[ToMF 01] Helisma Si Pemalas

3K 156 23
                                    

"Helisma, bangun! Heh, Helisma!" usik Ibu Sumini — seorang nenek beranak tiga, sembari terus menampar pipi bakpao Helisma dengan lembut.

"Lima menit lagi, ah!" Helisma langsung menutupi dirinya dengan selimut.

Sumini geleng-geleng atas kemalasan anak gadis tengahnya. Kemudian masuklah putrinya yang tertua — Nurhayati.

"Adik kamu malas banget, Nur." dengusnya sedikit putus asa. "Gimana nanti, kalau sudah kawin sama Si Gito?"

Ia mengelus bahu Ibu Sumini dengan lembut, paham atas yang dirasakan Sang Ibu, terkait Helisma yang semalas koala.

"Udah, biar Nur yang urus Eli. Ibu masak aja ke dapur!" tuturnya, Ibu Sumini sempat ragu-ragu atas usulannya.

"Percaya sama Nur, Bu!" sambungnya.

Ibu Sumini mengangguk dan pergi ke dapur. Aya malang kerik, menghela napas melihat ke Eli yang masih asyik tertidur pulas.

"Huft, mesti begini." Aya mengelus dagunya sambil bersendekap. "Hm, gimana ya caranya biar Eli bisa jera?"

Ia berpikir keras tentang metode yang brilian untuk mengerjai adiknya. Tidak butuh waktu lama, ia seketika menjentikkan jari begitu sebuah ide terpintas dalam kepalanya. Dia pun keluar untuk menemui Christy — putri bungsunya yang masih berusia tiga tahunan, membisikkan yang harus dilakukan oleh putrinya terhadap bibinya.

"Mau es jeruk, kan? Jadi lakukan apa yang Mami suruh, oke!" tuturnya, Christy hanya bisa mengangguk polos.

Dia naik ke kasur Eli dan melakukan yang diinstruksikan maminya. Setelah selesai, mereka keluar, menemui Ibu Sumini yang sedang memasak di dapur.

"Eli sudah bangun?" tanya beliau sembari menyajikan makanan, dibantu Aya yang sedang sumringah.

"Sebentar lagi, Bu." jawabnya, ia tersenyum jahil.

Sumini curiga, "Maksudnya?"

Aya pun menatap ke arah Christy, ia tersenyum. Aya berhitung tiga detik, sampai akhirnya sesaat kemudian, Eli benar-benar keluar dari kamarnya.

"Siapa yang berak di kasur aku? Jawab!" teriak Eli, berjalan cepat masuk ke tempat makan sambil marah-marah.

"Tuh, kan bangun? Kan Nur udah bilang? Percaya sama Nur!" katanya pada beliau, sangat percaya diri, tidak merasa berdosa.

"Anak Mami pintar!" Aya memuji putrinya.

"Mang iya?" balas Christy dengan polos.

Eli tercengang begitu mendengar jawaban Aya. Sumini tak kalah terkejut, karena apa yang telah dipikirkan Aya demi membangunkan Eli. Sedangkan, Aya cuma mentertawai muka Eli yang baginya sangatlah lucu. Dia benar-benar puas.

"Astaga! Anak sulungmu, Mas Bob!" batin Ibu Sumini, memijat keningnya yang mendadak menjadi pusing akibat kejahilan Aya barusan.

— [The Tales of Mantis Family] —

Tales of Mantis Family (Kumpulan Kisah Keluarga Cangcorang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang