03

23 7 0
                                    





"Semalam gua sekarat," kata Changbin.



Bukannya penasaran, Minho dan Jisung malah tertawa menanggapinya.

"Gua serius anjing, nafas gua hampir ilang."

"HOY, sesek nafas doang kali lu. Bukan sekarat juga," kata Minho masih dengan tawanya.

"Gua lemes juga, mana gua lagi berak."

"TUH KAN, Bang Changbin mah suka ngada-ngada kalau bercanda."

Changbin berdecak, "Gua bahkan sampai pingsan di kamar mandi, pas bangun mata gua dipipisin kecoak."

Minho dan Jisung lagi-lagi tertawa lepas setelah mendengar sahabatnya ini.

"Gua nggak bohong."

"LU KOTOR SIH BIN, JADI DIKIRA WC SAMA KECOAK," kata Minho sambil menggebug pundak Changbin.

"Bang Changbin semalam beneran sekarat? Terus kenapa nggak jadi mati?" tanya Jisung santai sambil berusaha menetralkan diri.

"Umur gua di panjangin lagi kali sama tuhan."

"Tapi, Bin. Harusnya lu mati beneran biar populasi orang bego kayak lu berkurang."

Changbin menatap Minho serius.















Namun, Changbin menarik mulutnya keatas lalu terkekeh.

"Hahaha, iya juga ya Ho. Kenapa gua nggak mati beneran aja?"

"Lain kali kalau sekarat sekalian ambil pisau, Bang. Biar mati beneran! Gua lelah liat muka jelek lu bang soalnya," kata Jisung sambil tertawa.
















Changbin ikut tertawa, walaupun sebenarnya ia merasa bercanda kedua sahabatnya ini melewati batas.

DepressionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang