Kafe Kecil Pojok Kota

22 1 2
                                    

Sepulang sekolah,Aku membonceng Robi untuk nongkrong bareng teman-teman kelas,karena tadi siang kelas membahas rencana tentang nongkrong sambil nongkrong bareng di sebuah kedai kecil di sebrang kota,Aku hanya ikut-ikutan saja.

"Ini tempatnya?" Kata Amar,salah seorang teman kelasku yang rambutnya klimis.

"Asik juga nih tempat,keliatan indie banget," Kata Ferro,teman kelasku yang indie banget,terlihat dari style rambutnya yang gondrong berponi kedepan,memakai seragam rangkap baju kotak-kotak serta tottebag yang menemaninya setiap saat dia berada.

"Udah lah jangan bacod mulu,skuy pesen kedalem," Kata Robi.

Kelasku mempunyai 12 murid lelaki,namun hanya 6 orang anak saja yang ikut nongkrong,sisanya ada acara pribadi tersendiri.

Setelah pesan beberapa minuman,kita memilih tempat duduk di teras paling depan,di jam 4 sore seperti ini lalu lalang kendaraan tidak begitu bising namun agak padat karena waktu pulang kerja.

Monoton saja,jika nongkrong jam 4 yang kita tunggu adalah tiba nya sang senja,berujung tombak pada secangkir kopi didepan kita,beberapa teman kelas yang merokok menambah gumpalan asap setelah maraknya asap kendaraan di beberapa lajur kota.Bukankah kita seharusnya lebih menyukai sunrise ketimbang senja,karena pada dasarnya sunrise membuka lembaran baru pada hidup kita,sedangkan senja adalah penutupnya ataupun teribaratkan perpisahan,mengingat hal itu aku berpikir sebuah kata-kata yang pernah ada bahwa, "Sebuah perpisahan,entah itu dengan cara sebaik-baiknya ataupun seburuk-buruknya,akan terasa menyakitkan." itu hanya persepsiku saja,ntah dengan seluk beluk pada otak pribadi masing-masing,yang jelas kita mengagungi ciptaan tuhan berupa sang mentari yang terbit dipagi hari dan berorbit pada petang hari.

Pukul 18.00 WIB,waktu menunjukan jam 6 maghrib,hanya kita ber-6 yang masih memakai seragam sekolah,kita membayar minuman lalu pulang menuju rumah masing-masing.

"Duluan woi," Kata Robi di lanjutkan lambaian tangan.

"Ya walaupun lu orangnya dingin,tapi kalo sama temen kelas masih bisa sedikit ngobrol lah ya," Kata Robi.

"Ya gitu lah wkwk,btw berhenti depan gang aja,ntar gue jalan kaki,"Kata ku.

"Oke siap," , Gang Veteran no.72 Jakarta Selatan.Tertulis pada sebuah petak kotak papan jalan disebuah pinggir gang,Robi berpamitan lalu aku berjalan menuju rumah yang menanti diujung gang.

Dengan perasaan cemas karena pulang dijam segini,pikiranku mulai berandai andai kemana-mana,tak karuan.Sampai didepan gerbang layaknya menuju kesebuah lorong dimensi neraka,Aku belum sempat mengabari Ayah,terlihat dari luar sepertinya mobil ayah belum juga terparkir,sedikit mengurangi rasa cemasku.

Membuka gerbang lalu berjalan ke sebuah pintu utama,masuk lalu beranjak ke Kamar,meletakkan tas,mengambil handuk lalu mandi.Setelah beberapa saat,jam dinding menunjukan angka 09.00 PM,namun Ayah tak kunjung datang,Aku berpikir bahwa mungkin Ayah sedang ada lembur ataupun ke luar kota.Aku tertidur.


please come back as before.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang