Ch 7 : Ninuninu

230 33 18
                                    

Udah lama kekubur work ini. Sampe alurnya udah samar-samar di otakku.

Banyak hal terjadi, entahlah sampe sengaret-ngaretnya ini update.

Heheeee Gomen🙏

Tapi baca komen chingu semua jadi senyam senyum sendiri pengen cepet-cepet up. Cuma ide yg jarang mau mampir :')

Dan maaf juga jarang balesin komen, maklum jarang buka wp. Ehee

Udah, banyak bacot aku ini...

Selamat membaca ~~~
.
.
.

Author POV

Guanlin sudah mencoba mengabaikannya, meredam rasa kesal dan sakit hatinya. Ia sudah berusaha menyembunyikan perasaan itu sebaik mungkin.

Bahkan saat bertemu Daehwi beberapa hari yg lalu di bus, ia mencoba menghibur lelaki mungil itu. Bertukar tawa dengannya membuat Guanlin sedikit lupa akan rasa perih di hatinya, namun itu tak berlangsung lama.

Guanlin mendapati pujaan hatinya bergandengan dengan lelaki itu, lelaki yang akhir-akhir ini sering Guanlin umpat dalam hati. Katakan saja Guanlin pengecut karena ia segera menghindari berpapasan dengan pasangan itu.

Tak seperti Daehwi, ia sanggup menghadapinya. Guanlin hanya ingin menghindar, tak ingin Jihoon menancapkan pisau itu lebih dalam lagi di hatinya.

Oh, dan sekarang mood nya menjadi sangat buruk. Ia melewatkan mata pelajaran pertama dan kedua dengan melamun.

Bel istirahat pertama berbunyi diiringi sorakan bahagia para siswa di sekolah itu, kecuali Guanlin. Ia hanya merengkuh tasnya, enggan untuk mengisi perutnya yg sudah protes dari tadi.

Siswa lainnya sudah keluar sejak tadi, menyisakan Guanlin dan Haknyeon yang masih setia merengek minta ditemani ke kantin.

Lama-lama akhirnya Guanlin muak mendengar rengekan Haknyeon yang sangat tidak elit dan gak ada imut-imutnya itu (menurut Guanlin).

Dengan malas ia melangkahkan kakinya beriringan dengan Haknyeon yang cengengesan sambil sesekali menyapa genit beberapa siswi yang berpapasan dengan mereka.

"Hai Som, makin hari makin cantik aja"

"Hai Nyeon, makin hari makin bobrok aja tingkah lo."

"Bobrok-bobrok gini kan kamu masih sayang, hehee"

"Iya sayang, sayang kenapa ga dari dulu aja gue tabok muka lo."

"Aww ur so mean, beb... Lahh Lin jangan tinggalin gua!" lalu berlarian lah si Haknyeon di koridor sambil melambai-lambai ke Somi.

"See u beb." Somi cuma membalas dengan gestur mau muntah.

Haknyeon menepuk bahu Guanlin dengan nafasnya yg masih ngos-ngosan.

"Kok lo...hahh...ninggalin gue!"

"Ngapain gue disitu? Jadi saksi tingkah kekerdusan lo gitu?" Guanlin menatap garang.

"Ih, Guanlin sensi" goda Haknyeon sambil menoel dagu Guanlin.

"Jijik Nyeon! Mit amit!!!" Guanlin mempercepat langkahnya meninggalkan Haknyeon.

Guanlin tak habis pikir bagaimana ia dan Haknyeon bodoh dan kerdus itu menjadi sohib. Padahal kerjaan Haknyeon tiap hari ngerusuhin Guanlin dan Guanlin akan main tangan menanggapi ocehan Haknyeon, dengan menggeplak kepalanya maksudnya.

Guanlin heran, bagaimana bisa Haknyeon bertingkah sok imut dan memasang muka polos tak bersalah sehabis ia melakukan tindak kriminal? (ngerdusin orang contohnya).

We Loved ( PanHwi / GuanHwi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang