Konyol memang jika aku mengakui ketertarikan ku padanya hanya sebatas ice cream.
Iya,berawal dari perjanjian konyol yang diakhiri dengan aku harus mengambil ice cream di kost nya.
"Kamu jadi kan ambil ice cream nya,sayang tuh udah aku beliin,nanti lumer"
Satu notif bbm lagi sudah berapa kali dia mengingatkan aku untuk menemuinya,lebih tepatnya dengan ice cream.
Aku jawab singkat
"Jadi"
Buru buru kubereskan pekerjaanku,jam sudah menunjukkan pukul 11:00 malam.
Keadaan rumah sakit digedung rawat jalan sudah sepi yang terlihat hanya petugas kebersihan dan security yang mondar mandir.
Ku tekan tombol turun dan lift terbuka.
Lantai 1
Setelah fingerprint
Aku melesat menuju parkiran mengambil motor.
Aku tidak tau alamat kost nya,tapi aku yakin tidak jauh dari rumah sakit ini.
Aku sudah sampai di depan rumah yang cukup besar namun gelap.
Didepan rumah ini terlihat jelas nama club sepak bola asal malang cukup jelas tanpa kacamata minus pun aku bisa membacanya.
AREMA
Karena aku merasa sudah tidak nyaman berada di luar tengah malam seperti ini.
ku tekan aplikasi bbm dan mulai mengirim pesan "keluar"
Beberapa menit berselang dia keluar,pria yang biasanya berpakaian formal,saat ini hanya mengenakan celana pendek dan kaos.
"Kamu masuk aja,naik duluan ke atas,nanti aku nyusul,nanti motornya biar aku yang parkirin,ice cream nya diatas mi"
"Aku gamau,takut"
"Ga ada yang perlu kamu takutin ga ada apa apa aku ngikutin kamu dari belakang"
Mau tidak mau aku menurutinya,aku tidak mau jadi pusat perhatian orang orangdiisekitarku hanya perdebatan kecil ini.
Ternyata rumah besar ini nampak dari depan dihuni oleh pemilik kostan,kost an sendiri berada di belakang rumah dan lantai 2 rumah besar berlambang arema ini,motor para penghuninya berjejer rapih diparkiran,suasana nya terlihat sangat sepi dan gelap,mungkin karena masih suasana lebaran dan penghuni kost masih mudik.
Didepan pagar kedua yang aku lewati terpampang jelas
Harap tidak membawa tamu diatas pukul 10 malam,demi kenyamanan dan keamanan bersama.
Deggg
Aku berhenti berjalan ku tengok dia yang mengekor dibelakangku,mendorong motorku agar tidak ketauan.
"Naik mi"
Kelakuan macam apa ini,dia mengajakku menyelinap hanya untuk sebuah ice cream.
Setelah menaiki tangga besi akhirnya aku sampai di lantai dua,pemandangan yang disuguhkan adalah bra yang menggantung tertiup angin.
Ternyata kost an ini bukan saja kostan pria melainkan ada wanita juga,aku cukup tenang.
Dan tidak berpikir akan di mangsa oleh pria pria buas yang aku yakini mereka kesepian.
Aku mengekor dibelakangnya,membuka pintubkamar ikut masuk dan duduk di samping lemarinya,kamarnya tidak begitu besar hanya ada tempat tidur,lemari,tv,rak sepatu dan ohhh astaga dia meletakkan botol botol air meneral dan buku buku berserakan,saat aku mengadahkan kepalaku kulihat atap dari ruangan ini dibagi dua jadi jika kita berisik bisa jadi mengganggu penghuni sebelah.
"Maaf ya berantakan,namanya juga kost an cowo,kamar sebelah suster juga tapi lagi mudik jadi tenang aja"
Seakan membaca apa yang aku pikirkan dia lebih dulu menjelaskannya.
Kulirij ice cream cone mocca yang tergeletak tak berdaya ingin di santap.
Aku adalah pecinta ice cream,kecuali coklat
Butuh kelaparan khusus jika aku sampai berminat ingin ice cream coklat,mual dan terlalu manis menurutku.
Tapi tak apalah ini kan pemberian dan butuh keberanian aku sampai di tempat yang tidak semestinya.
"Itu ice cream aku kan om"
Ucapku manja seperti anak kecil menemukan mainan baru.
Dia hanya mengedipkan matanya dan tersenyum memandangiku yang mulai membuka bungkus ice cream dan mencecapnya.
Setelah ice cream yang rasanya sudah hampir tidak lg dingin dan bisa dikatakan sebagai coklat lumer bukan ice cream itu aku habiskan setengahnya aku merasakan mual.aku enek sekali jika harus makan coklat lumer yang manisnya mungkin membuatku terancam diabetes.
"Abisin tuh om,aku enek banget,ga dingin"
"Ya lagian kamu datengnya kelamaan,aku kan beli nya dari jam 10"
Dia mendekat dan menerima sisa ice cream yang aku sodorkan kepadanya,aku memandanginya yang sedang menikmati ice cream sisaku
Hihi...
Setelah ice cream itu habis.
Dia mendekati aku yang masih menatap layar datar yang mengahadap keranjang tidurnya.
Dia bersila didepan muka ku,hingga aku reflek memundurkan wajahku agar tidak terlalu dekat dengannya,namun naas beggg...tiba tiba kurasakan nyeri di belakang kepalaku,seperti aku terbentur lemari kayu yang cukup menyakitkan ini.
"Jadi ga mi di sumpelnya?"
"Aaaa--
Belum sempat aku bicara dia sudah mendaratkan bibirnya di bibirku , kurasakan dingin dan lembut mulai menyusuri rongga mulutku,aku diam masih diam tak percaya dengan apa yang dia lakukan,dia bosku mencium bibirku.
Akhirnya ia melepas ciumannya setelah beberapa detik aku tak meresponnya,aku masih mengerjapkan mata dengan tatapan tak percaya.
"Ko bengong?"
Pertanyaannya seakan apa yang dia lakukan tadi bukanlah tindakan yang bodoh.
"Katanya kemaren lebaran minta di cium,udah aku cium kan?"
Aku yang masih berusaha mengatur deru nafas detak jantung tak karuan akhirnya memaksa lisanku untuk mengatakan sesuatu
"Om ko??aku bercanda-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends With Benefits
Romancetangan itu memeluk ku erat dari belakang,deru nafasnya terasa begitu hangat di pundakku,ketika akan ku balikkan tubuhku,dia lebih dulu menelusuri leherku semakin panas ku biarkan hingga kami sama sama terlelap lagi siapa yang tidak ingin,berstatus d...