Kisah yang sama

18K 113 0
                                    

Ciumannya semakin memanas,dia melucuti pakaian ku satu persatu.

Kini yang tersisa hanya bra celana kerja ku beserta isinya yang belum ia jamah

Sedangkan dia

Entah bagaimana mungkin dia bisa telanjang.

Aku tak menyentuhnya sama sekali

Dia saiko !

Menelanjangi dirinya sendiri untuk aku jamah.

Kami bertukar saliva,kurasakan kini tubuhku mulai basah karena peluh,dia memelukku,dan menaikkan pantatku di atas pahanya,lebih tepatnya memangkuku dengan begini dia bisa merasakan hangatnya bra dan kulit perutku menempel pada dadanya yang bidang.

Ahhh apa yang aku lakukan

Aku melingkarkan tangaku dilehernya menekan kepalanya untuk lebih dalam menyusuri rongga mulutku.sial kemaluanku memanas,aku tidak memungkiri kini aku menikamati permainannya.

Aku mengehentikan ciuman kami,kini dia merangsangku meniup telingaku dan menjilati leherku.

Dengan lembut dia meremas payudaraku,ohh tuhan dia memang lembut sangat lembut bahkan aku menginginkannya tidak ingin melepasnya.

Dengan satu hentakan ia mampu membuatku terbaring di ranjang dan menindihku,kami berciuman cukup lama hingga aku benar benar harus mengambil oksigen dari dalam mulutnya,ku beranikan membuka mata,ternyata matanya terpejam mungkin menikmati atau mungkin dia tidak percaya jika kini yang ia lumat bibirnya adalah bawahannya yang ia acuhkan di rumah sakit?

Aku memutuskan bermalam disini.

Aku akui dia hebat ini sudah 3 jam tapi belum ada tanda tanda orgasme,mungkin jika kami make love dia tidak akan sekuat ini.

Aku sudah tersendak berkali kali saat melayani benda tegang berotot yang kepalanya licin itu.tapi benda itu masih saja mengeras

Aku masih menatap nanar padanya yang kini terlelap,nafasnya mulai teratur dan aku rasa dia berpura-pura.

Dia tidak benar benar terlelap,aku mendekatinya.

Duduk diatas rudalnya,aku tidak sungguhan mengajaknya merobek kepeawananku karena aku tidak benar benar meyakinkan hatiku untuk memberikan mahkotaku untuknya.

"Kita ga akan making love"

Aku yang masih terpaku dengan ucapnnya,kini kebingungan dengan apa yang lakukan,hei apa maksudnya,dia yang memintaku melayani nafsunya kini dia mengatakan tidak akan making love,bagaimana mungkin dia membiarkan aku terhina seperti ini?

Senyumnya membuatku meringis malu.

Dia menarikku,memelukku dan membiarkan aku merasakan degup jantungnya yang tidak beraturan.

"Om"

Suaraku hampir tidak terdengar,dan aku rasa dia tidak mendengarnya

Om,om ngelakuin ini karena perasaan atau nafsu?

Aku tak tau apa yang aku katakan benar atau salah,jujur aku tak ingin berkomitmen dengan orang yang mungkin sama dengan taufan.

Tapi aku juga takut kalau nyatanya dia melakukan semua ini karena dia menaruh hati pada gadis kecil sepertiku.

"Nafsu"
Masih tersenyum dan mata terpejam dia mengatakkanya

Ada rasa lega,tapi ada yang lain dadakku nyeri,rasanya baru saja ditusuk pisau berkarat,menyakitkan,kenapa aku harus sakit?bukannya seharusnya aku senang?.

Friends With BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang