Hari ini Seongwoo dan Daniel memutuskan untuk makan diluar. Mereka pergi ke sebuah restaurant yang menyediakan berbagai macam masakan Perancis.
Daniel hampir tersedak steak yang tengah dikunyahnya ketika kedua matanya menangkap pemandangan mengerikan di hadapannya.
Disana, kedua orang tuanya tengah menikmati makan malam. Dua meja dari meja yang ditempatinya bersama Seongwoo.
"Ada apa, Niel?" Seongwoo memandang penuh keingintahuan ketika melihat Daniel berhenti melahap makanannya. Tubuhnya pun seperti gemetar dan ketakutan.
Seongwoo menoleh ke belakang, mengikuti pandangan Daniel yang ada di hadapannya. Seketika itu Seongwoo paham.
"Orang tuamu?"
Daniel mengangguk samar-samar. Mencoba menunduk lebih dalam supaya tubuhnya tak nampak dari pandangan ibu tirinya.
"Tidak usah takut. Aku akan menjagamu. Bodyguard-ku pun siap menerjang jika mereka mulai berulah." Seongwoo meraih jemari Daniel. Menggenggamnya, menenangkan.
Daniel mengangguk sekali lagi. Lalu meneruskan kegiatan makannya. Mencoba menenangkan dirinya. Meyakinkan bahwa Seongwoo bisa membantunya jika sewaktu-waktu ibu tirinya itu memutuskan untuk muncul dan mulai berulah.
Kini keduanya tengah menikmati sebotol wine sembari mengobrol sekilas. Meski sesekali Daniel masih melirik takut-takut ke arah orang tuanya.
"Tenanglah, Baby..."
Sekali lagi Seongwoo mencoba menenangkan Daniel. Meski sepertinya sia-sia karena Daniel kembali gemetar. Lalu tak lama kemudian Seongwoo sadar bahwa orang tua Daniel kini ada di samping mereka.
"Oh, Daniel?" sang ibu tiri menyapa Daniel yang wajahnya memucat. Ketakutan.
Seongwoo menoleh menatap keduanya. Tersenyum sopan sebelum berdiri dan membungkuk. "Selamat malam, tuan dan nyonya Kang."
Daniel pun meski gemetar ia tetap menyapa orang tuanya. Menunduk memberi hormat kepada mereka.
Ibu tiri Daniel menatap Seongwoo. "Bukankah kau adalah pengusaha nomor satu di Asia? Ong Seongwoo?"
Seongwoo tersenyum santun. "Ne, saya Ong Seongwoo. Senang bertemu dengan Anda, nyonya."
Sementara tuan Kang membisu. Hanya menatap Daniel dengan sorot kerinduan.
"Ada hubungan apa antara Seongwoo-ssi dengan Daniel?" penuh keingintahuan sang ibu tiri bertanya.
"Saya adalah kekasih Daniel." dengan berani Seongwoo mengatakannya. Membuat Daniel membelalak menatap Seongwoo. Terkejut dengan ucapannya.
Bahkan orang tua Daniel pun nampak terkejut. Tetapi segera menutupinya. "Oh? Benarkah? Bagaimana, yeobo? Daniel sudah memiliki kekasih. Bukankah kita seharusnya mengundang Seongwoo-ssi untuk makan malam bersama?"
Tuan Kang memandangi istrinya. Menimbang-nimbang dan penasaran akan rencana sang istri. Sedikit mencurigakan, tetapi ia akhirnya mengangguk. "Datanglah ke rumah kami, Seongwoo-ssi. Kami ingin mengenal kekasih Daniel lebih dalam."
Seongwoo mengangguk sopan. Tersenyum sekilas, "Tentu, tuan Kang. Saya dengan senang hati akan datang."
Lalu orang tua Daniel berlalu setelah mengucapkan salam perpisahan. Meninggalkan Seongwoo dan Daniel dengan pikiran berkecamuk.
Makan malam itu terjadi juga. Seongwoo sudah bersiap dengan pakaian semi formalnya. Bersamaan dengan Daniel. Keduanya nampak serasi dengan paduan warna navy dan hitam. Menawan.
"Ayo, Baby."
Keduanya berjalan keluar dari mobil Seongwoo. Hari ini keduanya menaiki mobil Porsche milik Seongwoo. Hanya semata ingin memamerkan bahwa Daniel punya kekasih yang kaya, jadi harapan sang ibu tiri bahwa Daniel akan terlunta-lunta di jalanan tidak akan terwujud.
Keduanya disambut oleh orang tua Daniel. Lalu segera mereka menuju ruang makan dan mulai menyantap hidangan yang disediakan.
"Daniel, jangan makan ini. Ada udang." Seongwoo menunjuk hidangan yang akan diambil oleh Daniel. Memilih untuk mengambilkannya makanan yang lain.
"Gomawo..." bisik Daniel pelan.
Begitulah ibu tirinya. Entah tak tahu bahwa Daniel memiliki alergi terhadap udang, atau memang ia lupa bahwa di rumah ini dua lelaki Kang itu memiliki alergi yang sama, tetapi masih bersikeras menyajikan hidangan berbahan udang. Astaga...
Mereka makan dengan tenang. Melewatkan waktu setengah jam hingga akhirnya mereka selesai menyantap hidangan utama.
Dessert mulai dihidangkan dan kini mereka mulai membuka percakapan. Meskipun hanya nyonya Kang dan Seongwoo yang saling berbincang.
"Jadi bagaimana Seongwoo-ssi bisa bertemu dengan Daniel?"
Seongwoo menatap Daniel di sampingnya sekilas. Mengulas senyum sebelum membalas pertanyaan nyonya Kang.
"Kami bertemu atas saran dari sahabat Daniel. Daniel sedikit kesulitan secara finansial kala itu, maka saya memutuskan untuk membantu Daniel dengan memberikan pekerjaan sambilan untuknya."
Seongwoo tersenyum dengan manis. Mengamati bahwa kedua orang tua Daniel sedikit terkejut dengan ucapan Seongwoo.
"Ah... memang benar Daniel sedang sedikit dihukum saat itu."
"Ya. Daniel juga bilang begitu. Meski saya tidak tahu kesalahan macam apa yang diperbuat oleh Daniel hingga hukuman yang diberikan kepada Daniel membuatnya harus keluar dari rumah dan hidup tanpa uang sepeserpun."
Seongwoo mengatakannya dengan nada yang ringan. Seolah tidak tahu menahu tentang permasalahan yang sesungguhnya. Meski Seongwoo sebenarnya tahu. Sangat tahu tentang sosok yang tengah ia hadapi sekarang.
Sekali lagi, Seongwoo sudah bosan dengan trik membosankan seperti ini.
Ibu tiri Daniel nampak tak bisa menjawab. Wajahnya pias. Sedikit ketakutan dengan perubahan aura Seongwoo. Tentu saja, dibandingkan dengan Seongwoo, keluarga Kang tak ada apa-apanya. Meski sama-sama memiliki bisnis yang besar.
"Nyonya dan tuan Kang, saya hanya ingin menyampaikan bahwa Daniel kini baik-baik saja bersama saya. Tak perlu Anda mencoba ingin tahu tentang kabar Daniel. Atau lebih tepatnya, mencoba mencari tahu apakah Daniel sudah membusuk di jalanan atau belum..."
"Saya akan menjaga Daniel. Melindunginya dari orang-orang yang ingin menyingkirkannya, yang menghalalkan segala cara hanya untuk membuat Daniel sengsara. Bahkan tak punya malu untuk kembali mengundang Daniel kembali ke rumah ini setelah mengusirnya."
"Tuan dan nyonya Kang, terima kasih atas jamuan makan malamnya. Saya peringatkan sekali lagi, berhenti mencari tahu tentang keadaan Daniel. Dia bahagia dan akan selamanya bahagia tanpa Anda berdua yang telah membuangnya. Lagipula, untuk apa ingin tahu jika sebelumnya Anda mengusirnya?"
Seongwoo membungkuk sekilas, sebelum menarik tangan Daniel dan meninggalkan kedua orang tuanya yang hanya bisa termangu memandang kepergian mereka.
Daniel sedari tadi diam. Meskipun hatinya bersyukur karena Seongwoo mengungkapkan apa yang dia ingin katakan kepada kedua orang tuanya.
Saat keduanya sampai di dalam mobil, Daniel langsung memeluk Seongwoo erat. Mengecupi kening Seongwoo sembari mengucap terima kasih. Mengundang kekehan dari Seongwoo.
"Kau akan tenang dan bahagia bersamaku, Baby. Tak usah khawatir. Tak usah mempedulikan mereka lagi."
Daniel mengangguk. Yakin akan ucapan Seongwoo. Percaya akan janji Seongwoo. Karena Seongwoo sejauh ini sudah membuktikan banyak hal kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Mommy
Fiksi PenggemarKang Daniel yang membutuhkan banyak dana untuk menopang hidupnya, bertemu dengan Ong Seongwoo yang bisa memberinya segalanya. Tentu dengan imbalan yang setimpal.