[ToMF 06] Ulang Tahun Dhea

714 62 12
                                    

Dhea Angelia merupakan bungsu di antara tiga bersaudari, putri Bobby juga Sumini. Ia berusia kepala dua mulai hari ini. Pak Boby dan Ibu Sumini berencana memberi kejutan untuk putri mereka yang tersayang itu.

'Selamat ulang tahun, Dey' seru Nur, sambil menyodor camilan favorit Dhea, pengganti kue mangkuk yang ternyata telah dimakan Chika dan Christy sebelumnya.

'Eh, emang aku ultah ya?' tutur Dhea, lantas menggaruk rambutnya yang kucel.

'Dey, Ibu tahu di otakmu isinya cuma makan aja, namun jangan sampai lupain tanggal ul-tah sendiri juga, kali!' sentak Bu Sumi, sebal karena kebodohan Dhea.

Dhea hanya memekik tawa, 'Bercanda'

Mereka mengembus napas sebal, kemudian menyodorkan sepiring seblak dengan enam lilin di atasnya, mewakili usia Muthe, gadis yang dipungut Gito dan Eli dari bak sampah depan rumah mereka.

'Ya Allah, terima kasih telah membuat Dhea dikelilingi oleh orang-orang yang baik, serta berkah selama ini. Semoga Dhea bisa balas kebaikan semuanya. Aamiin'

Dhea meniup api lilin tersebut.

'Terima kasih ya, Bapak, Ibu, Mbak Nur, Ceu Eli, Mas Gito, dan~' Dhea melihat ke pundak Nur lantas tersenyum, tipis. '~Mas Puco'

Nur pun terkejut, 'Jangan ngaco, kamu! Mas Puco sudah kubunuh empat tahun lalu biar kita bisa rebut hartanya, bukan?'

Dhea mengelih muka Nur yang panik, 'Dhea tahu kok, tapi kan qorinnya masih tinggal di rumah ini?'

Nur makin melotot, tak percaya.

'Dhea bisa lihat begituan?' desis Gito kepada Eli yang ada di sisinya.

'Mungkin. Dia nggak pernah cerita' tutur Eli yang heran juga.

'Ya Tuhan, kenapa orang di rumah ini sukar ada yang normal sih?' gumam Gito, melihat mata Eli.

Eli mengangkat bahunya, seakan bilang 'Ya beginilah saudariku'

'Terima kasih atas kejutannya, semua' cakap Dhea, menghapus air mata haru. 'Maaf, Dey udah ngecewain kalian'

'Ngecewain gimana sih, Dey?' tanya Nur.

'Dhea~' ujarnya, menahan jawaban.

'Dhea~' ucapnya lagi. 'Aduh, gimana caranya jelasin ya?'

Pak Bobby merangkul putrinya itu, lembut supaya Dhea tenang.

'Pelan-pelan aja, Su!' kata Pak Bobby, sedikit lembut. 'Jelasin pelan-pelan!'

Dhea bernapas, merangkai kalimat yang pas supaya semuanya yang menunggu tak kaget atas pernyataannya nanti.

Dia mengisap napas, lalu diembus perlahan lewat mulut, dan bilang 'Dhea hamil'

— [The Tales of Mantis Family] —

Tales of Mantis Family (Kumpulan Kisah Keluarga Cangcorang)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang