri ibu kandungnya, mencari cara agar ibunya tidak mengganggu Lan Xichen dan Jiang Cheng.













Karena ini chapter terakhir, karena kayaknya bakal kepanjangan jadi kujadiin dua aja hehe. Btw jangan lupa ya tunggu dramanya madam yang akan datang.


Uwu ketemu lagi mereka wkwk, walaupun madam gak jadi main role ayo tetap dukung.


(END) SECOND (BL) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang