EOE - PART 2

19.2K 485 9
                                    

×  CERITA MEMILIKI UNSUR 🔞   ×
×  BANYAK ADEGAN SEX YANG AKAN SAYA TAMPILKAN  ×
×  DIBAWAH UMUR DILARANG BACA!  ×
× MASIH BANDEL ? SAYA GA TANGGUNG JAWAB KALO KAMU SAN*E ×

aku sudah keluar dari ruangan pak andre, tadi dia menyuruh untuk menitipkan berkas yang kubawa pada Bu Puput dilantai 5. jadi aku dan iki ke Bu Puput dulu baru ke pak satria.

aku jadi semakin penasaran dengan yang namanya Bu puput, apa dia masih cantik atau sudah tua? huhu aku tak sabar ingin melihatnya. semoga aja beliau cantik ya Tuhan.

aku memasuki lift bersama iki buat ke lantai 5 lebih dulu, aku memerhatikan tombol-tombol yang ada, ada angka 1, 2, 3, 5, 6, 7. sebentar-sebentar seperti ada yang kurang, kemana angka 4? apa disini tidak ada lantai 4 ya?

entahlah aku diam saja, menatap kearah pintu lift. aku tidak memperhatikan angka yang menunjukan lantai berapa sekarang. sampai pintu terbuka, aku kira ada yang mau masuk jadi aku agak sedikit mundur. dan ternyata aku salah, iki menepok pundak ku.

"masih mau diam? ayo keluar." ajaknya, lalu keluar lebih dulu, aku ikut keluar dan memperhatikan angka itu dari luar, ternyata aku sudah berada di lantai 5. kenapa aku tidak sadar ya?

"eh?! tunggu aku iki!" pikik ku mengejar iki yang sudah jalan agak menjauh.

aku dan iki melewati banyak meja agar bisa sampai ke mejanya Bu Puput, dilantai 5 terlihat ramai tidak dengan lantai 3 terlihat sepi dan banyak meja yang kosong.

"disini rame ya, ngga kaya dilantai 3" ucapku dan masih melihat orang-orang yang sibuk dengan komputer atau berkas mereka.

"iya, kalo di bawahkan masih pada cuti. kalo di kantor ini tuh cuti nya di bagi-bagi, ada yang cuti dari tanggal ini sampe tanggal ini, gitu." jelasnya, aku ber-oh ria. iki begitu paham tentang kantor ini. padahal katanya dia kerja disini hanya 2 bulan.

kita sampai dimeja Bu Puput, ekspetasiku ternyata salah, dia sudah berumur. aku mendesah pelan. "permisi bu, ini berkas dari sekre." ucap iki dan memberikan berkas itu pada Bu Puput, Bu Puput melihat sebentar dan tersenyum padaku dan iki. "terimakasih ya" ucapnya, lalu kami mengangguk dan pamit untuk pergi.

aku berjalan di belakang Iki, tak ada niat untuk berjalan di sampingnya sama sekali. saat naik lift juga, aku berdiri di belakangnya aku menyuruhnya untuk berada didepan ku saja.

sesampainya kami di lantai 7, aku melihat Enzo duduk tak jauh dari pintu masuk, di depannya ada laptop dan juga banyak berkas, wah dia sibuk sekali. aku ingin menegur namun tidak enak.

"itu yang duduk disana namanya pak Satria." ucap iki. aku ikut melihat arah mata iki, diantara 4 meja yang mana yang namanya pak satria.

"yang mana?" tanyaku, jujur saja aku bingung, "itu yang pakai kaca mata." ucapnya, aku melihat lagi kearah 4 meja itu. semua pakai kacamata dan wajah mereka juga tidak beda jauh, sama-sama muda.

pria yang bekerja disini pada tampan-tampan ya, tidak dengan wanita yang bekerja disini, hampir semua sudah berumur. aku melihat seorang pria yang tengah duduk sambil memegang tab, siapa ya nama bapak itu? aku penasaran. dia tampan, terlihat manis juga mukanya, memakai kacamata dan rambutnya pun tidak begitu panjang untuk ukuran laki-laki, tubuhnya terlihat tinggi entah tingginya berapa, mungkin kah180 atau 185?

Iki menyeret tanganku, astaga aku hampir saja terjatuh karena tarikkan- nya yang cukup kuat pada lengan ku.

"kita harus cepat biar bisa istirahat." mungkin dia kesal karena aku terus-terusan memikirkan hal yang tidak penting dan nyuekin si iki.

"iya iya! tapi kan gausah di tarik. sakit tau!" gerutuku padanya. yang benar saja genggaman - nya pada tanganku sangat kencang, sehingga menimbulkan bercak merah disana.

End Of Everything Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang