rayon khotijah 2

832 44 1
                                    


"assalamualaikum" salam ukhty salma, ukhty salma perempuan pertama yang aku kenal, orang nya cantik, bersih dan yang pasti senior, kaliini aku diantar olehnya menuju kamar khotijah 2..

kini aku telah berada disebuah kamar, ukuranya tidak terlalu besar, dipingir setiap tembok kanan kiri terdapat lemari yang disusun sampai menyentuh atap, alas dan bantal tak kalah tinggi menumpuk dipojok ruangan

"waalaikumsalam" jawab para perempuan penungu kamar yang akan aku tempati. semua tatapan menuju kepadaku, aku sendiri dibuat malu oleh mereka. tertunduk, iya tertunduk yang aku lakukan sekarang

"kamar khotijah 2 punya angota baru, namanya najibah jihan kamila. yang lain bisa ditanyakan sendiri" ukhty salma menyentuh bahuku, sepontan aku menoleh kepadanya. ia tersenyum kepadaku lalu berbalik menghadap santriwati " ukhty salsa" pangilnya kepada salah satu santriwati yang tengah menatapku.

ku tengok perempuan yang dipangil telah berhadapan dengan ku, ia tersenyum manis, sekalilagi tidak kalah cantik dengan ukhty salma.

"antuna bantu temanmu ini" kata ukhty salma kepada salsa dan ia menganguki setuju tanpa ada penolakan. mungkin takut kepada seniornya jika ia menolak, dasar cupu- benakku

setelah ukhty pergi meningalkan kamar aku mematung tunduk, semua masih terarah kepada ku, ingingkah aku berkata 'jangan menatapku' sekeras mungkin, apakah mereka tidak pernah melihat perempuan cantik sepertiku. ya tuhan

"ayok saya bantu" ajakan salsa kepadaku. aku menganguk dan mengikuti langkahnya sampai diujung ruangan, koper yang kubawa diambil begitu saja, sontak aku menoleh menatap salsa dengan dengan tatapan curiga, apakah ini pembulyan awalku? awas saja kalo berani, akan kujitos hidung pesekmu menjadi rata, datar!

"saya hanya ingin membantu" tebak salsa yang tidak sengaja mengamati raut wajahku, ia tersenyum kepadaku sebagai tanda ia orang yang baik dan aku balas dengan senyum tipis.

~~00~~

dunia masih gelam, angin malam pun masih menyapa, embun pun masih engan turun dari daun, namun cahaya pemberi pahala telah siap untuk para umat yang bersedia membuka kelopa matanya untuk malam ini, bukan untuk berdiam diri melainkan untuk melaksanakan sholat tahajud yang dilakukan di sepertiga malam.

"jihan bangun, sebelum ukhty senior datang!" suara itu sangat melengking ditelingaku, dengan berat hati ku buka kelopak mataku, sebal itu yang aku pendam saat ini. tidak bisa kah aku tidur dengan tenang untuk malam ini!, diriku tadi malam tidak bisa tidur karna suasana rayon yang begitu padat, setiap rayon berisi 45 orang, sedangkan rayon ini terlalu kecil untuk manusia sebanyak itu, setiap santriwati tertidur dengan kaki bertemu kaki, kepala bertemu kepala. bisa digambarkan bagaikan pindang yang siap terjual dipasar.

"eghm.." sesekali aku mengeliat untuk mengendorkan sendi-sendi yang terpanteng karna selama tidur tak bisa ku gerakan. satu sosok wajah yang pertama ku lihat saat bola mataku mulai bening, sosoknya bukan ukhty salma bukan juga salsa. lalu siapa?

perempuan dengan kacamatanya tersenyum manis kepadaku dan membantuku untuk duduk

"aku ica agustina, pangil saja ica" ucap nya memperkenalkan, aku sedikit terkejut akan kejadian ini, secepat itukah ia memperkenalkan diri kepada seseorang tanpa mengenal terleih dulu?, bagiku sangat ajib, bukan mengapa, Niana selaku sahabat dekatku saja mau berteman kepadaku harus mengetahui asal usulku. sunguh ramah.

" jihan" balas ku mengenalkan diri, ekspresi ku jangan ditanya, kaget,sok, atau sejenisnya.

"cepat lah ambil wudhu, sebelum ukhty senior datang" perintah ica dengan wajah yang dibuat-buat. aku menganguk dan ica tersenyum setelah itu pergi meningalkan ku, aku masih terdiam ditempat tidurku, aku tatap penghuni rayon yang tengah sibuk dengan alat-alat sholatnya, ada pun yang tengah merapikan alasnya setelah tidur. aku mengambil nafas barat. apakah ini akan terjadi setiap harinya? entah lah, sepertinya ini tidak bisa di diamkan.

~000~

"kamar mandi" ruangan itu yang tengah ku cari akhirnya didepan mataku. langkahku memasuki kamar mandi dengan lampu redup. bulu kuduk ku berdiri, rasa takut akan kehadiran makhluk tak kasat mata terus menghantui pikiranku. sunyi tiada orang pun yang menghuni 50 kamar mandi, bagaimana tidak merinding? disini hanya ada aku sedangkan lorong kamar mandi sangat panjang dengan cahaya yang minim, apakah disini listrik mahal atau mungkin pelit.

cepat-cepat ku masuk kamar mandi paling depan, aku tak ingin berlama-lama disini bisa-bisa pikiran ku kemana-mana membayangkan betapa seramnya apabila bertatap langsung.. hii

setelah urusan kangen-kangen dengan air selesai dengan cepat aku kembali ke rayon untuk mengambil mukena yang tadi dibelikat mama tengan perjalanan.

lorong yang dipenuhi dengan kamar terlihat sangat sunyi hanya terdapat beberapa santri yang menatapku dengan raut yang tak bisa aku artikan, tidak mereka menatapku dengan tatapan cemas, sesuatu yang buruk terbit begitu saja dalam perasaan ku, entalah aku mencoba kembali tenang. 

sesampainya dikamar. sudah tiada lagi penghuni kamar, kemana mereka?, apakah mereka meningalkan ku begitu saja?  "astaga" ucapku kaget, bagimana tidak, 30 menit aku mandi! bukan kah sangat lama untuk seorang santri?

ku ambil mukena dengan kilat dan berlari menuju masjid yang sudah aku datangi saat sholat isya bersama mamaku tadi malam, saat diperjalanan hanya do'a akan makan yang selalu aku panjatkan, entalah efek dari rasa takut yang mungkin membuatku lupa dengan semua do'a. benar! masjid sudah dipenuhi oleh kaum hawa dengan kitab suci ditangan mereka. 

sesekali aku tengok kanan kiri depan belakan, memastikan tak ada ukhty sonior  yang memergoki ku, merasa semua aman dan terkendali dengan hati-hati dan sangat pelan aku melangkah dengan kaki, yang aku usahakan tidak berbunyi, keringat sudah bercucuran di kening ku yang telah tertutup rapi dengan mukena putih yang ku pakai atasanya, napaspun mulai teratur, tingal beberapa langkah lagi, rasa bahagia dan banga kepada diriku sendiri sudah mulai terbit diwajahku, sunguh hebat kau jihan- bangaku dalam hati. 

"ukhty! kenapa baru datang?" mata ku membulat setelah terdengar suara,  


jangan lupa vote+commen, jngan lupa follow :>

Cahaya Santri (UPDATE sambil REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang