1.

13.6K 1.1K 111
                                    


and if the music is good, you dance


Chaeyoung menguap lebar sambil jalan ke meja kerja depan balkon dengan satu set PC beserta pemiliknya yang bertengger disana. Laki-laki itu masih, nggak tahu tepatnya ngapain, yang jelas dia khusu' menatapi detail-detail bangun ruang di monitor. Duduknya nggak estetik banget karena alih-alih dikategorikan duduk, dia malah kayak jongkok di atas kursi dengan kacamata yang melorot sampai pangkal hidung.

"Jung, duduk yang bener" kata Chaeyoung setengah beler karena aslinya dia udah ngantuk banget. Barusan aja dia nyelesain laporan audit pabrik sarden di Wilhelmshaven. Kalau inget trip kesana itu rasanya ngebetein karena perjalanannya rusuh papasan sama orang demo.

"Hm?" Jaehyun mendongak ke Chaeyoung sebentar sebelum balik ke monitor lagi. "Iya" jawabnya, menanggapi teguran Chaeyoung yang mungkin kalau diakumulasiin udah keseratus ribu pangkat enam kalinya. Sebanyak itu tapi semuanya cuma dijawab iya tanpa perubahan berarti. Jaehyun tetep nangkring di kursi.

Chaeyoung sendiri udah nggak ambil pusing dan lebih milih menerima iya-nya Jaehyun sebagai iya beneran. Dia juga tahu kalau Jaehyun itu tipe yang kalau belum kapok nggak akan tobat. Jadi yang tadi dia omongin ke Jaehyun itu cuma bagian dari rutinitas sehari-hari aja. Tanpa berekspektasi apa-apa.

"Aku tidur duluan ya" kata Chaeyoung sambil sekali lagi menguap. Ngantuknya bener-bener kebangetan. Matanya pegel banget daritadi liat layar laptop mulu.

"Iya" jawab Jaehyun yang kali ini nggak lepas dari layar PC. Kayaknya layar monitor yang penuh radiasi itu lebih menarik dari muka istrinya sendiri. Tapi sekali lagi Chaeyoung nggak ambil pusing. Dia menerima lagi iya-nya Jaehyun bulat-bulat tanpa minat protes.

Maka daripada berlama-lama nahan ngantuk, Chaeyoung cuma mengelus punggung Jaehyun yang satu setengah kali lebih lebar dari punggungnya sambil bilang,

"Don't up too late"

Yang kemudian akan diangguki oleh Jaehyun sebelum akhirnya Chaeyoung pergi tidur.

Maka seperti runtutan scene yang teratur, Chaeyoung langsung naik ke tempat tidur begitu dapat jawaban iya dari Jaehyun.

Kamar tidur mereka nggak besar. Cuma ada barang-barang yang mereka butuhin karena baik Chaeyoung atau Jaehyun sama-sama menyetujui konsep sustainable life. Padahal kalau boleh jujur, alasan sustainable life itu cuma 60% aja, sisanya karena mereka harus hidup perhitungan karena demi apapun pernikahan direntang dua tahun itu yang diagendakan masih sangat amat banyak sekali.

Chaeyoung barusan menyelimuti diri dengan nyaman dibalik bed cover tribal faforit Jaehyun waktu arah pandang matanya menangkap punggung Jaehyun yang berpendar menutupi layar PC. Chaeyoung cuma ngeliat tanpa bergeming, tanpa intensitas apapun sebelum otaknya yang kontemplatif membawa pikirannya kemana-mana bahkan sampai ke Papa-nya yang ratusan mil di Australia.

Sedikit banyak punggung Jaehyun mengingatkan Chaeyoung ke punggung Papa. Waktu lagi lembur, punggung Papa juga selalu merunduk fokus ke lembaran kertas yang berceceran. Seakan-akan kertasnya bakal lari kalau Papa meleng. Punggung Jaehyun juga mengingatkan Chaeyoung ke punggung Papa waktu sembunyi lari-larian dari Alice atau waktu mati lampu. Punggungnya bisa menutupi apapun yang ada di depan Chaeyoung til the point she feels secure.

Chaeyoung jadi inget waktu ke Füssen dan capek karena terlalu excited ngelilingin Hohenschwangau yang mirip kastil-nya Belle, dia digendong ke penginapan sama Jaehyun. Bukan karena Jaehyun romantis tapi doi gregetan Chaeyoung berhenti mulu dan ngeluh kakinya pegel padahal Jaehyun udah pingin rebahan. Tapi walaupun sepanjang jalan diomelin, Chaeyoung sama sekali nggak protes karena rasanya terlalu overwhelming sampai daripada fokus ke omongan Jaehyun, Chaeyoung lebih memilih mengapresiasi kerelaan Jaehyun nanggung dia di punggungnya. Hal yang seumur-umur Chaeyoung pikir cuma Papa-nya yang mau dan bisa. Dan mungkin pemikiran itu akan selamanya bertahan begitu kalau hari itu Jaehyun nggak merelakan punggungnya untuk dibebani Chaeyoung.

fee•ka ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang